PAWAI BUDAYA 2014 ?Selendang Sutra Semarak Legenda Suku Nusantara?
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta kembali akan disuguhi sebuah tontonan yang menarik yaitu Pawai Budaya 2014. Pawai dengan Tema "Selendang Sutra Semarak Legenda Suku Nusantara" ini merupakan agenda Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam hal ini Dinas Kebudayaan bekerja sama dengan praktisi Seni di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Event ini akan dilaksanakan pada Hari Minggu tanggal 9 November 2014 mulai pukul 14.00 WIB. Start Pawai dari Komplek Kepatihan menyusuri Jalan Malioboro, Titik Nol Kilometer, Jalan P.Senopati, Jalan Sultan Agung dan Finish di Alun-alun Sewandanan Puro Pakualaman.
Sampai berita ini diturunkan akan ada sekitar 30 Kontingen dari Kabupaten dan Kota se Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan ikut serta dalam Pawai tersebut.
Adapun 30 Kontingen tersebut terdiri dari beberapa kelompok antara lain :
Kelompok 1 yang berada paling depan terdiri dari : Bregada Kraton Ngayogyakarta Hadiningra; Kapal & Adat Etnis Nusantara dan Kolaborasi IKPMD.
Adapun Kelompok 2 yang terdiri dari berbagai Upacara Adat urutannya adalah : Arya Silarong; Bathok Bolu; Kupatan Jolosutro; Nyi Ageng Serang; Rebo Pungkasan; Rasulan Gubug Gedhe dan Saparan Bekakak.
Sedangkan Kelompok 3 yang terdiri dari berbagai kesenian dengan urutan : Panjidor; Anoman Prambanan; Angguk Putri; Sekar Muda Laras; Jathilan; Barongan; Baduy;; Sholawatan; Incling; Reyog Nirbaya; Barongsay; Fashion UNY; Sesinglon; Art marker Nini Thowong; Ledhek Gogik-Jangkungan; Gerobag Sapi; Bregada Pakualaman. (Iswanto)
Pengurus Panti Asuhan Yatim Piatu Al-Dzikro Audiensi ke Wagub DIYDi Gedung Pare Anom, Komplek Kepatihan Yogyakarta, Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX menerima kedatangan ketua panti asuhan yatim piatu Al-Dzikro Bapak H. Turmudi beserta rombongan untuk melakukan audiensi. H. Turmadi menjelaskan tujuan ketemu Wagub dalam rangka silahturahim ingin mengucapkan terimakasih atas diberikannya sapi kurban kepada panti asuhan yatim piatu Al-Dzikro. Yang paling utama dalam kedatangan mereka yaitu untuk memohon doa restu dan mohon bantuan dana untuk mendirikan bangunan joglo multifungsi di panti asuhan yang di dirikan sejak tahun 1993. Ir. Nurdiantoro, selaku pengurus bagian pembangunan di panti asuhan tersebut mengatakan ?Bangunan joglo multifungsi itu didirikan dengan tujuan agar penghuni atau anak-anak yatim piatu di tempat tersebut mendapatkan fasilitas yang memadai, seperti tempat untuk belajar, les private, berkumpul bermain dengan teman-temannya, dll, selain itu juga bisa digunakan untuk tempat pengobatan oleh warga sekitar yang diadakan pada hari minggu, dan ditangani oleh beberapa dokter dari DKT Yogyakarta, antara lain Dr. Niti Savitri dan Dr. Wiji Astuti, STT, dan di bantu oleh beberapa calon dokter yg masih menempuh study di UGM semester V? Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX , mengucapakan terima kasih atas kehadiran para pengurus panti asuhan beserta rombongannya, beliau sangat merestui apabila tempat seperti panti asuhan tersebut fasilitasnya diperbaiki dan dipenuhi. Beliau juga menganjurkan supaya bangunan joglo multifungsi tersebut dikerjakan dengan skala prioritas kebutuhan anak. Selain itu Wagub menyarankan bahwa permohonan bantuan dana dari panti asuhan tersebut. Menurut Beliau tidak bisa langsung memberikan bantuan dana kepada panti asuhan yatim piatu Al-Dzikro karena sistem pada tahun sekarang sudah terikat dengan birokrasi. Beliau menyarankan untuk mengajukan proposal sebelum bulan juni 2015, agar bisa masuk APBD 2015. Turut mendampingi Wagub saat menerima Para pengurus panti asuhan al-Dzikro antara lain Kepala bagian bina mental dan spiritual Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat setda DIY , Drs. Rose sutikno, DPPKA DIY.