Peserta Diklatpim Tingkat IV Pola Baru Angkatan 82 Pemprov DKI Jakarta Lakukan Benchmarking di Yogya





Kepala Bandiklat Pemprov DKI Jakarta bertukar cinderamata dengan Kabid Kemitraan Bandiklat DIY. Foto: hdi.

?

DIY memiliki predikat yang melekat pada daerah yaitu sebagai Daerah Tujuan Wisata, Kota Budaya dan Kota Pendidikan terkemuka, yang senantiasa kita upayakan untuk dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan daerah serta untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.


Hal itu disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kepala Bidang Kemitraan Bandiklat DIY, Drs. Pitarto M.Si, saat menerima kunjungan peserta Diklatpim? Tingkat IV Pola Baru Angkatan 82 Pemprov DKI Jakarta di Gedhong Pracimosono, Kepatihan, Kamis (28/8). Lebih lanjut Gubernur? mengatakan bahwa aparatur pemerintahan merupakan pelayan publik yang juga berfungsi sebagai barometer transparansi dan akuntabilitas dalam mewujudkan pemerintahan yang baik.


Kepala Badan Diklat Pemprov DKI Jakarta, Dra. Budi Hastuti M.Psi, menjelaskan bahwa? peserta Diklatpim? Tingkat IV sebanyak 30 peserta yang didampingi oleh 6 pelaksana dan pembimbing, akan melakukan benchmarking di Yogyakarta selama 5 hari. DIY menjadi pilihan karena mereka yakin banyak hal yang bisa dipelajari untuk memperkuat proyek perubahan yang sedang dibuat. Apalagi, DIY memiliki metode baru yang terkait dengan kediklatan yang divariasikan dan diset baru dengan melibatkan banyak hal.


?Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur DKI menyampaikan pada kami bahwa ayo belajar yang sebanyak-banyaknya dari Yogyakarta. Kita punya Monas, Jogja punya Kraton, pasti banyak hal yang bisa dipelajari dari? Daerah Istimewa Yogyakarta?? ungkap Budi Hastuti.


Kepala Bidang Perencanaan dan Statistik Bappeda DIY, Drs. Beni Suharsono, M.Si, dalam paparannya menyampaikan? inovasi-inovasi yang telah dan sedang dilakukan Pemda DIY dalam bidang perencanaan yaitu: perbaikan kualitas proses, perbaikan perencanaan top-down, perbaikan perencanaan bottom-up, perbaikan perencanaan dari sisi politik, dan perencanaan dengan melihat keterukuran dan kedalaman materi.


Dari sisi teknologi informasi, banyak sistem aplikasi yang dikembangkan di DIY, seperti web monev, e-sakip, Sistem? Informasi Penataan Ruang, Sistem Informasi Metadata Spasial Daerah, Sistem Informasi Data DIY, Jogjaplan, dan lain-lain, yang kesemuanya itu ditujukan untuk memberikan data-data yang akurat mengenai monitoring penggunaan anggaran dan sejauh mana kemajuan daerah. (sar)