Gubernur DIY Sri Sultan HB X Jamu Peserta Konferensi Internasional Ekohidrologi
Pagelaran Tari Puji Astuti dan Tari Rengganis Adaninggar dari Siswa-siswi SMKI , Bantul, Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta semalam (Senin,10/11) di Bangsal Kepatihan,Yogyakarta menjadi sajian/suguhan dalam Wellcome Dinner yang diselenggarakan yang diselenggarakan Pemerintah DIY untuk peserta Konferensi Ekohidrologi Asia-Pasifik kerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Gubernur DIY Sri Sultan HB X melalui sambutan tertulisnya yang disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda DIY Drs.Sulistyo.SH.Cn,MSi merasa bahagia dan berbangga hati a tas nama Pemerintah DIY pada malam hari ini dapat menerima peserta Konferensi Ekohidrologi,semoga para peserta benar-benar dapat menikmati kunjungan di kota Budaya ini, serta merasa betah, nyaman dan mendapatkan pengalaman yang penuh kesan selama berada di sini. ? Sekali lagi, saya ucapkan Selamat Datang di Yogyakarta, dan saya sampaikan terima kasih atas kepercayaan memilih DIY sebagai tuan rumah penyelenggaran Sidang RSC IHP UNESCO dan Konferensi Internasional Ecohydrology Tahun 2014 ?.tandasnya
Lebih lanjut Gubernur DIY kepada tamunya menjelaskan bahwa Yogyakarta adalah kota dengan berbagai julukan, diantaranya kota Perjuangan, kota Pendidikan, serta kota pusat tradisi dan kebudayaan Jawa terkemuka di Indonesia. Dilihat dari sejarah terbentuknya NKRI, Yogyakarta sangat berjasa terhadap Republik ini, terutama kaitannya dengan perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah kala itu. Di bawah kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono IX pada waktu itu, masyarakat DIY bahu-membahu membantu para pejuang melawan penjajah. Oleh karena jasa dan perannya dalam perjuangan kemerdekaan itulah, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan status Daerah Istimewa kepada daerah provinsi ini. Sekaligus menunjuk Sultan sebagai gubernur secara turun-temurun.
Sejak abad ke-19, Yogyakarta telah dikenal sebagai kota pelajar dan kota pendidikan, dimana beragam institusi pendidikan dengan berbagai disiplin ilmu berdiri di kota ini, dan telah berhasil menarik minat sekian banyak pelajar dari seantero negeri, bahkan dari mancanegara. Selain itu, Yogyakarta juga terkenal akan budaya Jawa yang kental dan lestari di masyarakat. Masyarakat Yogyakarta dikenal sebagai masyarakat yang majemuk, namun sangat menghargai perbedaan. Masyarakat Yogyakarta memiliki sifat-sifat luhur, yang meliputi keramahtamahan, sifat rendah hati, murah senyum dan jiwa gotong royong.
Sementara itu Direktur UNESCO di Indonesia. Prof. Dr. Hubert Gijzen, menyatakan bahwa keramah-tamahan warga Jogja disajikan untuk seluruh delegasi dan dilengkapi dengan sajian makan tradisional yang disajikan sangat luar biasa.
? Saya menggaris bawahi pula bahwa makanan tradisional yang disajikan tidak lepas dari ketersediaan air yang digunakan dengan sebaik mungkin. Tradisi seperti ini perlu dilestarikan bagi generasi kita mendatang. Saya sangat terkesan dengan suguhan seni budaya yang disajikan dengan penuh warna dan begitu menariknya? tandas Hubert Gijzen.
Dengan penampilan dua tari dari SMKI tersebut, khususnya delegasi dari luar negeri (Jepang,Korea,China,Pakistan, Turbekistan, Australia,India,) merupakan suguhan yang sangat menyenangkan terlihat dia tak-henti-hentinya mengabadikan tari Puji astuti serta Rengganis Adaninggar tersebut menggunakan camera Foto dan Handponnya bahkan untuk mengajak berfoto bersama dengan para penabuh gamelannya(Wiyogonya).
Dalam kesempatan itu juga Kepala LIPI Prof.Dr.Iskandar Zulkarnain menyerahkan kenang-kenangan Cinderamata kepada Asisten Pemerintahan dan Kesra Drs.Sulistyo.SH.Cn.Msi mewakili Gubernur DIY begitu pula sebaliknya atas nama Pemerintah DIY juga diserahkan cinderamata kepada Kepala LIPI, dan Wellcome Dinner dikhiri dengan berfoto bersama di Bangsal Kepatihan,Yogyakarta (Kar/Skm).
