BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Amanat Upacara ULANG TAHUN KE-108 KABUPATEN SLEMAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua.

 

Jajaran Pemerintah Kabupaten Sleman, para tokoh masyarakat, pejabat sipil dan militer, serta warga Kabupaten Sleman yang berbahagia,



Marilah kita senantiasa mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, agar kita senantiasa dianugerahi berkah dan perlindungan-Nya, serta dijauhkan dari segala marabahaya dalam mengemban amanah suci kepada masyarakat, bangsa, dan negara.



Begitu pula, semoga seluruh rangkaian Upacara Dirgahayu ke-108 Kabupaten Sleman, dapat berjalan dengan dengan lancar, khidmat, dan tanpa halangan sesuatu apa pun.

 

Momentum bersejarah ini, juga ditandai dengan kirab pusaka Tumbak Kanjeng Kiai Turunsih, yang memiliki makna mendalam bagi jajaran pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Filosofi Kiai Turunsih, mencerminkan petunjuk agung menuju jalan kemuliaan, yang senantiasa menjadi pedoman kita dalam meniti kehidupan yang penuh arti.

 

“Kawula”, yang dapat dimaknai sebagai entitas manusia, harus senantiasa bertakwa dan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya makna “kawula” sebagai  perwujudan rakyat, sudah seharusnya senantiasa mendapatkan perlindungan dan ketentraman dari pemerintah.

 

Hal itu dapat dicapai, apabila pemimpin sudah memahami kearifan nilai “Risang Arjuna”, dengan bersinergi dan merasuk ke dalam kehidupan masyarakat, berdasarkan nilai empati.




Jajaran Pemerintah dan Warga Masyarakat Kabupaten Sleman,

 

Kesemua itu, selaras dengan Filosofi Yogyakarta, “hamêmayu-hayuning bawânâ” yang menyandang nilai-nilai kewajiban manusia: “Tri Satyâ Brâtâ”, yang berasal dari ajaran luhur Sultan Agung Hanyâkrâkusumâ, “mangasah-mingising budi, mêmasuh-malaning bumi, mêmayu-hayuning bawânâ”.

 

Pertama, “rahayuning bawânâ kapurbâ waskitaning manungsâ”, bahwa kesejahteraan dunia dapat dicapai apabila manusia memiliki ketajaman rasa— yang menunjuk pada harmoni hubungan antara manusia dengan alam. Kedua, “darmaning manungsâ mahanani rahayuning nagârâ”, bahwa hidup manusia adalah manifestasi kewajiban menjaga keselamatan negara, dan Ketiga, “rahayuning manungsâ dumadi sayêkti karânâ râsâ kamanungsaning sarirâ piyambak”- bahwa keselamatan manusia diwujudkan oleh kemanusiaannya itu sendiri.

 

Itulah pula yang menjadi alasan, mengapa pusaka pemberian Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dikirabkan, agar masyarakat mengetahui, bahwa berbagai daya upaya yang telah dilakukan oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Sleman, sudah seharusnya senantiasa diiringi doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, berkenan meridhoi seluruh upaya menyejahterakan masyarakat, dan senantiasa menunjukkan kepada kita jalan lurus-Nya, dalam “gumrégah, gumrêgêt lan gumrêgut- sêngkud”, berkarya membangun masyarakat, bangsa, dan negara.

 

Akhir kata, Saya turut “Mangayubagya Ulang Tahun ke-108 Kabupaten Sleman” yang diperingati pada hari ini. Semoga kebahagiaan dan kesejahteraan senantiasa melingkupi seluruh warga Sleman.

 

Sekian, dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

Sleman, 15 Mei 2024

 

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,



HAMENGKU BUWONO X