BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

S a m b u t a n Upacara Bendera PERINGATAN KEMERDEKAAN KE-78 REPUBLIK INDONESIA

Assalammu?alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi kita semua,



Warga Yogyakarta yang patriotik,


Merdeka!!!


Hari ini, 17 Agustus 2023, tepatnya jam 10.00 pagi, 78 tahun yang lalu, Soekarno-Hatta telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, ke seluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu, jika hari ini kita memperingatinya, hendaklah diiringi rasa syukur ke hadirat-Nya, atas berkah-rahmat kemerdekaan, yang telah dilimpahkan kepada bangsa Indonesia itu.


Momentum Peringatan Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI, dengan tema: ? Terus Melaju untuk Indonesia Maju?, dapat dimaknai sebagai semangat untuk menempuh perubahan ke arah yang lebih baik, dalam setiap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


Berbagai perubahan yang terjadi, adalah sejatinya keniscayaan, selayaknya falsafah ?Lir Gumanti? dan ?Cakra Manggilingan?. Selaras dengan hal tersebut, sengkalan tarikh Jawa, ?Wiyata Gati Pambukaning Budi? seakan menggelorakan semangat, bahwa setiap perubahan harus disikapi secara positif, diiringi upaya pembelajaran atas kehidupan, agar perubahan-perubahan itu memiliki dampak yang positif dan menyejahterakan.


Bahwasanya, energi bangsa dan kearifan lokal, harus diaktualisasikan dan diselaraskan dengan berbagai perubahan global. Adaptasi sosial ini dilakukan,? untuk membuka pintu pemikiran, berlandaskan pada nilai-nilai dan etika kemanusiaan, agar setiap proses pembangunan dapat mendukung pemerataan kesejahteraan di seluruh Indonesia.


Oleh sebab itu, ke-bhineka-an potensi energi bangsa kita pupuk dan kembangkan bersama, agar menjadi akumulasi kekuatan positif, serta menjadi wahana menuju kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, yang lebih sejahtera,? berkeadilan, guyub-rukun, dan aman-damai.



Warga Yogyakarta yang Istimewa,


SUASANA guyub-rukun dan kerja-bersama itu, dulu telah diteladankan oleh para Pendiri Bangsa tatkala berjuang bersama di Republik Yogya tahun 1945-1949. Pada masa itu, jiwa kebangsaan membakar dada setiap pemimpin yang menyatu dengan rakyat, realita dari filosofi Manunggaling Kawul?-Gusti.


Ketika itu pula, cara berjuang yang ber-Pancasila disemaikan, dan mewujud nyata dalam semangat ke-Bhinneka Tunggal Ika-an. Karena senyatanya, digerakkan oleh pemimpin lintas-etnik dan lintas-agama, yang membawa makna sejarah. Bahwa dari Yogyakarta-lah,? tonggak awal pergulatan kita sebagai bangsa yang mencita-citakan kemerdekaan dipancangkan. Artinya, perjuangan para pemimpin itu, bukanlah untuk Yogyakarta semata, tetapi Dari Yogya Untuk Indonesia.


Dulu, perjuangan merebut kemerdekaan memanglah jelas tergambar, dalam sengkalan tahun 1945, ?Bajraning Pakarti Pambukaning Agesang?, yaitu melalui perjuangan fisik bersenjata, untuk mencapai kehidupan berbangsa yang merdeka. Dan di masa sekarang ini, perjuangan itu haruslah terus dilanjutkan, agar bangsa ini dapat hidup terhormat dalam kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan.


Harus kita akui, masalah, tantangan dan jawaban dalam masa Revolusi dulu, memang jauh berbeda dengan zaman sekarang. Namun, satu hal yang tidak boleh berubah, ialah jiwa dan semangat sebagai pejuang, yang tetap diperlukan sepanjang zaman, karena pembangunan bangsa memerlukan sikap kepahlawanan, dan kegigihan pejuang serta keteladanan pemimpin.


Merujuk pada tema: ?Terus Melaju untuk Indonesia Maju?, bahwa esensi kalimat tersebut adalah ?Akselerasi Pembangunan?, yang mengisyaratkan tindak lanjut yang lebih cepat atas pencapaian yang telah diraih Indonesia. Sehingga, menjadi tugas bangsa inilah, untuk melanjutkan gerakan pembangunan negara, dengan aksi nyata yang progresif dan berkelanjutan.



Warga Yogyakarta yang memperoleh rahmat-Nya,


DENGAN pandangan reflektif seperti itu, marilah kita bangun persatuan dan kesatuan bangsa dengan ?kerja bersama?, yang menandai peringatan Proklamasi Kemerdekaan Ke-78 RI ini, dengan penuh rasa syukur.


Bersama-sama, marilah kita perkokoh? Prinsip Satya Wacana?Satunya kata dan perbuatan, dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, sesuai perannya masing-masing, dalam orkestrasi gotong-royong, menyejahterakan Indonesia.


Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Mengetahui, menunjukkan arah di jalan lurus-Nya, sehingga Jiwa Proklamasi, dapat menuntaskan misi membangun NKRI yang satu dan bersatu, dalam iringan semangat ?Akselerasi pembangunan, menuju masyarakat yang Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Karta Raharja?, dan? Indonesia yang Panjang Dawa Pocapane, Punjung Luhur Kawibawane.

?

Dirgahayulah yang ke-78 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekali Merdeka, Tetap Merdeka, menuju Indonesia Jaya!!!