BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

Gubernur

Daerah Istimewa Yogyakarta

?

Sambutan

UPACARA PUNCAK

HUT PEMADAM KEBAKARAN NASIONAL

Yogyakarta, 29 Februari 2020

?

-----------------------------------------------------------------------

?

Assalamualaikum Wr. Wb.;

Salam Damai Sejahtera Bagi Kita Semua;

Om Swastyastu;

Namo Budhaya;

Salam Kebajikan.

?

• Yang terhormat: Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
• Yang saya hormati: Bupati Bantul, Forkopimda DIY, Forkopimda Kabupaten Bantul, dan yang saya banggakan Seluruh Laskar Sahabat Api, Petugas Pemadam Kebakaran di seluruh Indonesia.

Bermula dari sebuah kebakaran besar yang terjadi di Kramat-Kwitang pada tahun 1873, sejak saat itulah sejarah pemadam kebakaran atau yang dulu dikenal dengan istilah ?Branwir?? di Indonesia dimulai. Musibah? kebakaran?yang nahasnya tidak dapat diatasi oleh pemerintah kota pada saat itu, mendorong Gemeente of de Brandweer, atau pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pemadam kebakaran pada tanggal 25 januari 1915.

Moto dari pasukan pemadam kebakaran, yaitu ?Pantang Pulang sebelum Padam? yang menjadi landasan dari setiap anggota pemadam untuk bekerja dengan penuh pengorbanan. Seiring berjalannya waktu, tugas pokok dari petugas pemadam kebakaran selain memadamkan kebakaran, juga melakukan upaya pencegahan kebakaran melalui upaya-upaya preventif seperti training ? training, sosialisasi? dan pelatihan tentang rescue musibah kebakaran. Penyelamatan jiwa juga merupakan tugas utama dari petugas pemadam baik dari ancaman kebakaran maupun bencana lainnya.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Petugas pemadam kebakaran sejatinya adalah the soul saver, para penyelamat jiwa, yang kadang harus bertaruh nyawa dalam setiap upaya mulya menghadapi amuk sang dahana. Siap 7x24 jam, mengisyaratkan keteguhan pemadam kebakaran dalam memegang prinsip Yitna Yuwana, Lena Kena?barangsiapa waspada, akan selamat, dan siapa yang terlena akan celaka.

Terkadang, satu hal yang hebat tentang petugas pemadam kebakaran adalah jika mereka tidak memiliki peralatan yang sangat mereka butuhkan dan tidak memiliki bantuan, mereka akan melakukannya sendiri, dengan caranya sendiri. Itulah mengapa, memori tentang petugas pemadam kebakaran tidak pernah mati, dan akan tersimpan selamanya di hati orang-orang yang hidupnya mereka selamatkan.

Untuk itulah, saya dengan setulus hati mengucapkan Dirgahayu Pemadam Kebakaran Nasional ke-101. Tentu besar harapan kita semua, bahwasanya Pemadam Kebakaran semakin profesional dan semakin berdaya dalam mengedukasi masyarakat, mereduksi dampak kebakaran dan berjejaring dengan berbagai tim evakuator seperti BNPB, BPBD, Palang Merah Indonesia, Tagana, dan lainnya. Profesionalisme dalam upaya pencegahan dan penyelamatan adalah kuncinya. Semoga Pemadam Kebakaran bisa menciptakan culture of excellence dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi mulya yang diembankan kepadanya.

Sudah saatnya Pemadam Kebakaran diberikan sentuhan-sentuhan modernisasi. Implementasi teknologi, baik hardware, software, maupun mapping geospatial yang menyimpan data-data pendukung titik rawan kebakaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menuju era Damkar 4.0 di dunia yang serba disruptif ini.

Sejujurnya, tantangan Pemadam Kebakaran saat ini semakin besar. Sebagai contoh, berbagai kasus kebakaran hutan yang terjadi beberapa tahun terakhir. Insiden kebakaran hutan yang menjadi gunjingan internasional ini harus menjadi bahan pembelajaran dan evaluasi bagi kita semua. Disini, sekali lagi kuncinya adalah di sosialisasi, koordinasi dan kolaborasi.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Demikian yang bisa saya sampaikan di kesempatan yang baik ini. Semoga Upacara Puncak HUT Pemadam Kebakaran ke-101 ini dapat menjadi pemicu sekaligus pemacu dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa dengan dukungan pemadam kebakaran yang profesional dan penuh dedikasi. Terima kasih. Wassalamu?alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 29 Februari 2020

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HAMENGKU BUWONO X