BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Home Berita Delapan Kontingen Seni Meriahkan Gelar Budaya DIY Di Anjungan TMII Jakarta 2014

Delapan Kontingen Seni Meriahkan Gelar Budaya DIY Di Anjungan TMII Jakarta 2014

Sadono Suryokusumo: Seni Budaya Yang Penuh Sanopo perlu diajarkan pada anak-anak

Gejok Lesung adalah alat salah satu untuk menumbuk padi jaman dahulu (era tahun 1970 an di pedesaan ) oleh ibu-ibu sebelum digeser alat penggilingan padi (Hiller)dan ketika digunakan suaranya nyaring. Sekarang Gejok lesung pun sudah langka atau sulit dijumpai ditengah-tengah para petani meskipun alat tersebut waktu itu merupakan sebagai alat pokok penumbuk padi.

?

Namun demikian Gejok lesung ditangan seniman kreatif dari Kabupaten Kulonprogo digunakan sebagai alat pengiring/pengganti musik yang dikolaborasi tari dan tembang tradisional menjadi sangat cantik didengar dan disaksikan bahkan siang kemarin (Minggu,28/9) tampil di Anjungan DIY di Taman Mini Indonesia (TMMI) sebagai pembuka Atraksi Gelar Seni Budaya dari Kabupaten/kota se DIY, Paguyuban Masyarakat DIY di Jakarta dan sekitarnya, Dinas Kebudayaan DIY serta Guntur Madu Trah Kraton Yogyakarta dan Hudiono Trah Puro Paku Alaman Yogytakarta membuat decak dan kagum penononton yang menyasikannya.

Gejok Lesung oleh para remaja Girimulyo,Kulonprogo dikolaborasi dengan musik kendang, Saron, demung Gong serta Siter sangat merdu untuk mengiringan tembang tradisional seperti lesung jumengglung , Mars Kulonprogo Binangun, Gugur Gunung, Jangkrik Genggong,jaranan apalagi dikolaborasi dengan tari angguk, incling dan tari Oglek dengan gerak atraktik semakin menarik.

Ketua Panitia Gelar Budaya dalam rangka Peringatan Hadeging Kraton Yogyakarta yang ke 267 dan Gelar Seni Budaya Yogyakarta di TMII yang ke-14 tahun 2014 Dr.Drs.Tukiman Ws. SH.MM menyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya Gelar seni ini adalah sebagai upaya warga DIY di Jakarta dan sekitarnya untuk tetap melestarikan seni dan Budaya Yogyakarta dengan tema ?Melestarikan Kebhinekaan Seni Budaya Yogyakarta ? .

Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari (25-28 September 2014) dengan acara Selamatan potong tumpeng tanda dimulainya Gelar seni Budaya Yogyakarta yang kemudian dilanjutkan Pementasan Ketoprak hasil Diklat Ketoprak Anjungan DIY di TMII, Sarasehan Budaya dan Puncak GSBY menampilkan atraksi dari 8 kontingen /paguyuban seni .

Dalam kesempatan GSBY ke-14 juga mengundang 29 Duta Besar atau atase Kebudayaan negara sahabat sebagai upaya kantor Perwakilan DIY di Jakarta untuk mempromosikan potensi DIY di negara-negara sahabat.

Gelar Pentas Seni Budaya Yogyakarta diawali dengan Kirab Prajurit Trah Kraton dan Trah Prajurit Puro Paku Alaman dihadiri dan disakasikan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX di dampingi Atika Suryo Dilogo,Wakil Bupati Kulonprogo,Drs.H.Sutejo, Wakil Bupati Bantul Drs.Sumarno, Kepala BKPM DIY Supratikno, Wakil Duta Besar India Dr.Shalia Shah, General Menejer Taman Mini Indonesia Indah, dan tokoh-tokoh masyarakat DIY di Jakarta mendapatkan sambutan atusias masyarakat DIY di Jakarta.

Kedelapan kontingen tersebut meliputi Kontingen Seni Budaya kabupaten Bantul menampilkan seni Jathilan Kreasi Kudho Prasojo dengan tema ? Satria Sejati? Kontingen Trah hudiono Puro Pakualaman menampilkan Beksan Wirotomo, Kota Yogyakarta menampilkan Soreng Pati dengan tema? Nyi Ageng Serang ? Kontingen Kabupaten Sleman menampilkan Tari Badui, Kontingen Kabupaten Gunungkidul menampilkan tari Kethek Ogleng dan Dinas Kebudayaan DIY menampilkan Theater Ongkek dengan tema?Prentah Diponegoro?.Kabupaten Kulonprogo menampilkan gejog Lesung.

Ketua Pengurus Senowangi yang sekaligus sebagai Sekretaris Nasional Wayang Indonesia dan Catur Sagotro Nusantoro Sadono Suryokusumo seusai menyaksikan Gelar Seni Budaya Yogyakarta di Anjungan TMII tersebut kepada reporter www.jogjaprov.go.id menyampaikan pendapatnya bahwa Ppagelaran Seni Budaya ini ada kemajuan yang sangat luar biasa, yang dulunya sifatnya magic, saat ini telah berkembang pesat? seni budaya kita bisa kita jual ? hanya saja tambahan-tambahan pakaian seperti pada jathilan yang ada raksasanya (buto) perlu dijelaskan pada masyarakat apa maksud dan artinya.? Saya mengapresiasi lompatan kemajuan seni Budaya Yogyakarta yang luar biasa baik seni dan pakaiannya yang sangat luar biasa. Hanya saja ada tambahan seperti buto pada jatilan misalnya itu maksudnya apa ? tandas Sadono Suryokusumo.

Terkait dengan penyelenggaraan sarasehan Budaya dia berharap kepada kantor perwakilan DIY di jakarta untuk ditingkatkan volumenya bukan saja di paguyuban saja tetapi di sekolah-sekolah agar anak-anak sejak kecil paham dan tahu akan budaya kita yang adiluhung dan penuh makna?Kebak sanepo?

? Budaya yang penuh Sanepo tersebut perlu diajarkan pada anak-anak karena menurut Sadono Sanepo itu logika benar, ning pener ora. Itu harus diendapkan dinurani yaitu yo bener ning yo pener, rasane kepenak, nentremke ati?

Harapan Ketua Pengurus Senowangi yang sekaligus sebagai Sekretaris Nasional Wayang Indonesia dan Catur Sagotro Nusantoro Sadono Suryokusumo diselenggarakannya Gelar seni Budaya ke 14 ini terus disempurnakan , agar nantinya setidaknya setingkat dengan bedoyo songo. ?Bedoyo songo kondang pada zamannya, jaman yang akan datang bagaimana mengolah budaya ini juga kedepan agar kondang sebagaimana budoyo songo, Ramayana, Untuk itu antara olah pikir dan olah rasa dalam mengelola budaya itu harus sama dan sinkron?.

?

Dalam kesempatan itu Sadono Suryo Kusumo mencontohkan sangat mendalam yaitu Janoko atau arjuna itu istrinya 3 yaitu Sembodro, Sri Kandi dan Larasati. Ketiga istri janoko itu bisa menjaga keluarga, bisa mempunyai anak, dan bisa memelihara rasa suaminya. Demikian juga dengan olah seni, bagaimana generasi muda itu dalam mengolah seni harus mempunyai 3 rasa tersebut agar seni ke depan juga bisa diterima di hati masyarakat.(Kar/Skm)

Pejabat

Pejabat Biro Umum dan Protokol Setda DIY