BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sambutan UPACARA PERINGATAN HARI IBU KE-95 TAHUN 2023

Assalamualaikum Wr., Wb.,

Salam Damai Sejahtera bagi Kita Semua.

 

Yang saya hormati:

  • Wakil Gubernur DIY;

  • Gusti Kanjeng Ratu Hemas;

  • Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam;

  • Jajaran Forkopimda DIY;

  • Sekretaris Daerah dan para Kepala OPD di lingkungan Pemda DIY;

  • Bupati dan Walikota se-DIY;

  • Pimpinan organisasi wanita se-DIY;

  • Mitra Kerja Pemda DIY dari unsur Perbankan dan unsur lainnya;

  • Tamu undangan dan hadirin sekalian,

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga tahun ini, kita kembali dapat melaksanakan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-95, seraya mengenang, betapa agung dan mulianya peran perempuan, dalam membangun fondasi bangsa ini. Momentum hari ini, juga untuk mengingat betapa para perempuan Indonesia telah turut berjuang mewujudkan kemerdekaan, dalam semangat pergerakan yang setara dan berkeadilan.

 

Hadirin sekalian, khususnya kaum Ibu yang saya banggakan,

Hari Ibu di Indonesia, tidak sama dengan Mother’s Day di negara lain. Di negara kita, ini bukan sebatas perayaan terhadap peran domestik para perempuan. Melainkan, juga menjadi perayaan atas kiprah kaum perempuan, yang telah turut andil dalam membangun sebuah bangsa dan negara sebagaimana yang kita kenal saat ini.

Tonggak sejarah kiprah perempuan adalah Kongres Perempuan Indonesia ke-1, yang diselenggarakan tanggal 22 Desember 1928. Kongres ini menjadi momentum penting, yang menunjukkan kebulatan tekad kaum perempuan, untuk turut terlibat dalam perjuangan, menuju Indonesia yang merdeka, makmur, dan sejahtera.

Fakta historis perjuangan perempuan Indonesia ini menunjukkan bahwa perempuan Indonesia, sejak lama telah memiliki kesadaran sebagai "subjek" otonom, yang tidak menjadikan peran domestik, sebagai satu-satunya bentuk, atau pilihan bagi aktualisasi diri. Mereka sadar, bahwa Indonesia, tidak akan tiba pada kondisi yang dicita-citakan, selama kaum perempuannya, masih memiliki posisi dan peran marginal.

Kita patut bersyukur, bahwa dalam kurun waktu 95 tahun ini, sudah banyak perbaikan dan kemajuan yang dialami kaum perempuan. Meski demikian, di sisi lain kita pun perlu mengakui, bahwa kesetaraan gender, hingga kini masih merupakan isu besar.

Akar permasalahannya ada pada mindset, yang diterjemahkan sebagai pola pikir, dan culture set, yang dalam konteks ini diterjemahkan bukan sebagai budaya, melainkan kebiasaan. Mindset dan culture set inilah, yang sesungguhnya memposisikan kaum perempuan, di belakang kaum laki-laki. Mindset dan culture set pulalah, yang menjadikan kaum perempuan menerima posisi tersebut, menyebabkan kaum perempuan enggan, atau bahkan kurang percaya diri untuk tampil di depan.

Sehingga dalam kaitannya dengan ketidak-setaraan gender, perempuan selain mengalami hambatan eksternal, sekaligus juga secara internalitas mental, menghambat dirinya sendiri.

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Masuk ke tema besar nasional, Perayaan Hari Ibu ke-95: “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”. Tema tersebut dapat dimaknai sebagai 2 hal. Pertama, sebagai statement penghargaan sekaligus pengakuan atas sepak terjang perempuan Indonesia selama ini: bahwa kemajuan yang kita rasakan saat ini tidak terlepas dari kontribusi kaum perempuan yang berdaya.

Kedua, sebagai harapan sekaligus dorongan, bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang terus maju, perempuan yang berdaya adalah keniscayaan—bahwasanya, perempuan berhak sekaligus wajib, untuk bangkit, tumbuh, dan berkembang.

Bertolak dari situ, mari bersama-sama terus kita perbaiki pola pikir dan pola kebiasaan, terkait peran dan posisi perempuan. Tingkatkan penghargaan terhadap perempuan, dan yang terutama, penghargaan perempuan terhadap dirinya sendiri.

Tingkatkan kesetaraan gender, dengan tataran ideal, tercapainya persamaan kedudukan, hak, kewajiban, dan kesempatan antara kaum perempuan dan laki-laki, agar menjadi mitra sejajar, dalam seluruh aspek kehidupan.

Mari terus berkarya, menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri. Terus tingkatkan kualitas dan kapabilitas diri, gandeng mereka yang masih tertatih-tatih, atau yang sedang terjatuh, sehingga bersama-sama menjadi kekuatan, yang dapat menjadi manfaat dan kebaikan bagi semua.

Yang tidak kalah penting, kepada para perempuan Indonesia, jangan pernah lupa, bahwa meski kemajuan kaum perempuan adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa, namun kunci keberhasilan utamanya, ada motivasi dan karya nyata kaum perempuan itu sendiri.

Akhirnya, saya ucapkan Selamat Hari Ibu, kepada seluruh perempuan Indonesia yang telah, sedang, dan akan melanjutkan perjuangan era Kongres Perempuan ke-1. Jadilah inspirasi, demi “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju!”

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Yogyakarta, 20 Desember 2023