PENANDATANGANAN KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA PEMDA DIY, PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA, KRATON YOGYAKARTA

?

?

Gubernur

Daerah Istimewa Yogyakarta

Sambutan

PENANDATANGANAN KESEPAKATAN BERSAMA

ANTARA PEMDA DIY, PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA, KRATON YOGYAKARTA DAN PT. KERETA API INDONESIA

TENTANG

REVITALISASI KAWASAN STASIUN TUGU DAN PENGEMBANGAN PEDESTRIAN

DI KAWASAN MALIOBORO

Yogyakarta, 10 Januari 2014

-----------------------------------------------------------------------

Assalamu?alaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

Yang Saya hormati,

? Direktur Utama PT. KAI (Persero);

? Walikota Yogyakarta;

? Direktur Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta, Bappenas;

? Penghageng Wahono Sarto Kriyo Karaton Ngayogyakarto Hadiningrat;

Hadirin serta Saudara sekalian yang berbahagia,

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita masih diberi kesempatan untuk hadir dan berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal?afiat.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Kita semua menyadari bahwa filosofi pembentukan pusat kota Yogyakarta yang ditumpukan pada keberadaan Kraton akan menampilkan jati diri kota yang secara spesifik memancarkan citra Kota Yogyakarta. Filosofi ini menjadi dasar atau pondasi yang kuat berlandaskan pada sistem religi, sistem kebudayaan dan sistem sosial serta interaksi antara ketiganya dalam tata lingkungan kehidupan pada jamannya.

Arti Kraton dan tata fisik jabarannya dalam struktur tata ruang kota, merupakan transformasi konsep dasar sistem religi yang akan mengejawantahkan hidup manusia di alam ini. Manunggaling Kawulo Lan Gusti dan Sangkan Paraning Dumadi menjadi latar belakang olah religi dan olah budaya kota, yang dapat berjalan dan terpancar sepanjang masa dari waktu ke waktu, dan selalu menjadi inspirasi/konsep pemikiran perencanaan dan penataan Kota Yogyakarta yang berintikan pada kota lama, lingkungan Kraton dan sekitarnya.

Susunan tata wilayah dan strata sosialnya pada keadaan awal, kota Yogyakarta juga difokuskan pada

penjabaran budaya tersebut yang secara keseluruhan membentuk wilayah tatanan kemasyarakatan, dalam wilayah tata ruang fisik kota dan berkembang kemudian ke arah luar menjadi keadaan kota seperti sekarang ini.

Keadaan tata ruang kota yang pada awalnya terbentuk pada pusat Kraton dengan poros utama antara Alun-alun Utara sampai dengan Tugu Pal Putih, dilanjutkan dengan komunitas-komunitas sosial secara berlapis-lapis ke arah pinggiran kota, membentuk "inti kota lama". Perkembangannya kemudian dengan tumbuhnya pusat pendidikan, pusat perdagangan, pusat

transportasi, pusat rekreasi, pusat produksi jasa, pusat-pusat permukiman di arah perkembangan baru, membentuk tata ruang kota dengan beberapa pusat kegiatan.

Untuk itulah, sebagai upaya pemanfaatan lebih lanjut dari modal dasar pembentukan kota, dan unsur-unsur yang mendasarinya seperti disebutkan di muka adalah adanya komitmen masyarakat dan pengelola kota, untuk tetap membina dan membangun kota dengan latar belakang sejarah dan budaya kota terkait. Hal ini dapat diakumulasikan dalam upaya pelestarian agar tetap memiliki jati diri kota Yogyakarta.

