BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Home Berita Di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Tiga Malam Berturut-turut, Pemda DIY Pergelarkan Seni Budaya Tari Da

Di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Tiga Malam Berturut-turut, Pemda DIY Pergelarkan Seni Budaya Tari Da

Pementasan wayang Wong mempunyai arti yang sangat penting bagi warga masyarakat dalam upaya ikut melestarikan budaya Yogyakarta, karena disamping dapat memberikan ruang kepada seniman untuk berkreasi, juga dapat memperkenalkan dan menanamkan kecintaan akan khasanah budaya Indonesia kepada generasi muda kita.

Dermikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Drs.GBPH Haji Yudhaningrat.MM ketika membuka Pagelaran Wayang Wong Gaya Yogyakarta malam ini (Kamis,18/9) di Bangsal Kepatihan, Danurejan,Yogyakarta yang juga dihadiri Kepala Biro,Dinas dilingkungan Pemda DIY (Kepala SKPD), kerabat Kraton dan Puro pakualaman,Yogyakarta.

Kepala Bidang Tradisi Seni dan Film Dinas Kebudayaan DIY Setiawan Sahli.S.Sos menjelaskan bahwa Yogyakarta sebagai kota budaya tidak bias dilepaskan dari peran para seniman, budayawan serta pelaku dan pelestari adat dan tradisi. Terjaganya kekayaan dan kehidupan budaya di Yogyakarta tersebut telah menguatkan karakteristik Yogyakarta sebagai salah satu pusat kebudayaan yang penting di Indonesia. Olehkarena itu sudah menjadi kewajiban Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan untuk mendukung pelestarian dan pengembangan seni budaya yang hidup dan berkembang di DIY ini.

Apalagi DIY memiliki kekayaan adat istiadat dan upacara adat yang terjaga dengan baik meskipun rawan tyerhadap globalisasi, sehaingga upaya pelestariannya perlu dukungan, peran dan partisaipasi masyarakat agar kearifan budaya local yangh kita miliki tetap lestari dan terjaga.

Ditambahkan Kepala Bidang Tradisi Seni dan Film Setiawan bahwa Dinas Kebudayaan DIY Kerjasama dengan KHP Kridha Mardowo Kraton Yogyakarta selama 3 malam berturut-turut di Bangsal Kepatihan Danurejan,Yogyakarta mementaskan Pagelaran Wayang Wong, Wayang Topeng Gaya Yogyakarta serta Pagelaran Tari Bedaya dan Tari Srimpi. Hal ini sebagai upaya pelestarian dan pengembangan nilai-nilai keklasikan seni tari gaya Yogyakarta agar tetap terjaga dan diwariskan dari generasi kke generaasi berikutnya sebagai regenerasi seniman.

Diakui Gubernur DIY bahwa potensi kesenian wayang wong ini merupakan sesuatu yang sangat strategis untuk dikembangkan. Karena hal ini tidak saja untuk membendung arus besar budaya popular yang cenderung mengesampingkan norma-norma dan nilai kemanusiaan, akan tetapi dengan seni pertunjukan wayang wong ini juga diharapkan dapat meminimalisasi pandangan yang sempit tentang nilai kehidupan serta kemanusiaan.

Bahkan menurut Sultan seni wayang wong ini dapat dipakai sebagai sarana kegiatan baru bagi generasi muda dadalam melakukan kegiatan yang sehat untuk memajukan nilai-nilai universal seperti keadilan, kesetaraan dan demokrasi serta nilai-nilai kebangsaan.

Untuk itu harapan Gubernur DIY ini seni wayang wong harus dipertahankan keberadaannya. Artinya tanggungjawab untuk mempertahankan khasanah seni budaya yang asudah ada sejak dulu, adalah dengan sebanyak mungkin menampilkan pertunjukan-pertunjukan seni budaya di tengah masyarakat, sehingga seni budaya akan terus hidup. Sebab seni budaya merupakan warisan leluhur yang diturunkan bagi generasi selanjutnya untuk dilestarikan dan dijaga perkembangannya.

Dibagian lain Gubernur DIY melalui Kepala Dinas Kebudayaan DIY menyatakan bahwa pertunjukan seni budaya wayang wong selain sebagai hiburan juga unytuk menyeimbangkan kehidupan masyarakat, dalam rangka ikut serta membangun solidaritas kebangsaan di dalam kondisi masyarakat DIY yang serba majemuk, serta sebagai salah satu unsure modal atau potensi untuk memp

Mengakhiri sambutannya Gubernur DIY selain mengapresiasi di pagelarkannya seni Budaya Wayang Wong ini juga mengharapkan pengunjung atau penonton akan dapat memetik makna dari kisah-kisah wayang wong tersebut dan dapat memahami esensi untuk menangkap nilai dan makna dalam kehidupan sekaligus sebagai ajang sarana hiburan yang sangat menarik bagi warga Yogyakarta. Pertunjukan ini secara langsung juga merupakan salahs atu kegiatan yang akan mendukung dan memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat seni budaya, kota pendidikan serta kota pariwisata. kehidupan

Senelum dipagelarkan wayang wong dengan lakon ? Jumenengan Romo? melibatkan 80 orang pemain,35 penabuh dan 5 sinden dan malam pertama ini terlebih dahulu dipentaskan tari klasik Yogyakarta yaitu tari Bedaya Harjuno Wiwoho.

Pagelaran untuk yang pertama kali setelah di syahkannya Undang-undang Keistimnewaan DIY tersebut mendapatakan sambutan atusias masyarakat dan turis asing yang keberyilan berkunjung ke Yogyakarta.

Untuk hari Jum?at,( 19/9) akan dipagelarkan Tari Klasik Yogyakarta yaitu Tari Bedaya Sapta dan Wayang wong Mahabarata dengan lakon Jumenengan Prabu Kalithi dan hari Sabtu (20/9) dipagelarkan tari Klasik Srimpi Muncar dan Wayang Topeng Panji dengan lakon Sekartaji Boyong. (Kar/Skm)

Pejabat

Pejabat Biro Umum dan Protokol Setda DIY