BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

“PEER LEARNING MEETING NASIONAL” TAHUN 2023 PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, DENGAN TEMA:

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam damai sejahtera bagi kita semua



Yang terhormat:

  • Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Drs. Teten Masduki atau yang mewakili;

  • Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bapak Budi Arie Setiadi, S.Sos., M.Si.


Dan yang saya hormati:

  • Kepala Perpustakaan Nasional RI beserta seluruh jajarannya;

  • Mitra Kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia;

  • Perwakilan dari civitas akademika dan komunitas;

  • Tamu undangan dan hadirin sekalian.



Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita masih diberi kesempatan untuk bersilaturahmi dalam acara Peer Learning Meeting (PLM) Nasional 2023 dengan tema-nya "Menguatkan Literasi menuju Masyarakat Sejahtera melalui Perpustakaan Kreatif dan Inovatif”.


Mengawali sambutan ini, perkenankanlah saya mengucapkan Sugeng Rawuh, Selamat Datang  di Daerah Istimewa Yogyakarta kepada para Menteri, Kepala Perpustakaan Nasional RI beserta jajarannya, dan kepada para  peserta dari seluruh penjuru Indonesia.



Hadirin sekalian yang saya hormati,

Mungkin pernah timbul pertanyaan dalam benak, apa pentingnya literasi? Berkaca dari pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang cukup menggelitik dan perlu kita pahami bersama. Yang pertama, OECD menunjukkan bahwa lebih dari 55% orang Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan masih mengalami functionally illiterate. Secara sederhana, functionally illiterate dapat diartikan sebagai kurangnya kemampuan memahami isi bacaan. Hasil riset ini sekaligus menunjukkan, bahwa bahwa literasi bagi orang dewasa (adult literacy) ternyata belum merata di negara ini.


Kedua, fenomena global menunjukkan bahwa information flood menyebabkan masyarakat mudah terjebak dalam misinformasi, disinformasi, dan mal-informasi, yang dalam falsafah Jawa dikenal sebagai situasi Undhaking Pawarta, Sudhaning Kiriman. Hasil penelitian Roy dan Aral (2018) yang dipublikasikan di jurnal Science menyimpulkan,  bahwa berita bohong lebih cepat menyebar daripada berita asli. Bahkan 1 persen dari berita bohong yang paling populer berhasil menjangkau 1.000 hingga 10.000 pengguna, sementara berita asli sangat jarang menjangkau 1.000 pengguna.


Berkaca dari dua fenomena di atas, tentu pada akhirnya kita harus bersepakat: Literasi dibutuhkan oleh bangsa ini, agar perpustakaan menjadi lebih berdayaguna, seiring upaya membentuk tatanan masyarakat Indonesia yang lebih cendekia, bijak, dan sejahtera.


Literasi, juga menjadi jurus jitu dalam meningkatkan budaya baca dan optimalisasi potensi perpustakaan, selayaknya tercermin pada sesanti latin "Liber sine doctrina, est sicut castrum sine armamentario”, yang dalam konteks hari ini, dapat dipahami sebagai "Buku tanpa literasi, seperti halnya benteng tanpa gudang senjata".



Hadirin sekalian yang berbahagia,

Di era yang kian maju ini, literasi semakin erat benang merahnya dengan tingkat ekonomi dan kesejahteraan. Untuk mengetahui keterkaitan itu, dapatlah kita menyimak hasil penelitian Fleming (2021), yang menyimpulkan bahwa:


  1. Tingkat literasi menunjukkan kualitas pendidikan.  Anggota masyarakat yang berpendidikan, umumnya mendapatkan penghasilan layak dan lebih melek terhadap teknologi;


  1. Masyarakat dengan tingkat literasi rendah, cenderung mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang layak dan untuk promosinya;


  1. Semakin tinggi tingkat literasi, semakin tinggi standar hidup yang dapat diraih;


  1. Negara perlu memprioritaskan pendidikan dasar, agar anak-anak bisa mendapatkan fondasi literasi yang baik;


  1. Literasi mampu mengangkat masyarakat dari jurang kemiskinan. Literasi tidak hanya memperkaya kehidupan individu, tetapi juga menciptakan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilannya.


  1. Literasi adalah salah satu indikator kunci dari kondisi ekonomi, karena pada akhirnya menjadi indikator kualitas sumber daya manusia suatu negara.



Hadirin sekalian,


Bertolak dari berbagai ilutrasi itulah, dalam suasana yang penuh asa pada hari ini, marilah kita menyukseskan Peer Learning Meeting (PLM) Nasional 2023 dengan tema-nya: "Menguatkan Literasi menuju Masyarakat Sejahtera melalui Perpustakaan Kreatif dan Inovatif”.


Mari berkolaborasi untuk menciptakan Indonesia yang lebih sejahtera, di mana literasi adalah cahaya yang mengusir kegelapan ketidaktahuan, di mana setiap warga memiliki akses tak terbatas pada pengetahuan, dan di mana perpustakaan menjadi pusat kreativitas dan inovasi.


Mari kita orkestrasikan ide-ide cemerlang dari perpustakaan di seluruh negeri ini, bersama-sama kita buka jalan menuju Indonesia yang lebih cerdas, berdaya, dan sejahtera.


Teriring apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, atas semua kerja keras dan berbagai dukungan yang telah diberikan. Akhir kata, mari kita bersama-sama menjadikan literasi sebagai fondasi kesejahteraan, dengan perpustakaan sebagai sumber kekuatan untuk menguasai pengetahuan.


Sekian, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Yogyakarta, 20 September 2023