BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Home Berita Upacara Peringatan Hadeging Kabupaten Gunungkidul Ke-183

Upacara Peringatan Hadeging Kabupaten Gunungkidul Ke-183

Upacara Peringatan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul ke-183 tadi pagi (Selasa, 27/5) dilaksanakan di Alun-alun Wonosari secara meriah, seluruh peserta upacara berpakain Jawa,demikian juga tata cara? upacarapun menggunakan bahasa jawa, dengan? komandan Upacara Asung Bintara dari Bagian Umum,sedangkan? Inspektur Upacara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

?

Peringatan Hari jadi yang mengambil tema? Dengan Semangat Hari Jadi Ke-183 Kabupaten Gunungkidul Menjadi Landasan Kebersamaan dan Daya Kreativitas Masyaraklat Menuju Gunungkidul Bhumikarta?

Menurut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutannya yang disampaikan dalam bahasa jawa, bahwa tema tersebut dapat diwujudkan dalam langkah dan tindakkan yang teratur dan khidmad jauh dari bencana.? Tema puniki muga bisa rancak ing tumindak kanthi khidmat nir sambekala?

Sementara itu Gunungkidul Hj.Badingah.S.Sos dalam laporannya menjelaskan bahwa, Masyarakan Gunungkidul masih merasa belum mampu mengolah potensi dan sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Gunungkidul,untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Gunungkidu. Namun demikian Pemerintah Gunungkidul akan berusaha sekuat tenaga mengolah potensi tersebut dengan baik, atas? dukungan serta? partisipasi? dari seluruh masyarakat, dan arahan dari Pemerintah, baik Pemerintah pusat maupun DIY. Sehingga sinerginitas pelaksanaan program akan bisa dilaksanakan dengan baik.

Dijelaskan oleh? Bupati Gunungkidul Hj.Badingah.S.Sos, bahwa Aparatur Pemerintah? Gununungkidul menyambut baik adanyan? Undang-undang Keistimewaan DIY (UUK) yang dititik beratkan pada lima Bidang, salah satunya Kebudayaan. ? Sehubungan dengan hal tersebut Bupati beserta jajarannya menyatakan dukungannya dengan setiap tanggal 27 setiap bulannya, seluruh jajaranya mulai dari pegawai Kabupaten hingga desa dalam melaksanakan tugas memakai busana jawa, dengan komunikasinyapun juga bahasa jawa, ini merupakan komitmen untuk melestarikan budaya jawa.

Lebih lanjut Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa, menurut buku ?Peprentahan Praja Kejawen ? yang ditulis Mr.R.M, Suryadiningrat yang kemudian dikuatkan oleh Mr.AK.Pringgodigdo, bahwa berdirinya Wilayah Administrasi Kabupaten Gunungkidul tahun 1831, setahun setelah terjadinya perang Diponegoro itu bersamaan dengan berdirinya kadipaten-kadipaten lainnya di Yogyakarta dan disebutkan bahwa Gunungkidul merupakan wilayah DIY sebelah timur sungai Opak? Goenoengkdidoel, wewengkon pareden wetan Opak?

Terkait dalam mewujudkan Gunungkidul Bhumikarta, karena berlandasakan semangat kebersamaan, yang artinya kita harus bisa melaksanakan tepo sliro, dengan mempererat tali persaudaraan antar suku, agama, ras dan golongan. Sebab? ada pepatah mengatakan bahwa ? rukun agawe santosa, crah agawe bubrah ?.

Artinya lanjut Sultan HB X, apa karena hanya beda agama dan keyakinan kita harus ? crah? (berkelahi). Mestinya? tidak seperti itu ?. Oleh karena itu Gubernur DIY dalam kesempatan Peringatan Hari jadi ke-183 tersebut menegaskan dan percaya bahwa, masyarakat Gunungkidul sudah paham terhadap makna kebersamaan hakiki. Karena seluruh landasan dan aturan tersebut sudah tersurat dan tersirat dalam dasar Negara dan ideologi bangsa yaitu Pancasila dan sesanti ?Bhenneka Tunggal Ika?

Disamping itu menurut Gubernur DIY, sebenarnya pengetahuan Jawa sudah mempunyai pitutur luhur yaitu ?rukun dan kurmat ? Rukun dan saling hormat menghormati sesama, hablum minna nas, meskipun berbeda agama dan keyakinan.? Sejatine kawruh Jawi ugo nduweni paugeran luhur ? rukun lan kurmat ?. Rukun lan kurmat-kinurmatan ing sesame.

Menyinggung misi Kabupaten Gunungkidul untuk mewujudkan majunya ?Among Tani ? harus diupayakan bersamaan dengan mulai menyiapkan sarana dan prasarana pembudidayaan yang menuju kearah ? dagang layar ?. Sebagai contoh saja dalam sejarah Sriwijaya bahwa Sriwijaya yang juga mempunyai nama Swarnadwipa, runtuh dalam kemajuan dagang layar karena tidak didukung oleh olah tani yang kuat.

Untuk itu diakhir sambutannya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, disamping mengucapkan selamat

?

memperingati Hari Jadinya ke- 183 bagi masyarakat Gunungkidul,Gubernur DIY,juga senang karena seluruh? kepala pamong se Kabupaten Gunungkidul yang bersedia menggunakan busana dan bahasa jawa setiap tanggal 27,? sebgai bukti nguri-uri kebudayaan jawa supaya tradisi ini? tidak hilang tetapi bisa berkembang di wilayah Gunungkidul.

Peringatan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ke-183 dimeriahkan? tari Gambyong yang dimainkan oleh 120 siswa SMP,SMA/SMK se Kabupaten Gunungkidul tersebut dengan disaksikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kapolda DIY Haka Astana, Dan Rem 072 Pamungkas Sabrar Fadillah, Muspida Kabupaten Gunungkidul, dan masyarakat.

Bupati Hj.Badingah.S.Sos menerima pisungsung (Upeti tanda tresno) berupa gunungan terbuat dari berbagai hasil olah tani dari 18 Camat se Kabupaten Gunungkidul, namun? oleh Bupati dikembalikan lagi kepada para camat tersebut untuk dibagikan kembali kepada masyarakat guna kesejahteraan masyarakat dan kemudian diperebutkan? oleh? asyarakat ditengah Alun-alun Wonosari.

Peringatan Hari Jadi /Peringatan Hadeging kabupaten Gunungkidul tidak hanya berakhir dengan upcara ini, namun sore harinya akan dimeriahkan dengan persta Karnaval kelingling Kota Wonosari, yang diikuti dari 18 Kecamatan, serta utusan Desa-desa se Kabupaten Gunungkidul.(kar/skm)

Pejabat

Pejabat Biro Umum dan Protokol Setda DIY