Jogja Menjadi Tuan Rumah Konferensi Ekohidrologi Se Asia-Pasifik 2014Persoalan air secara umum belakangan ini semakin memprihatinkan yang berdampak pada penurunan ekosistem Global. Hal ini ditandai dengan hilangnya sebagaian keanekaragaman hayati secara signifikan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendekatan konvensional pengelolaan sumber daya air berdasarkan penerapan teeknik rekayasa, intervensi sektoral, dan pengeliminasian ancaman polusi pada sejumlah sumbernya tidak cukup lagi untukmembentung krisis air Global. Oleh karena itu perlu pendekatan baru untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan pendekatan ekohidrologi yang bertujuan mencari solusi yang tidak secara eksklusif memfokuskan pada persoalan tekhnis, melainkan penyelesaian permasalahan secara luas melalui kebijakan sumberdaya air yang berkelanjutan. Sehubungan dengan hal tersebut selama 2 hari (tanggal 10-12/11) pakar air dari Asia-Pasific dan jajaran LIPI se Indonesia berkumpul di Yogyakarta membahas Ekohidrologi,Solusi Atasi Permasalahan Krisis Air Global. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof.Dr.Iskandar Zulkarnain seusai pembukaan Konferens i Internsional Ekohidrologi di Hotel Royal Ambarukmo siang tadi (Senin,10/11) menjelaskan bahwa Ekohidrologi merupakan ilmu integratif dengan paradigma baru yang berupaya mencari solusi permasalahan seputar air, manusia, lingkungan dan sekitarnya. Dan konsep dasarnya adalah pendekatan pengelolaan sumberdaya air dan biodiversivitas dalam satu kesatuan . ? Walaupun ketersediaan air di Indonesia melimpah ,namun secara kualitas tidak semuanya memenuhi kriteria air bersih dan sehat yang layak konsumsi. Sekarang, sebagian besar dari penduduk masih belum mengkonsumsi air bersih,? tandas Kepala LIPI Iskandar. Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda DIY Drs.Sulistyo.SH.Cn.Msi dalam kesempatan itu selain mengucapkan selamat datang di Yogyakarta kepada para peserta juga mengatakan bahwa air merupakan elemen yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya bagi manusaia tetapi seluruh makhluk hidup di alam semesta ini. Air merupakan barang ultra-esensial bagi kelangsungan hidup manuasia, bahkan para ahli meprediksi bahwa air akan menjadi sumber konflik dan isu global di abad ke-21 ini. Selain itu sumberdaya air duni juga tengah mengalami degradasi yang luar biasa yang berdampak pada menuruinnya keanekaragaman hayati atau biodiversivitas dunia seiring dengan bertambahnya penduduk dan eskalasi pembangunan ekonomi, fungsi ekonomi dan sosial air sering terganggu. Suplai air bersih mulai kritis, sementara permintaan terus meningkat. Kaitannya dengan hal itu, Gubernur DIY lebih lanjut mengingatkan bahwa dalam hal pemanfaatan sumberdaya air, perlu ditingkatkan usaha-usaha konservasi, pengendalian daya rusak dan pendayagunaan sumberdaya air, melalui pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan dan berkeadilan. Sehingga pergeseran tekhnologi pengelolaan air dari konvensional ke pendekatan ekohidrologi (ecohydrology) terpadu, dinilai Gubernur DIY tepat dan bermanfaat bagi masyarakat, khsususnya dalam menanggulangi tantangan ketersediaan air bersih. Sedangkan Ahli(Pakar) air dari UNESCO Prof.Hubert Gizen,PhD dalam keesmpatan menyatakan bahwa secara Global kita menghabiskan/mengambil air bersih dari bumi kita sebesar 4000 km3 setiap tahunnya digunakan untuik berbagai kepentingan antara lain: untuk produksi, konsumsi, tujuan domestik dan berbagai tujuan industri. Karenanya dia mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi diselenggarakannya kegiatan yang merupakan salah satu cara untuk mengembalikan fungsi air dengan sebaik-baiknya. Sebab menurut Prof.Hubert Gizen penggunaan air bersih dan terjaga ekosistemnya akan mendukung tujuan kemanusiaan hari ini dan generasi kita selanjutnya. Usai serimonial pembukaan dilanjutkan dengan konferensi Pers dengan nara sumber Kepala LIPI Prof.Dr.Iskandar Zulkarnain, Prof.Kaoru Takara dari Jepang dan lain-lain.