BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sambutan PENTAS SENI DAN BUDAYA PARADE GANGSA

Assalamualaikum Wr., Wb.,

Salam damai sejahtera bagi kita semua.


Yang kami hormati:

Pimpinan dan Jajaran FORKOPIMDA DIY, Komunitas Seni dan Budaya DIY, Para Tamu Undangan, dan Saudara sekalian.


Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena masih memperkenankan kita untuk hadir di sini dalam keadaan sehat wal’afiat,  tanpa kekurangan suatu apapun, pada pentas seni budaya Parade Gangsa.



Hadirin sekalian,

Gamelan sejatinya merupakan salah satu ekspresi budaya, dan sarana membangun koneksi antara manusia dengan alam semesta. Gamelan yang dimainkan secara orkestra, mengajarkan tentang harmoni, yang merupakan kunci penting bagi kehidupan di bumi. Adapun saat berbicara tentang urgensi pelestarian gamelan sebagai warisan budaya, kita sesungguhnya sedang berbicara mengenai nilai (values), bukan tentang artefak.

Sekedar menyegarkan ingatan, dua tahun yang lalu, atau tepatnya pada tanggal 15 Desember 2021, UNESCO menetapkan Gamelan Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Ini adalah wujud pengakuan dunia terhadap keunggulan dan nilai penting falsafah gamelan.

Dalam konteks DIY, kita semua yang hadir di sini tentu sudah sangat paham, bahwa pembangunan kebudayaan di DIY ditujukan untuk melindungi dan mengembangkan kebudayaan, memperkuat identitas diri atau jati diri masyarakat, serta memanfaatkan kebudayaan sebagai potensi ekonomi kreatif yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi, serta mengentaskan kemiskinan.

Kembali ke soal gamelan. Terlepas dari berbagai upaya yang selama ini telah dilakukan terkait pelestariannya, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi-kondisi keterbatasan jumlah empu; lamanya proses pembuatan gamelan, dan kurangnya antusiasme generasi muda terhadap gamelan masih kita hadapi di DIY.

Demikian pula dalam kaitannya dengan pengakuan UNESCO, serta tujuan pembangunan kebudayaan DIY, permasalahan kurangnya antusiasme, yang salah satu penyebabnya adalah perihal “tak kenal maka tak sayang”, sesungguhnya merupakan hal yang ironis.

Sehingga, di sinilah nilai penting diselenggarakannya Parade Gangsa hari ini: mengajak seluruh elemen yang ada di DIY, termasuk FORKOPIMDA, untuk bekerja sama dalam merealisasikan tujuan pembangunan kebudayaan DIY, dengan seni gamelan sebagai mediumnya.

Untuk itu, atas nama Pemerintah Daerah DIY, Saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih, atas kesediaan seluruh pihak untuk berpartisipasi dalam acara ini. Besar harapan saya, semua pihak terkait menyadari sepenuhnya, bahwa Parade Gangsa ini tidak dimaksudkan untuk berhenti di level output. Ada outcome yang ingin diraih: bahwa values atau filosofi yang diusung oleh gamelan dapat senantiasa hidup, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari jati diri kita. Mari kita sadari sepenuhnya, bahwa tanggung jawab kita belum selesai, selama outcome atau tujuan besar tadi belum tercapai.


Hadirin sekalian,

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhirnya, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Parade Gangsa saya nyatakan resmi dibuka.

Terima kasih.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

Yogyakarta, 27 November 2023