(idr/skm) Kunjungan Observasi Lapangan Badan Diklat Provinsi Kalimantan SelatanDalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang/asset milik daerah dan untuk memperoleh data barang daerah yang benar, akurat serta bisa dipertanggungjawabkan, Pemda DIY telah beberapa kali melakukan verifikasi klasifikasi dan penilaian barang milik daerah. Pelaksanaan kegiatan tersebut ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur DIY tentang Hasil Verifikasi, Klasifikasi dan Penilaian Barang Milik Daerah, meliputi Buku Induk Inventaris Barang Milik Daerah, yang menggambarkan jumlah Barang Milik Daerah dan Laporan Hasil Verifikasi, Klasifikasi dan Penilaian Barang Milik Daerah di tiap-tiap SKPD Demikian disampaikan Sekertaris Daerah DIY Drs. Ichsanuri dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan kepala DPPKA DIY Drs. Bambang Wisnu Handoyo pada penerimaan kunjungan Observasi Lapangan Peserta Diklat Penilaian Aset tahun 2014 Badan Diklat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pagi tadi, Senin (3/11) di Dalem Ageng Kapatihan Yogyakarta. Lebih lanjut Drs. Ichsanuri mengatakan Penilaian barang/asset milik daerah dimaksud, sebagaimana yang dijelaskan dalam PP Nomor 6 tahun 2006, dan telah diubah dengan PP Nomor 38 tahun 2008, yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN-APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi tanah, peralatan dan mesin, bangunan dan gedung, jalan, irigasi dan jaringan, asset tetap lainnya serta konstruksi dalam pengerjaan. Tujuannya tidak lain dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah. Sedang Kepala Diklat Kalimantan Selatan H. Wahyudin, MAP selaku ketua rombongan mengatakan tujuan kunjungan ke Pemerintah DIY dimaksudkan untuk belajar lebih jauh mengenai pengelolaan Aset, karena DIY dianggap tempatnya pakar-pakar dalam mengelola asset pemerintah, disamping itu Pemerintah Kalimantan Selatan pernah menyumbangkan Aset berupa Masjid ke Pemda Bantul pada beberapa tahun yang lalu dan beliau juga mengharapkan sekali kunjungan balasan ke Kalimatan selatan dari Pemerintah DIY dalam waktu dekat. Acara tersebut diakhiri dengan Tanya jawab antara peserta Diklat dari Kalimantan Selatan dengan narasumber yakni Drs. Bambang Wisnu Handoyo. (bin) Gubernur Menerima SK Penetapan 9 Kawasan Geoheritage di DIY dari Kepala Badan Geologi Kement ESDM RI? Sri Sultan Hamengku Buwono X harapkan Bapak/Ibu Bupati sebelum memasuki penyusunan tata ruang baru maupun aplikatif di lapangan mohon diamankan dari kemungkinan pemukiman-pemukiman baru yang tumbuh , jangan sampai ini menjadi isue, akhirnya terjadi jual beli tanah di kawasan-kawasan itu, agar bisa dijaga keamanannya. Harapan Gubernur DIY tersebut disampaikan seusai menerima Surat Keputusan Penentapan 9 Kawasan Konservasi Geoheritage di DIY dari Kepala Badan Geologi Pusat yang diserahkan langsung Dr.Surono kepda Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tadi pagi (Jum?at,31/10) di Ndalem Ageng, Kepatihan,Yogyakarta yang juga dihadiri Asisten Perekonomian Pembangunan Sekda DIY.Dr.Ir.Didiek Poerwadi, Bupati Gunungkidul Hj.Badingah.S.Sos, dan sekdanya, Bupati Bantul Ny.Sri Surya Widati, Wakil Bupati Kulonprogo Drs. H.Sutedjo, Tim Peneliti dari UPN Yogyakarta serta Kepala SKPD di lingkungan DIY. Menurut Asisten Didiek Poerwadi bahwa Kabupaten Sleman, Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul terdapat peninggalan warisan bebatuan Geologi yang biasa