BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sambutan STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI (SSDN) PROGRAM PENDIDIKAN SINGKAT ANGKATAN XXIV TAHUN 2023 L

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.


Yang saya hormati:

  • Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia;

  • Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta;

  • Jajaran Forkopimda Daerah Istimewa Yogyakarta;

  • Para Peserta Studi Strategis Dalam Negeri? Program Pendidikan Singkat Angkatan ke-24;

  • Tamu undangan dan hadirin sekalian.

Sudah jamak, bahwasanya berbagai kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, akan membawa perubahan secara global. Dalam terminologi budaya Jawa, diyakini, bahwa berbagai perubahan yang terjadi adalah sejatinya keniscayaan, selayaknya falsafah ?Lir Gumanti?.

Pun demikian yang disampaikan Herakleitos, seorang filsuf Yunani Kuno--juga menyatakan, bahwa tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat permanen. Perubahan juga menjadi sebuah nasihat dalam ajaran Jawa, yang tersemat dalam peribahasa ?Kombak Kombuling Kahanan, Mobah Mungkreting Donya?.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghadapi perubahan? Alan Watts, seorang filsuf Inggris, menyatakan: ?Bahwa satu-satunya cara untuk memahami perubahan, adalah dengan terjun ke dalamnya, bergerak bersama dengan perubahan, dan melebur dalam perubahan tersebut?. Hal ini memang benar adanya, karena apabila ada keengganan menempuh perubahan, maka yang terjadi adalah ketertinggalan, yang akan menenggelamkan sebuah peradaban.

Dan di masa depan, setidaknya terdapat empat tantangan kepemimpinan yang harus dikelola sedari sekarang. Tantangan tersebut meliputi: Perubahan Paradigma Global, Kompleksitas Lingkungan Bisnis dan Sosial, Teknologi dan Transformasi Industri, serta; Tantangan Etika dan Tanggung Jawab Sosial.


Peserta Studi sekalian,

Untuk menyambut tantangan itu, dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki karakter konstruktif dan dilingkupi optimisme dalam menyambut perubahan. Adapun karakter-karakter itu adalah Terbuka Terhadap Realitas Perubahan; Memiliki Kemampuan Adaptasi dan Inovasi; Membangun Kolaborasi dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia; Memiliki Kecerdasan Emosional dan Sosial; serta menerapkan Kepemimpinan Berbasis Nilai.

Itulah karakter yang memang harus dibentuk, menuju tataran Kepemimpinan yang Tanggap Akan Perubahan Masa Depan. Karena sekali lagi, perubahan terkadang hadir tanpa skenario atau by design oleh umat manusia.

Untuk itu, marilah kita meresapi makna pepatah Jawa ?Kesandhung Ing Rata, Kebentus Ing Tawang?, yang dapat diartikan secara harfiah tersandung di jalan yang mulus dan rata,? terbentur pada langit yang sesungguhnya-pun tak ada batas ketinggiannya.


Pepatah itu seakan mencoba mengingatkan kita semua, bahwa tantangan, perubahan, dan cobaan bisa hadir tanpa dinyana-nyana, bahkan saat kita sudah merasa mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin.


Dengan ilustrasi seperti itulah, disertai ucapan ?Selamat Datang? di Yogyakarta, Saya menyambut hangat kehadiran peserta Studi Strategis Dalam Negeri yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia.

Semoga, para peserta studi dapat memetik manfaat dari kunjungan ini. Dan semogalah pula, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa berkenan menuntun kita di jalan lurus-Nya, dalam setiap pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Terima kasih.

Wassalamu?alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.



Yogyakarta, 10 Juli 2023