BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMBUKAAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN III

Sekretaris Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta


Sekretaris Daerah


SAMBUTAN


PEMBUKAAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN III


Yogyakarta, 17 Maret 2020

?


------------------------------------------------------------------

?


Assalamualaikum wr. wb.

Salam sejahtera untuk kita semuanya.


Yang kami hormati Kepala Badan Diklat DIY; Segenap Widyaiswara; Peserta diklat dan seluruh hadirin yang berbahagia.




Puji dan syukur marilah Kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, kita semua dapat hadir pada acara ?Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan III? dalam kondisi sehat dan berbahagia, tanpa kekurangan sesuatu apapun.



Hadirin Sekalian,


Tersebutlah di timur pulau Jawa, ketika Kediri melakukan pemberontakan terhadap Singasari secara mendadak pada tahun 1292 M. Hancur Singasari, menyisakan puing dan semburat api yang melalap habis seluruh isi negeri. Kertanegara, raja terbesar Singasari dan istrinya Sri Bajradewi, tak luput jadi korban balas dendam turun temurun tersebut.


Singsari menyisakan Raden Wijaya dan empat Sekar Kedaton, yang harus lintang pukang melarikan diri. Mereka hanya dikawal oleh beberapa prajurit, dengan keahlian,? sifat, dan perangai yang berbeda. Dan di masa pelarian inilah Raden Wijaya muda mulai diuji kepemimpinannya?..


Dengan segala keterbatasan, Raden Wijaya dapat menjadi seorang pemimpin tangguh, dimulai dari mengungsi ke Madura untuk menemui Banyak Wide dan melakukan perlawanan sporadis terhadap Kediri.

Syahdan, pada akhirnya, masuklah Raden Wijaya dan rombongannya ke hutan Tarik, yang menjanjikan sebuah harapan untuk mendirikan suatu negara. Hutan Tarik-lah yang kelak menjadi pusat kerajaan besar Majapahit. Kerajaan besar yang gaungnya sampai ke negeri manca, mampu mempersatukan Nusantara dalam satu ikhtiar yang bernama Sumpah Palapa.



Hadirin Sekalian,


Ada beberapa hikmah dari sejarah runtuhnya Singasari dan berdirinya Wilwatikta?yang dikenal dengan nama Majapahit. Betapa kolaborasi ?Manunggaling Kawula lan Gusti? memberikan kekuatan luar biasa dalam mengelola sebuah kondisi, terutama dalam memimpin. Raden Wijaya tak banyak memberikan perintah atau bersabda, ia justru lebih banyak meminta pendapat dan mendengarkan masukan dari para abdinya.


Kepemimpinan seorang Raden Wijaya yang didukung loyalitas Pasukan Sanggrama Wijaya, mencerminkan bahwa kepemimpinan yang bijak dan memanusiakan merupakan sebuah kekuatan. Demikian pula segenap pasukan Sanggrama Wijaya, mereka tulus ngawula dan meleburkan diri atas nama dedikasi. Inilah yang kadang terlupa dalam konteks masa kini, seperti apa sejatinya seorang pemimpin yang dibutuhkan oleh punggawa-nya.


Peserta diklat yang saya banggakan,


Ada hal sederhana yang dapat dijadikan sebagai strategi dalam menjalankan kepemimpinan. Hal sederhana tersebut adalah mendengarkan. Sesanti luhur ?Sukeng Tyas Yen Den Hita? mengajarkan bahwa mendengarkan dan menerima masukan adalah cara terbaik dalam menjalankan amanah kepemimpinan. Tom Haak, pendiri HR Institute bahkan menyatakan ?Every good conversation starts with listening.


Seorang pemimpin yang baik juga dituntut menjadi tauladan, menjalankan lelaku Ing Ngarsa Sung Tuladha, menjadi yang terdepan dan membimbing segenap karyawan, Mrih rahayu lumampah margi utami, memilih jalan yang baik,? tanpa mengumbar hawa nafsunya sendiri.


Sumber Daya Manusia adalah potensi besar dan paling reliabel untuk dikembangkan. Seorang pemimpin sejatinya adalah seorang fasilitator, mediator, problem solver dan seorang motivator yang jeli memanfaatkan potensi sekaligus sumber daya yang ada. Menjadi pemimpin sejati tak hanya bermodalkan ilmu, tetapi juga harus ?ngelmu?.


Jadilah pemimpin milenial yang memiliki kepekaan ?rasa pangrasa?, bertindak adil, mampu mengoptimalkan potensi SDM tanpa harus menghilangkan peran SDM lain. Ciptakan kohesi di tempat kerja, bukan menciptakan ?gap? baru atas nama efektivitas atau kualitas kerja yang kadang belum disepakati atau malah berujung pada kepentingan pribadi.


Ilmu dan pengetahuan memanglah penting. Ilmu sebagai pengejawantahan aspek rasio dan kognisi saja tidaklah cukup, tetapi harus didukung oleh aspek-aspek kemanusiaan, yang diperoleh dari pengamatan, pertimbangan, komunikasi? dan hati nurani dalam pekerjaan sehari-hari. Kombinasi antara ?ilmu+ngelmu? akan menciptakan culture of excellence di tempat kerja dalam tataran ?bener lan pener?. Perlu diingat, budaya kita adalah ?memanusiakan manusia?, Memayu Ajining Punggawa, tumuju Rahayuning Praja.


Hadirin sekalian yang saya hormati,

Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya berpesan kepada seluruh peserta diklat untuk senantiasa menjaga kesehatan agar dapat mengikuti pendidikan sampai paripurna. Bangun networking, saling ngangsu kawruh, dan berbagi pengalaman, sebagai modal meningkatkan kapasitas manajerial saudara sekalian.


Demikian sekiranya yang dapat saya sampaikan. Dengan disertai rasa syukur memohon ridho-Nya dan mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim, Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan III , saya nyatakan dibuka secara resmi. Terima kasih.


Wassalamu?alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, 17 Maret? 2020


SEKRETARIS DAERAH

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA




Drs. R. KADARMANTA BASKARA AJI