BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Budaya Lokal Dapat Dirajut Menjadi Budaya Nasional

Pada jaman Yunani dahulu, untuk membangun manusia yang utuh adalah melalui fisik yang sehat demikian dikemukakan Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Boediono pada refleksi yang disampaikan dalam kunjungannya di Padepokan Seni Bagong Kusudiardja (PSBK) pada Kamis, (10/07) di Kembaran Rt. 04, Kasihan, Bantul. Menurutnya, ada tiga aspek yang membuat jiwa itu utuh, yaitu : manusia bisa menggunakan logikanya dengan baik, jiwanya bisa merasakan mana yang baik dan mana yang buruk, yang berujud nilai -nilai moral, dan jiwa yang bisa mengapresiasi, menciptakan kreasi, keindahan atau estetika apapun yang baik .

Karenanya Boediono sangat mendukung kiprah padeponkan tersebut dalam melanjutkan impian Bagong Kusudiardjo untuk diwujudkan menjadi kenyataan, yaitu membuat seni sebagai bagian dari bagian kehidupan nyata masyarakat dan kehidupan pribadi. Seni tidak hanya untuk seni tapi seni bisa untuk kemasyarakat dan pengembangan pribadi.

Menurutnya benar, karena kita sebagai manusia bagaimana harus dapat membangun manusia, anak-anak kita, adik-adik dan generasi muda pada umumnya agar menjadi warga negara yang baik, yang mumpuni dan kreatif.

Masih relevan bagi kita, kalau kita bisa menciptakan kinerja yang tangguh dan bisa diestafetkan kepada generasi muda yang kemudian dapat menjadi pemimpin yang baik dibandingkan kita-kita ini. Baginya etika dan estetika harus digali, karena hal ini menyangkut hati, muaranya pada hati, tandas wapres. Karena bila keduanya mampu dikembangkan yaitu menyangkut apresiasi, otomatis dengan sendirinya biasanya akan mampu mempunyai kepekaan terhadap etika yang bisa membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang benar ataupun yang salah.

Kita melihat anak-anak kita sangat bagus dibidang matematika, fisika ataupun terkait dengan akal maupun akademis, namun yang dua ini belum terkait dengan bagian sistem integral dalam mendidik anak-anak kita terutama etika kepekaan terhadap nillai-nilai moral, dan masalah estetika selain fisik. Menurutnya, kita semua bisa memberikan kontribusi kepada generasi mendatang agar bisa menjadi generasi yang dibanggakan untuk melanjutkan eksistensi dari Republik Indonesika yang kita cintai ini. Hal ini yang dirintis dan dilakukan oleh padepokan bagong Kusudiarjo menurutnya sudah bagus. Ini merupakan kontribusi yang luar biasa bagi NKRI, tandasnya.

Budiono mendukung upaya bagaimana budaya-budaya lokal dapat dirajut menjadi budaya nasional, dengan tidak perlu mereka melebur menjadi satu, namun apabila ada yang mengkaitkan dan menjadikan rajutan menjadi satu akan menjadi baik, seperti dicontohkan pada budaya mantaraman yang digabung dengan jawa timuran yang sebenarnya berada didua kutub yang berbeda, namun ternyata setelah digabungkan menjadi lebih lucu dari pada mereka tampil sendiri-sendiri.

PSBK yang dulu merupakan lembaga non formal ala pesantren,kini sudah berubah menjadi rumah seni yang memfasilitasi seniman dan masyarakat non seni untuk berkembnag dan memanfaatkan energi seni, bukan hanya untuk tujuan artistik, namun juga kemanusiaan. Hal itu bertujuan agar masyarakat menyadari sebenarnya ada kekuatan seni yang berdaya guna bagi pengabdian mereka kepada masyarakat dan kemanusaian, demikian dikemukakan oleh salah satu anak biologis dan idiologis Bagong, yaitu Butet Kertaradjasa.

Turut hadir dalam kesempatan itu selain pendamping setia Boedeiono, yaitu Herawati istri beliau, juga Wakil Gubernur DIY, Paku Alam IX, segenap jajaran Forkompimda DIY dan wakil Bupati Bantul, Sumarno serta sejumlah pejabat Pemkab Bantul. (teb).

Pejabat

Pejabat Biro Umum dan Protokol Setda DIY