BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

S a m b u t a n PUNCAK PERINGATAN HARI KARTINI DIY TAHUN 2024 Bangsal Kepatihan, 23 April 2024

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam Sejahtera bagi kebahagiaan Ibu-Ibu semua,



Yang saya hormati:

 

  • Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta;

  • Jajaran FORKOPIMDA DIY;

  • Para Ketua Organisasi dan Asosiai Perempuan se-DIY, dan segenap Panitia Peringatan Kartini Tahun 2024;

  • Para Tamu Undangan, khusunya Ibu-Ibu Penerus Cita-Cita Kartini yang berbahagia,

 

SETIAP kita memperingati Hari Kartini selayaknya hari ini, marilah kita hening-cipta sejenak guna menghormati Kartini, yang oleh Pramudya Ananta Toer dijuluki ”Putri Abad Baru” itu, sebagai pembuka tabir-tabir gelap penuh mitos, yang mengakar dalam tradisi patriarki. Disitu, tradisi kerap menjadi alibi, dimana keadilan semu bersarang. Atau, seakan menjadi benteng pertahanan yang tinggi, untuk mengokohkan dominasi lelaki.

 

Dan pada hari ini, kita merayakan episode bersejarah gerakan moral, merefleksikan lahirnya kesadaran kaum perempuan yang termanifestasi dalam sosok Kartini. Meski dibuka oleh tangan yang lemah tanpa daya,  karena ia pun ikut terkungkung di dalam benteng tradisi yang dikritiknya sendiri, tetapi, pada saat ini, generasi baru telah bisa melakukan terobosan dan titian baru, tanpa mengingkari akar kultur yang kodrati, dan memang bersifat natur itu.

 

Kehadiran Kartini merintis pendidikan wanita, telah membuka peluang perempuan Indonesia –sebagaimana prediksi Naisbitt: “memasuki ruang abad kebangkitan perempuan, dan menjadi timing, untuk berperan di dalamnya”.




Ibu-Ibu Kartini Abad-21 yang berbahagia,

 

JIKA merefleksi sejarah, sebelum Abad-20, gerakan perempuan merupakan panggilan sejarah sebagai bentuk perlawanan fisik terhadap penjajah. Meski gerakannya belum terorganisir dalam gerakan bersama, perjuangannya membuka jalan ke arah kemajuan perempuan Indonesia.

 

Pasca perjuangan fisik dari para pahlawan perempuan itu, kemudian lahirlah sosok Kartini. Ia menganjurkan emansipasi perempuan melalui pendidikan, agar mereka cakap melaksanakan peran ibu sebagai pendidik pertama calon pemimpin bangsa. Kemudian, tahun 1913 didirikanlah Yayasan Pendidikan “Kartini Fonds“ untuk mendidik bahasa Belanda bagi perempuan Jawa.

 

Gerakan serupa juga dirintis oleh Dewi Sartika yang mendirikan sekolah “Keutamaan Istri”.  Tokoh lain adalah Maria Walanda Maramis, Nyi Ahmad Dahlan dan lain-lain. Hal ini membuktikan, perjuangan fisik telah dilanjutkan dalam pergerakan kebangsaan, untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebelum tahun 1920, memang kegiatannya bersifat etnis-lokal, untuk perbaikan kedudukan perempuan dalam perkawinan dan keluarga, serta pelatihan keterampilan domestik.

Kemudian, muncul organisasi pergerakan perempuan, seperti Putri Mardiko, Kartini Fonds, Kerajinan Amal Setia, Aisyiah, yang lebih menitikberatkan kegiatan sosial, budaya dan pemberdayaan perempuan. Kesemua itu, adalah antitesis yang mendobrak budaya patriarkhi, dimana perempuan sulit meniti karir, sehingga talenta mereka terhambat bagi kemajuan bangsanya.



Ibu-Ibu Kartini Abad-21 yang berbahagia,

 

Kini, perjuangan emansipasi wanita bisa tampak lebih nyata. Jika Kartini dengan keadaan serba terbatas saja bisa, maka di jaman yang segalanya ada, mestinya harus lebih dari apa yang dirintis Kartini. Perjuangan itu, setidaknya dapat diejawantah dalam beberapa spektrum: kesetaraan gender, keadilan dalam ranah hukum, perempuan sebagai sumber pengetahuan, kepemimpinan oleh perempuan, dan perempuan berorganisasi.

 

Dengan visi dan harapan seperti itulah, saya menyambut baik Puncak Peringatan Hari Kartini DIY Tahun 2024 ini. Seiring harapan, agar kita dapat belajar dari sejarah yang telah ditorehkan oleh Raden Ayu Kartini, untuk kemudian bisa ditarik hikmahnya, bagi kepentingan perempuan, bangsa dan negara. Teriring ucapan: “Selamat merayakan peringatan Hari Kartini untuk Indonesia yang lebih baik”.

 

Akhir kata, semoga Tuhan yang Maha Kuasa, berkenan melimpahkan taufiq serta hidayah-Nya bagi perempuan Indonesia, agar selalu berada di jalan lurus-Nya, melanjutkan jalan yang telah dirintis oleh Kartini, dalam tekad “Mandaya Dayaning Wanodya: Perempuan Berdaya untuk Masa Depan Istimewa”.

 

Sekian, terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb



Yogyakarta, 23 April 2024

 

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,




HAMENGKU BUWONO X