BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Home Berita Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-106 Tingkat DIY Diperingati Khidmad

Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-106 Tingkat DIY Diperingati Khidmad

Tema Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-106 Tahun 2014 ? Maknai Kebangkitan Nasional, Melalui Kerja Nyata Dalam Suasana Keharmonisan Dan Kamajemukan Bangsa? mengandung 3 makna yang sekaligus menjadi instrument ukuran sejauh mana nilai nilai nasionalisme terimplementasi dalam karsa, cipta dan karya kekinian kita secara nyata . Artinya nasionalisme bukan sekedar diskursus dan wacana yang sorak-sorai. Makna nasionalisme kekinian bukan lagi kamuflase kerinduan romantisme perjuangan masa lalu. Tetapi bagaimana kita mengimplementasikan romantisme perjuangan tersebut kedalam pola pikir, pola sikap dan perilaku kebangsaan selaras dengan tuntutan zaman.

Penegasan demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Tifatul Sembiring dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta Marsekal Muda (Marsda) TNI Tabri Santoso, S.IP pada upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tingkat DIY Tahun 2014 tadi pagi(selasa,20/5) di Stadion Mandalakrida Yogyakarta, yang juga dihadiri Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX dan Pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah?serta? Kepala SKPD se DIY.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan pengibaran Bendera oleh petugas Siswa SMA 1 Pengasih dan SMK Temon, Pembacaan UUD 1945, Pembacaan Teks Pancasila oleh Inspektur Upcara ,? diikuti oleh TNI dari ke 3 angkatan , Polri, Sat Pol PP, PNS, Mahasiswa,Menwa, Ormas, Pramuka dan Pelajar berlangsung khidmad dengan komandan upacara Tomi Aryanto dari TNI AU.

Menkominfo lebih lanjut menyatakan bahwa, membangun Indonesia baru di masa depan adalah antitesis dari kepentingan kelompok dan individu, antithesis berfikir kedaerahan, antitesis dan cara berperilaku kepartaian atau golongan. Namun nasionalisme yang diperlukan adalah nasionalisme berkontribusai bagi kedaulatan dan harga diri berbangsa.

Makna yang ke dua pada dasarnya kita menginginkan sebuah keharmonisan dalam perilaku kehidupan dan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara . Nasionalisme tandasnya terbangun bukan dari perilaku saling menuding, bukan saling menyalahkan dan bahkan bukan untuk saling menyingkirkan. Karena kekuatan kebangsaan ini bersemi dalam kohesivitas yang harmonis dari kekuatan dan energy potensi yang telah kita miliki.

Dan makna yang ketiga memberikan rujukan bahwa kekuatan sebuah bangsa tercirikan dari bagiamana perbedaan dan kemajemukan dapat dikelola menjadi kekuatan. Indonesia yang memiliki lebih dari 300 kelompok etnis, lebih dari 250 bahasa daerah,keragaman komposisi pemeluk agama tersebar di nusantara tandas Inspektur Upacara sebuah kekayaan sekaligus kekuatan. Oleh karena itu sebagai Negara yang kaya akan keberagaman etnis, suku, budaya dan agama, menyadari bahwa kohesivitas kesadaran akan keberagaman senantiasa terjaga secara terus menerus dan berkesinambungan atas dasar komitmen dan kesadaran bermsyarakat, berbangsa dan bernegara tidak boleh luntur sampai kapanpun.

Diakhir sambutannya Menkominfo melalui Inspektur Upacara Marsekal Muda (Marsda) TNI Tabri Santoso, S.IP mengatakan bahwa menjadi kekhawatiran kita bersama bahwa saat ini tampaknya sedikit mengalami penggerusan dari hakekat nasionalisme itu sendiri. Semangat persatuan kesatuan yang menjunjung tinggi nasionalisme yang dulu didambakan dan dibanggakan, justru malah di berbagai daerah banyak terjadi konflik antar etnis, tawuran antar pelajar, tawuran antar warga, sikap prasangka antar kepentingan dan lain-lain.

Untuk itu dengan makna Kebangkitan Nasional ini adalah semangat untuk berani? melakukan evaluasi diri semangat bagi penguatan komitmen seluruh komponen dan potensi bangsa dalam membangun Indonesia ke depan yang lebih baik.

''Upacara juga dimeriahkan dengan Paduan suara dan Tari yang berjudul Roro muratsari.''

Usai Upacara bendera Peringatan Hari Kebangkitan Nasional dilanjutkan dengan ziarah ke makam Tokoh Kebangkitan Nasional yaitu dr. Wahidin Sudiro Husodo di Mlati, Kabupaten Sleman, dengan Inspektur Upacara Dan Rem 072 Pamungkas Sabrar Fadillah yang dihadiri Setditjen Kominfo Sofyan Tanjung, Staf Ahli Bidang Hukum Kementerian Kominfo Budi Priyono, Kapolda DIY Haka Astana dan Pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah DIY yang ditandai peletakan karangan bunga dan tabur bunga dipusara Wahidin Sudiro Husodo dan keluarga. (kar/skm)

Pejabat

Pejabat Biro Umum dan Protokol Setda DIY