GKR Pembayun Ajak Pelaku Usaha Untuk Sisihkan Sebagian Kegiatan CSRnya

Ada kecenderungan CSR (Corporate Social Responsibility) dijadikan ?sarana pemutihan? citra diri. PadahalCSR bukan untuk mereduksi atau pembenaraan dari apa yang sering diduga sebagai dampak negatif lingkungan. Perusahan membuka lapangan kerja, lalu membuka CSR dengan meresmikan sekolah, klinik gratis, beasiswa dan lain sebagainya. Perusahaan juga membayar pajak kepada negara, namun tak terdeteksi, apakah aktivitas perusahaan yang bertujuan baik itu tidak menyimpan dampak buruk dan merugikan di sisi lainnya. Demikian disampaikan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X saat menyampaikan Keynote Speech pada acara Pemantapan Program Peningkatan Kemitraan Dunia Usaha siang tadi, Kamis (30/10) di Rich Hotel Hotel.

Sultan HB X menambahkah bahwa, perusahaan seharusnya memberi dana community development bagi masyarakat sekitar perusahaan agar pertumbuhan perusahaan juga diikuti oleh pertumbuhan masyarakat.

Namun jika pertanggungjawaban sosial ?dipaksakan?, logikanya hal itu harus mendukung korporasi dalam memenuhi tujuan perusahaan dan kepentingan pemegang saham. Sehingga biaya sosial harus dimasukkan pada pos biaya promosi dengan perhitungan bahwa keuntungan bakal dipetik lewat aksi sosial di masa depan.

Menjadi penting agar para eksekutor bukan hanya bertindak sebagai Chief Executive Officer, tetapi juga merangkap Chief Ethic Officer, menjadi CEO atau pemimpian etis peduli masyarakat, tandas Gubernur DIY.

Sementara itu Ketua CSR DIY,GKR Pembayun mengemukakan bahwa kegiatan pemantapan yang dilaksanakan ini adalah untuk memperluas jejaring, yaitu mengajak sebanyak mungkin kalangan dunia usaha, dalam rangka membantu negara (pemerintah) dalam penanganan kesejahteraan sosial. GKR Pembayun mengajak semua pelaku usaha untuk menyisihkan sebagian kegitaan CSRnya agar ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial seperti: kemiskinan, kecacatan, keterlantaran, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana dan korban tindak kekerasan.

Dengan kegiatan ini perusahaan-perusahaan yang belum melaksanakan CSR diberi motivasi untuk melaksanakannya, tambah Pembayun.

Adapun nara sumber dalam kesempatan tersebut adalah : Drs. Hasbullah, Msi dari Kementrian Sosial RI dan Hari Ardana, Corporate Sekretaris CSR Bank Mandiri.

Forum CSR yang dihadiri oleh ketua CSR Pusat, Latofi, dilaksanakan sehari diikuti oleh 70 peserta dari kalangan dunia usaha, LSM, Akademisi serta beberapa wartawan. (teb)