Industri Kreatif di Dusun Cempluk, Dlingo, Bantul

Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai daya potensi kreatif yang diproduksi oleh masyarakatnya di berbagai pelosok. Untuk melihat dari dekat potensi yang dipunyainya, Pemda DIY bersama, dalam hal ini? yang dipimpin Kasubag PDM, Bagian Humas Biro Umum, Humas dan Protokol DIY, Dra. EC Sukarmi MM dan Sekretaris Dekranasda DIY mengajak para wartawan unit Kepatihan Yogyakarta untuk melihat dari dekat potensi kerajinan yang dihasilkan dari Dusun Cempluk, Mangunan, Dlingo, Bantul.

Dusun Cempluk, Mangunan, Dlingo Bantul terdapat banyak pengrajin yang cukup potensial, terutama pengrajin kayu seperti souvenir, peralatan rumah tangga. Bahkan ada seorang pengrajin keris yang turun temurun menggeluti profesinya sehingga bisa menghasilkan aneka keris yang begitu memikat yang semuanya tidak terlepas dari budaya adiluhung.

Banyak pengrajin di dusun Cempluk ini dalam mengkreasi hasil karyanya masih tetap peduli dengan lingkungan. Sebagaimana yang diamati oleh peserta press tour bahwa mereka ternyata tetap peduli terhadap lingkungannya walaupun ada diantara mereka juga menggunakan bahan kimia untuk menghasilkan karyanya.

Mereka berupaya meminimalisir limbah kayu untuk tetap ramah lingkungan, bahkan diupayakan dari hasil limbah tersebut, untuk tetap bisa menghasilkan suatu produk yang bermanfaat sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan masyarakat.

Dalam melihat potensi yang ada di dusun cempluk, dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah ini ternyata masih jauh lebih baik dibanding daerah lain.? Bahkan nantinya daerah ini bisa dikembangkan menjadi desa wisata.

Sementara itu Sekretaris Dekranasda DIY Roni Guritno menjelaskan bahwa, dekranasda DIY akan terus mendapingi para pengrajin di dusun ini di setiap perkembangan yang ada. Disamping itu, mengangkat hasil produksinya sehingga bisa diekspor.

Sementara itu Kadus Cempluk, Parjiono mengharapkan adanya bantuan peralatan dan modal sehingga apabila mendapat order yang besar maupun sedang, saat ini tidak berani melayani karena adanya keterbatasan.

Selesai pertemuan dilanjutkan kunjungan lapangan ke rumah-rumah pengrajin. (bin/kar).