Warisan-warisan olah pikir, olah religi, olah budaya dan olah tata fisik kota, hendaknya dapat diteruskembangkan menjadi pola dasar perencanaan kota masa kini dan masa datang. Sudah barang tentu harus ada penyesuaian tertentu dari hal berkembang dan berubah dengan tuntutan perkembangan teknologi dan jamannya. Sebagai konsep Manunggaling Kawulo Lan Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, Dharmaning Ratu dan Paju Papat Limo Pancer, yang semula diperuntukkan pembentukan kota lama yang berintikan Kraton, akan sangat memerlukan jabaran baru pada tata ruang pinggiran kota dan area sekitarnya sebagai perluasan dan perkembangan fisik kota saat ini. Hal ini nantinya tentu akan menjadikan satu kesatuan struktur tata ruang perkembangan kota saat ini, yang tetap bersumberkan pada latar belakang sejarah dan budaya yang melandasinya.

Upaya pelestarian kota melihat bagian mana yang dilestarikan, dan bagian mana yang dapat mengakomodasikan perkembangan baru, sehingga kehidupan dan wujud kota tidak berhenti. Kota berkembang sesuai dengan jamannya, namun tetap memiliki muatan nuansa jiwa warisan sejarah dan budayanya.

Hadirin dan saudara sekalian,

Selanjutnya, sebagai kota pariwisata terbesar kedua setelah Bali, maka kota Yogyakarta diharapkan dapat terus meningkatkan potensinya yaitu dengan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan terkait, para pelaku serta masyarakat untuk bersama-sama bersinergi di dalam melakukan perencanaan terhadap perubahan kota Yogyakarta dalam upaya menjawab berbagai perkembangan jaman dan kondisi lingkungan yang terjadi.

Untuk itulah, atas nama Pemerintah Daerah DIY Saya menyambut baik serta menyampaikan apresiasi yang tinggi atas di laksanakannya Penandatanganan Kesepakatan bersama antara Pemda DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Kraton Yogyakarta dan PT. Kereta Api Indonesia tentang Revitalisasi kawasan Stasiun Tugu dan pengembangan pedestrian di kawasan Malioboro. Momentum ini merupakan langkah awal yang baik, dengan harapan ke depan akan dapat meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan, menambah ciri khas sebagai kota wisata dan budaya serta mengarah pada manajemen kota terpadu.

Program revitalisasi Malioboro akan dijadikan kawasan pedestrian merupakan rencana jangka panjang dan merupakan proyek Bappenas bekerjasama dengan Pemerintah Daerah DIY, yang akan diintegrasikan dengan pengembangan kawasan Stasiun Tugu. Mulai dari penataan parkir hingga perwujudan kawasan pedestrian yang ramah pejalan kaki. Rencana pembuatan jalur bawah tanah untuk membuka sentra kawasan ekonomi baru demi mengatasi kemacetan tumpukan parkir. Pembangunan cagar budaya, penertiban reklame serta penataan taman dan lain sebagainya.

Sehingga sangat diperlukan adanya koordinasi serta sinergis secara berkelanjutan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Kraton Yogyakarta sebagai pemilik Sultan Ground dan otoritas Stasiun Tugu PT. KAI, mengingat revitalisasi akan berintegrasi dengan penataan di kawasan tersebut.

Hadirin dan Saudara sekalian,

Kerjasama ini harus mendatangkan manfaat dan bukan merugikan kepentingan yang lebih besar serta harus mengutamakan nilai dasar kesejahteraan masyarakat. Adapun strategi kerjasama harus kita jalankan secara selektif, terukur dan terarah dengan sasaran yang jelas melalui jalinan komunikasi dan koordinasi secara intensif. Semua ini merupakan faktor penentu keberhasilan ke depan, dan harus dilakukan secara berkesinambungan.

Dengan adanya tekad dan komitmen serta dengan segala daya upaya yang telah dan akan kita laksanakan semoga dapat membawa hasil sesuai dengan apa yang kita harapkan bersama. Oleh karena itu, pada kesempatan yang sangat baik ini, Saya sangat menghargai dan menyampaikan rasa terimakasih yang besar kepada semua pihak terkait atas terlaksanakannya kesepakatan bersama ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga Allah SWT senantiasa berkenan meridhoi setiap langkah dan upaya kita semua. Amin.

Sekian, terima kasih.

Wassalamu?alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 10 Januari 2014

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HAMENGKU BUWONO X