BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Keynote Speech PERINGATAN HARI PENEGAKAN KEDAULATAN NEGARA TAHUN 2024

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua,

 

Yang saya hormati:

  • Jajaran Forkopimda DIY;

  • Bupati/Walikota se-DIY,

  • Jajaran Parampara Praja,

  • Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

 

KETIKA Belanda, pada tanggal 19 Maret 1948, melancarkan serangan militer secara besar-besaran untuk kedua kalinya terhadap Republik Indonesia, Yogyakarta sebagai ibu kota perjuangan berhasil diduduki balatentara Belanda.

Triumvirat Pimpinan Negara: Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Syahrir, berdasarkan keputusan kabinet harus tetap tinggal di kota Yogyakarta, yang mengakibatkan mereka ditawan oleh Belanda. Panglima Besar Jenderal Soedirman, meskipun baru mengalami operasi paru-paru, berdasarkan rencana yang sudah dipersiapkan, meninggalkan kota untuk melancarkan perang gerilya.

Pada 1 Maret 1949 tepat jam 06.00, bersamaan dengan sirene tanda berakhirnya jam malam, pasukan TNI menyerang Yogyakarta, yang sebelumnya telah menyusup masuk kota dengan bantuan rakyat, dan mereka mampu bertahan di dalam kota selama 6 jam.

Dalam konteks sejarah bangsa, Serangan Oemoem 1 Maret 1949 dimaksudkan sebagai peristiwa politik-militer dengan dampak internasional, agar supaya Republik Indonesia masih dianggap eksis, meskipun pimpinan negara telah ditawan.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Atas peristiwa tersebut, dalam konteks masa kini, saya berpendapat, bahwa yang terpenting adalah: nilai-nilai kejuangan yang lahir dalam suasana perjuangan kemerdekaan itu, perlu terus-menerus dipelihara sebagai sumber kekuatan semangat kebangsaan kita. Eksistensi bangsa, tergantung pada keberhasilan membangkitkan, menggerakkan, menata dan mengarahkan seluruh potensi nasional menjadi bagian dari dunia baru.

Dalam situasi demikian, nilai kejuangan sebagaimana yang dahulu kita miliki, sungguh tetap penting guna bekal menapaki masa depan. Satu hal yang sama sekali tidak boleh berubah, ialah jiwa dan semangat sebagai pejuang. Jiwa dan semangat pejuang itu tetap diperlukan sepanjang zaman, karena pembangunan bangsa memerlukan sikap kepahlawanan dan kegigihan pejuang.

Dalam dunia yang ideal masa kini, perjuangan kita bukanlah tentang adu kekuatan fisik melalui senjata, melainkan tentang menyemai kebajikan melalui pemikiran yang inovatif, tindakan yang membangun, dan kreativitas yang merubah wajah pembangunan. Tentu diiringi keberanian untuk melangkah dalam bingkai kontekstualitas, aktual, dan faktual. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, contoh nyata telah dibingkai dalam sinergi kultural Reformasi Kalurahan, yang berakar pada dua pilar utama: Reformasi Kalurahan dan Reformasi Pemberdayaan Masyarakat.

Konsepsi pemberdayaan masyarakat dijalankan dengan prinsip inklusi sosial yang menyeluruh, memastikan tidak satu jiwa pun terlupakan. Kebijakan dan program dibangun dari bawah ke atas, menyerap aspirasi dan memeluk erat kolaborasi antar sektor, menciptakan simfoni kebersamaan yang melodinya ditentukan oleh suara-suara dari hati masyarakat.

Pemberdayaan Masyarakat Kalurahan, tidak hanya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang berdaya, tapi juga untuk menghela mereka ke puncak kedaulatan diri, dimana setiap individu bersemayam dalam kekuasaan, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya dengan kepala tegak. Di tengah masyarakat yang berdaya inilah, kedaulatan masyarakat bukan lagi mimpi, melainkan realita yang memperkuat fondasi kedaulatan negara di era modern ini.

Mulai sekarang, kita harus menancapkan sinergisitas, merajut konsep quick wins Reformasi Kalurahan sebagai simfoni kerja nyata. Membuktikan bahwa kedaulatan sejati bukan sekedar angan, melainkan destinasi yang kita raih bersama, dalam harmoni pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.



Hadirin sekalian yang saya hormati,

Kesemua itu, selaras dengan tema Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara Tahun 2024 "Kedaulatan yang Beradab Penentu Masa Depan Bangsa", yang mengajak kita semua ke sebuah era, di mana kedaulatan menjadi nyawa dan arah bagi kemajuan bersama. Lebih dari sekadar memperingati momen heroik Serangan Umum 1 Maret, sebagai titik balik dalam narasi kedaulatan kita, peringatan ini membuka pintu ke dimensi baru, di mana kedaulatan tidak lagi hanya terbatas pada wilayah fisik atau sejarah, melainkan merambah ke setiap aspek ideal kehidupan yang kita kenal. Karena sejatinya, kedaulatan negara tanpa keberadaban masyarakatnya, adalah selayaknya berjalan tak tentu tanpa tujuan.

Dalam tataran ideal ini, Penegakan Kedaulatan Negara menjadi katalis yang menginspirasi kedaulatan rakyat dalam wujud yang lebih luas: Pertama, Kedaulatan Budaya, di mana kekayaan dan keragaman budaya bangsa menjadi pilar kekuatan identitas nasional; Kedua, Kedaulatan Sosial, tempat setiap individu dihargai dan dilindungi, memastikan tidak ada yang tertinggal atau dilupakan; Ketiga Kedaulatan Ekonomi, di mana kesejahteraan dibangun atas dasar keadilan dan kesetaraan, memungkinkan setiap warga negara berkontribusi dan menikmati hasil pembangunan; dan Keempat, Kedaulatan Politik, yang menjamin kebebasan berpikir, berbicara, dan berpartisipasi dalam kehidupan berdemokrasi.

Dalam visi inilah, setiap sendi kehidupan negara disulam dengan benang-benang kedaulatan yang kuat dan beradab, menciptakan masyarakat yang tidak hanya maju secara material, tetapi juga kaya secara spiritual dan kultural. Kedaulatan menjadi lebih dari sekadar konsep; ia adalah praktik harian yang merasuki setiap interaksi, setiap kebijakan, setiap niat baik yang ditujukan untuk memajukan bangsa. Ini adalah era, di mana masa depan bangsa ditentukan oleh seberapa dalam kita memahami, menghargai, dan menerapkan kedaulatan dalam arti yang paling luas dan beradab - sebuah era di mana kita semua, sebagai satu bangsa, bersatu dalam keberagaman, keadilan, dan kemakmuran.



Hadirin sekalian yang saya hormati,

Seiring pemaknaan itulah, dengan penuh kerendahan hati dan rasa syukur yang tak terhingga, kita mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah dan petunjuk-Nya, yang telah memungkinkan kita untuk bersatu dalam pemaknaan perjalanan sejarah monumental bangsa kita.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan berkah serta rahmat-Nya, agar bangsa ini ditunjukkan jalan lurus yang diridhai-Nya, dalam merayakan Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara Tahun 2024. Tentu sebagai sebuah kesempatan untuk mengukir sejarah kita saat ini, dalam warna-warna keberanian, kebijaksanaan, dan cita-cita luhur, menuju masa depan yang adil dan beradab.

 

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.



Yogyakarta, 26 Februari 2024

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA




HAMENGKU BUWONO X