BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

S a m b u t a n GADJAH MADA INTELLECTUAL CLUB “MEMBACA MASA DEPAN UGM PASCA-GELANGGANG INOVASI DAN

Assalamualaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi kita semua,

 

Yang saya hormati:

  • Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada;

  • Rektor Universitas Gadjah Mada;

  • Perwakilan Manajemen GIK;

  • Perwakilan Kagama Gelanggang;

  • Hadirin sekalian,

 

Marilah mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas ridho dan karunia-Nya, kita bersama-sama akan membuka lembaran dialog tentang Gelangang Inovasi dan Kreativitas, atau GIK di kampus tercinta, Universitas Gadjah Mada.

Hari ini, kita berkumpul tidak hanya sebagai komunitas akademik, tetapi sebagai satu keluarga UGM yang berdedikasi untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan interaktif. Renovasi Gedung GIK telah dibayangkan sebagai langkah monumental menuju cita-cita tersebut. Gedung ini diharapkan menjadi pusat pembelajaran yang melintasi batas tradisional antara teori dan praktek, antara dunia akademis dan industri—sebuah simbol nyata dari inovasi dan kreativitas yang kita dambakan.

Namun, dalam perjalanan menuju transformasi, terdapat kekhawatiran dan tantangan yang perlu kita alamat bersama. Perubahan dari ruang sekretariat menjadi co-working space, misalnya, adalah sebuah inisiatif untuk menciptakan ruang yang lebih terbuka dan kolaboratif, yang mendorong interaksi dan pertukaran gagasan. Namun, kita juga mengakui bahwa kebutuhan akan ruang pribadi untuk diskusi yang lebih tertutup masih sangat penting.

Dalam spirit UGM sebagai kampus inklusif, kita dihadapkan pada tugas yang tidak ringan: bagaimana kita dapat menjaga keseimbangan antara ruang terbuka yang kolaboratif dan ruang tertutup yang konfidensial? Bagaimana kita memastikan bahwa setiap suara, dari setiap sudut kampus, didengar dan dihargai?

 

Hadirin sekalian,

Untuk itulah, hari ini, kita mempunyai kesempatan untuk menggali ke dalam dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Kita diajak untuk tidak hanya berpikir tentang keefektifan ruang fisik, tetapi juga tentang bagaimana ruang-ruang ini mendukung cita-cita kita sebagai komunitas yang saling memperkuat dan mendukung.

Inilah mengapa ruang dialog ini tidak hanya penting, tetapi juga hanya merupakan awal dari proses yang lebih besar. Dialog hari ini bukanlah yang terakhir; sebaliknya, ini adalah langkah pertama menuju terciptanya UGM yang lebih demokratis, yang mengedepankan dialog tanpa perlu pergerakan fisik berlebih. Ini adalah komitmen kita untuk terus berdiskusi, beradaptasi, dan bertumbuh bersama.

Mari kita gunakan forum ini untuk membuka pintu menuju solusi yang inklusif. Mari kita bersama-sama mengeksplorasi cara-cara yang memungkinkan kita untuk mencapai kompromi yang adil—solusi yang memenuhi kebutuhan akademis dan non-akademis, yang memastikan bahwa GIK tidak hanya menjadi simbol inovasi, tetapi juga simbol inklusivitas dan kebersamaan.

Hadirnya GIK adalah langkah menuju masa depan, di mana setiap anggota Universitas Gadjah Mada, tidak peduli dari fakultas atau disiplin ilmu mana, dapat merasa menjadi bagian integral dari tapestri keilmuan yang kita tenun bersama. Dengan dialog ini, marilah kita mulai merajut harapan dan aspirasi kita menjadi realitas.

Mari kita ambil langkah berani ini bersama-sama, memastikan bahwa setiap keputusan yang kita buat, membawa kita lebih dekat ke visi UGM sebagai kampus global yang inklusif.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Yogyakarta, 10 Juni 2024

GUBERNUR

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA




HAMENGKU BUWONO X