BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sambutan PEKAN BUDAYA TIONGHOA YOGYAKARTA Ke-19 TAHUN 2024

Assalamu’alaikum wr. wb.

Semoga keselamatan, keberkahan,

dan rahmat Thian menyertai kita semua,

 

Para Hadirin yang saya hormati,

khususnya Warga Tionghoa yang berbahagia,

 

PUJI-SYUKUR kita panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin-Nya, kita dapat hadir dalam pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Ke-19, Tahun 2024 ini. Rasa syukur itu kian bermakna, karena kita bisa merasakan ‘guyub rukun’ kehidupan,  sebagai refleksi, betapa kaya keragaman suku-suku bangsa dan budayanya, yang hidup di Jogja, sebagai taman sarinya Indonesia.

Dan dalam ikut mensyukuri Tahun Baru Imlek 2575 pada 10 Februari 2024 silam, baik dalam kapasitas Gubernur, maupun selaku pribadi, saya ikut mengucapkan: “Selamat, semoga banyak rezeki”–“Gong Xie Fat Chai”.

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) tahun 2024, dengan tema-nya “Lestari Budaya bagi Negeri”, kali ini, menjadi momen spesial, seiring transformasi signifikan, baik dari segi waktu, tempat, maupun konsep penyelenggaraannya.

Dalam konsepsi budaya Tionghoa, Tahun 2024 bukanlah sekedar pergantian kalender, tetapi juga simbolisasi dari perubahan, dari Tahun Kelinci Air, ke Tahun Naga Kayu. Naga, dalam budaya Tionghoa, bukan sekedar makhluk mitos, melainkan representasi dari kekuatan, kesehatan, dan kesuksesan.

Dan seiring hadirnya Tahun Naga Kayu, yang hanya terjadi setiap 60 tahun sekali, kita diingatkan akan keunikan dan kebesaran sang waktu, yang selalu bergerak, membawa perubahan dan harapan baru.



Hadirin sekalian, khususnya Warga Tionghoa yang berbahagia,

 

Konfusius menyatakan, bahwasanya pendidikan adalah tanpa batasan. Hal ini sangat relevan dengan misi PBTY ke-19, di mana even kali ini, lebih menekankan sisi edukasi, berupaya menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, melalui berbagai forum diskusi. Salah satunya adalah tentang batik Peranakan, yang menjadi simbol akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa.

Selanjutnya, belajar dari falsafah Tionghoa, Lao Tzu pernah berkata, "Perjalanan seribu mil, dimulai dengan satu langkah”. Dalam konteksnya hari ini,  PBTY dapat dimaknai sebagai langkah awal, dalam perjalanan panjang melestarikan dan menghormati kebudayaan. Untuk itu, mari kita jadikan PBTY 2024 ini sebagai momen untuk belajar, berbagi, dan merayakan kekayaan budaya yang dimiliki Yogyakarta.

Dengan visi dan harapan seperti itulah, dalam naungan semangat Tahun Naga Kayu, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta tahun 2024, menjadi sumber inspirasi, bukan hanya bagi kita yang hadir di sini, tetapi juga bagi generasi mendatang, membangkitkan rasa cinta dan bangga terhadap keberagaman budaya.

Akhirnya, dalam setiap doa tulus kita, semoga 'Thian', Tuhan Yang Maha Kuasa, memberkati kita dengan kesuksesan, kekuatan, dan kesehatan, membuka jalan bagi setiap asa dan kebaikan, menciptakan dunia yang lebih sejahtera dan penuh kedamaian.

Sekian, terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb.



Yogyakarta, 4 Maret 2024

 

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,



HAMENGKU BUWONO X