(Kar/Skm) Upacara Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2014 DIYSikap Kepahlawanan merupakan sebuah perwujudan tindakan dan pengorbanan yang penuh militansi. Sikap Kesetiakawanan Sosial adalah perwujudan dari kepekaan sosial atau batin. Kita harus memaknai semua itu bukan hanya sekedar ungkapan saja, tetapi harus dijadikan sebagai kesatuan moral yang dapat diterapkan di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk Indonesia pada masa kini dan mendatang. Hal demikian disampaikan Gubernur DIY, Sultan HB X sebagai Inspektur Upacara dalam membacakan Sambutan Menteri Sosial RI, Kofifah Indar Parawansa di Lapangan Mandala Krida tadi pagi Senin (10/11) pada Upacara Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2014. Ditambahkan bahwa, dengan tema yang diangkat tahun ini adalah ?Pahlawanku Idolaku? dimaksudkan untuk menggugah semangat kepahlawanan sebagai ukuran nilai, baik sebagai ?panutan? maupun figur idola pencarian jati diri. Dengan itu diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi penerus, bahwa semangat juang dan semangat kebangsaan para pahlawan akan selalu terpatri di ?dada? setiap insan Indonsia dan menjadi kebanggaan atau idola sepanjang masa. Pada kesempatan yang sama Upacara Peringatan Hari Pahlawan dilaksanakan juga di Halaman Upacara Kepatihan Yogyakarta yang diikuti oleh karyawan-karyawati Pemda DIY dengan tata urutan yang sama seperti yang dilaksanakan di Lapangan Mandala Krida yaitu : pengibaran bendera merah putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Mengheningkan cipta dipimpin oleh Inspektur Upacara yang pada kesempatan ini diampu oleh Asisten Kesra dan Pemerintahan Setda DIY, Drs. Sulistyo, SH, Cn, MSi. Adapun urutan selanjutnya adalah pembacaan teks Pancasila oleh Irup yang diikuti oleh segenap peserta upacara dan pembacaan Undang-undang Dasar 1945. Menambah kehikmatan dalam upacara tersebut, juga dibacakan pula pesan-pesan pahlawan yaitu : pesan Nyi Ageng Serang, Jendral Sudirman, Supriyadi, Teuku Nyai Arif dan Abdul Muis yang pada intinya adalah himbauan untuk tetap mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam berjuang tanpa menghiraukan pemberian kedudukan ataupun pangkat serta gaji yang tinggi serta untuk tetap semangat dengan memperhatikan bahwa bila orang lain mampu melakukan, maka kita pasti bisa. Seusai Pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Pahlawan di lapangan Mandala Krida diselenggarakan pula ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kusumanegara yang dipimpin oleh Komandan Korem 072, Brigjen TNI MS Fadillah yang diikuti oleh segenap anggota TNI dan POLRI, Pelajar dan Mahasiwa serta utusan SKPD Lingkungan Pemda DIY. (teb/kar/bin) Kapolda DIY Pimpin Upacara Renungan Hari PahlawanKapolda DIY, Brigjen Pol Oerip Subagyo, menjadi inspektur upacara malam renungan peringatan Hari Pahlawan yang diselenggarakan di Taman Makam Pahlawan, Jl. Kusumanegara Yogyakarta, Senin (10/11) dini hari. Ibadah Haji Bukan Merupakan Akhir Dari Sebuah Pengalaman IbadahIbadah Haji bukan hanya terfokus pada kegiatan di tanah suci semata, namun jauh sebelum dan sesudahnya. Demikian Asisten pemerintahan dan Kesra Sekda DIY, Drs. Sulistyo, SH, CN Msi dalam menyampaikan sambutan tertulis? Gubernur DIY, tadi pagi Sabtu (08/10) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta pada acara Mangayubagya Jamaah Haji DIY tahun 1435 H dan Menyambut Tahun Baru 1436 Hijriyah. Meskipun ibadah haji merupakan urutan terakhir dalam rukun Islam, namun pelaksanaanya bukanlah akhir dari sebuah pengalaman ibadah, namun justru merupakan babak baru dan amanah yang lebih berat. Pasca perjalanan ibadah haji, para jamaah diharapkan dapat menjadi panutan umat dalam mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaaannya, ''tandasnya''. Menurut Gubernur, predikat haji mabrur hanya akan tercipta jika setelah kembali ke tengah masyarakat, para jamaah haji mau dan mampu membagi pengalaman rohani yang diperolehnya di tanah suci untuk diterapkan dalam perilaku sehari-hari di tengh-tengah keluarga, masyarakat dan Negara. Sementara itu Amirul Haj DIY untuk tahun 2014, Wahyu Hidayat, M.Si dalam menyampaikan oleh-olehnya sekembali dari tanah suci melaporkan antara lain bahwa, DIY telah memberangkatkan sejumlah 2.492 jamaah yang terdiri dari 2.445 jemaah ,34 petugas pusat dan 13 petugas daerah tergabung dalam Kloter 23 hingga 29 SOC. Setelah kembali ke tanah air berkurang menjadi 2.482 jamaah, karena 8 diantaranya meninggal dunia di tanah suci karena sakit dan kecelakaan. Dalam kesempatan tersebut jamaah haji mendapat siraman ruhani atau tausiyah dari Dr. Khoirudin Basori yang pada dasarnya menekankan bahwa predikat haji mabrur diperoleh apabila para jamaah bisa semakin toat dan tawasuk. Ini mengandung arti bahwa para pribadi tersebut semakin baik pribadinya dan semakin taat. ?Haji mabrur itu merupakan sumber kebaikan dan semakin taat. Khoirudin yang juga seorang psikolog menambahkan bahwa, kebaikan hati bagi haji mabrur dibuktikan dengan semakin bertambahnya sikap ?apikan, lomo ( suka bersedakah) lan kendel ( berani bertindak kebenaran) hal itu yang merupakan satu paket seperti? berani untuk berbeda dan beramar makruf nahi munkar, tambahnya. (teb/skm) |