BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Home Berita Pinter Tidak Jujur Tidak Ada Gunanya

Pinter Tidak Jujur Tidak Ada Gunanya

Dari hasil invetigasi ternyata beberapa kasus korupsi ditemukan banyak melibatkan keluarga seperti orangtua dengan anak, suami dengan istri, bahkan ada yang melibatkan lengkap orangtua,suami dan istri ,anak, ipar serta menantu.

Oleh karena itu fenomena yang terjadi seperti itu, maka pemberanmtasan korupsi di Indonesia sudah harus bergerak kea rah yang menyentuh persoalan akar korupsi yang berawal dari system yang buruk dan karakter individu yang cenderung korup.

Demikian disampaikan Ketua KPK M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum. kepada waartawan dalam jumpa persnya siang tadi (Selasa,20/5) di Gedung Pracimosono,Kepatihan Yogyakarta yang dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

Menurut Ketua KPK itu untuk menekan peluang dan melakukan upaya pencegahan tipikor sedari ini hingga hulu pada lingkungan keluarga, KPK mencoba melakukan serangkaian riset dan tinjauan ethnografi serta diskusi public terkait upaya optimalisasi peran keluarga, khususnya para pemangku kepentingan untuk bahu membahu dan berperan serta aktif pada upaya pencegahan tidak pidana korupsi.

Gerakan budaya membangun anti korupsi di Yogyakarta ini tandas Busro Muqoddas sebagai pilot percontohan agar menjadikan masyarakat di Indonesia lainnya bisa menghadirkan generasi mendatang yang berintegritas tinggi.

Sementara itu Gubernur DIY dalam Jumpa pers tersebut juga menambahkan bahwa progran pencegahan korupsi berbasis keluarga atau kata lain Jujur barengan itu masyarakat jangan berasumsi bahwa dalam suatu keluarga itu dikumpulkan kemudian ditraining untuk tidak korupsi, tetapi program ini akan berproses sendiri yaitu orang tua dalam keluarga itu berubah untuk tidak melalukan tindakan yang mengarah kepada tindak korupsi misalnya. Sehingga orangtua bisa memberikan pitutur kepada keluarga termasuk anak sehingga orangtua bisa ditauladani oleh anaknya.

Contoh kecil saja ketika orang tua ada masalah jangan marah-marah dihadapan anak-anak yang belum waktunya mendengar itu. Apabila sampai terjadi orang tua bertengkar anak-anak nonton nantinya akan memberikan suasana atau dampak kepada anak yang tidak nyaman. Yang terpenting bai anak bagaimana anak bisa dididik bagaimana belajar pada orangtuanya, meneladani kakak-kakanya pada hal-hal yang positif. Berarti kita harus mengembangkan kearifan yang berkembang dalam keluarga itu hal-hal yang positif secara tradisi, secara budaya dan beradaban itu. ? Coba kita bangun kembali, kita ingat kembali, meskipun zaman ini berbeda. Anak-anak kita didik untuk menjadi wong pinter dan jujur, Kalau jadi wong pinter tidak jujur untuk apa, pinter dingo ngakali wong liyo, pinter ming ggo ngakali negoro yo ra ono gunane? Tandas Gubernur DIY Sri Sultan HB X.(Kar/Skm)


Pejabat

Pejabat Biro Umum dan Protokol Setda DIY