BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Berkebun dan Kegiatan Fisik Lainnya Memperpanjang Usia Lansia

'Garden Gate Vineyards' photo (c) 2008, Southern Foodways Alliance - license: http://creativecommons.org/licenses/by/2.0/

Berkebun banyak manfaatnya. Selain kepuasan dari memiliki taman yang cantik atau sayuran dan buah yang segar untuk dimakan, aktivitas berkebun juga menenangkan pikiran dan menyenangkan hati. Bagi para lansia di atas 60 tahun, penelitian terbaru menyebutkan bahwa berkebun ternyata juga dapat memperpanjang usia.

Aktivitas fisik penting pada usia berapa pun, tetapi dengan meningkatnya usia semakin penting manfaatnya karena banyaknya risiko berbagai penyakit. Sayangnya, dengan meningkatnya usia kebanyakan orang justru semakin sedikit bergerak. Mereka hanya duduk-duduk, beristirahat dan menonton TV. Gaya hidup seperti itu sangat tidak sehat.

Sedikit aktivitas fisik pun sebenarnya lebih baik daripada tidak sama sekali. Peneliti dari Karolinska University Hospital di Swedia menemukan bahwa aktivitas fisik seperti berkebun dapat mengurangi risiko serangan jantung atau stroke dan memperpanjang umur hingga 30 persen.

?Temuan kami sangat penting untuk para lanjut usia, karena orang-orang dalam kelompok usia ini cenderung, dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, menghabiskan proporsi yang relatif lebih besar dari hari mereka melakukan kegiatan-kegiatan rutin karena mereka sering kesulitan untuk mencapai tingkat intensitas latihan yang direkomendasikan,? tulis para peneliti.

Penelitian ini memantau 4.232 peserta berusia 60 atau lebih selama 12,5 tahun. Pada awal penelitian, peserta ditanya tentang berbagai aspek gaya hidup mereka: apakah mereka merokok, minum alkohol, dan berolahraga, serta apa diet mereka dan apa jenis kegiatan yang dilakukan secara teratur. Para peneliti tidak hanya membatasi kegiatan yang teratur pada olahraga tetapi juga aktivitas lain seperti mencuci mobil, membereskan rumah, berkebun atau memetik buah. Mereka juga menjalani tes untuk kadar gula darah dan lemak darah dan faktor pembekuan darah untuk menentukan kesehatan jantung mereka.

Bahkan perbandingan data awal penelitian menunjukkan bahwa mereka yang bergaya hidup aktif melaporkan faktor risiko masalah kardiovaskular yang lebih kecil dibandingkan yang kurang aktif. Misalnya, mereka memiliki lingkar perut lebih kecil dan lemak darah yang kurang berbahaya.

Dua belas tahun kemudian, orang-orang yang tidak meninggal oleh serangan jantung atau stroke (476 orang) dan penyebab lainnya (383 orang) berpartisipasi dalam studi tindak lanjut. Para peneliti menemukan bahwa orang yang terus aktif dengan kegiatan-kegiatan rumah tangga memiliki risiko 27 persen lebih rendah terkena serangan jantung atau stroke dan risiko 30 persen lebih rendah untuk meninggal akibat penyebab lain. Mereka juga memiliki risiko lebih rendah untuk sindrom metabolik, yang kata para peneliti dapat disebabkan oleh terlalu banyak duduk. Kebanyakan duduk juga dikaitkan dengan perubahan hormon yang dapat memengaruhi kekuatan otot dan menciptakan efek domino dari kesehatan yang buruk.

?Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa gaya hidup aktif, apakah seseorang beraktivitas fisik secara teratur, berdampak positif pada kesehatan sistem kardiovaskular dan kemudian memperpanjang harapan hidup,? para penulis menyimpulkan.

Sebuah studi sebelumnya menemukan bahwa orang yang suka berkebun cenderung tidak kelebihan berat badan karena mereka lebih mungkin untuk dikelilingi oleh buah-buahan dan sayuran, sehingga cenderung untuk mengambil pilihan yang lebih sehat dan menurunkan risiko penyakit yang terkait obesitas seperti diabetes.

??????
Sumber : Ekblom B, Vikstrom M, et al. The importance of non-exercise physical activity for cardiovascular health and longevity. British Journal of Sports Medicine. 2013.