disebut Geosite/Geoheritage. Yaitu lokasi atau tempat tersingkapnya bukti atau warisan Geologi yang mengandung informasi tentang riwayat Geologi wilayah DIY dan sekitarnya sampai ke masa jutaan tahun yang lalu, membentuk riwayat yang utuh sejak zaman pra gunungapi, jaman gunungapi purba dan jaman gunungapi masa kini yang jarang dijumpai dan memiliki keistimewaan tersendiri yang perlu dijaga, dilestarikan dan dikelola untuk kepentingan pendidikan dan wisata minat khusus. Adapun warisan Geologi/Geoheritage tersebut adalah: 1. Monumen Batu Gamping Eosen,di Gamping Sleman. 2. Lava Bantal Berbah, di Sleman, 3. Endapan Vulkanik Purba Candi Ijo,Sleman. 4. Goa Kiskenda di Jatimulyo,Girimulyo, Kulonprogo, 5. Kawasan Bekas Penambangan Mang?an di Kliripan,Kokap,Kulonprogo. 6. Gunungapi Purba Nglanggeran,Gedangsari,Gunungkidul. 7. Kawasan pantai Wedi Ombo-Siung, Tepus Gunungkidul. 8. Situs Bioturbasi Kali Ngalang, Gunungkidul dan 9. Kawasan Geologi Gumuk Pasir Parangtritis, Kretek,Bantul. Penetapan warisan Geologi/Geoheritage diperoleh dari hasil penelitian (naskah Akademis) UPN Yogyakarta dan Tim Geologi Kementerian ESDM di Jakarta yang kemudian dituindaklanjuti dengan inventarisasi oleh Pemda DIY c.q Biro Administrasi Pembangunan Pemda DIY bersama UNPN Yogyakarta tahun 2013. Dibagian lain Gubernur DIY mengatakan bahwa penetapan kawasan Geologi/Geoheritage merupakan moment yang sangat penting karena menyangkut sejarah asal-usul dalam konteks DIY dan ini menjadi kekuatan baru dalam pengembangan potensi alam dan kekeuatan ekonomi baru dalam mensejahterakan masyarakat . Namun demikian kita harus tetap ingat, jangan kemudian ditetapkannya kaswasan itu kemudian hitungan Duwit. ? tetapi kita harus ingat dengan ditetapkannya kawasan itu menjadi Geoheritage, lantas hitungannya duwit, namun bagaimana dengan Geoheritage tersebut masyarakat bisa sejahtera dari kemungkinan-kemungkinan ekonomi yang lain, seperti desa wisata,yang kemudian pendukungnya hasrus dipersiapkan dan hal ini sangat penting? tandasnya. Sementara itu Kepala Badan Geologi kementerian ESDM Dr.Surono menyatakan kebanggaanya terhadap DIY selama ini. Karena selama SMA di Jogja dan sampai saat ini tetap belajar terhadap Jogja tentang bagaimana respek masyarakat Jogja terhadap alam hingga sekarang ini. Berbeda dengan daerah-daerah lain, orang berpandangan bahwa alam itu dinilai secara ekonomi identik dengan ekstraksi , merubah bentang alam, mengekoloitasi besar-besaran, tetapi di jogja tidak terjadi, bahkan terhadap alam yang dikembangkan pelestariannya sangat respek terhadap alam di jogja. Daerah lain terhadap alam identik dengan menambang, identik dengan merusak dan sebagainya,di Jogja melestarikan, menjaga dan ini kita semua harus belajar terhadap jogja. Mbah Rono panggilan akrabnya dalam kesempatan itu mengisahkn keterjagaanya kelestaraian alam di Jogja misalnya Gua Kiskenda yang dikenalnya sejak kecil waktu itu, bahwa di Gua Keskenda ada dua kekuatan sakti, namun yang ia kenang adalah kekuatan alam dan masyarakat yang tetap terjaga hingga saat ini. Masyarakat di sana menilai alam bukan diektraksi, bukan ditambang, justru dilestarikan lingkungnnya.? Dan saya bangga terhadap Jogja terhadap penyerahan 9 SK Geoheritage ini? tandasnya berapi-api.(Kar/Skm) Senam Massal Meriahkan HUT Dharma Wanita Persatuan DIYSebanyak lima ratus orang peserta , pagi tadi Jum?at (31/10)memenuhi Gedung Among Rogo Yogyakarta untuk melakukan senam bersama dalam rangka memeriahkan HUT XV Dharma Wanita Persatuan. Senam massal tersebut selain diikuti oleh anggota dharma Wanita juga diikuti oleh para karyawan dan karyawati pemda DIY. Ketua Dharma Wanita Persatuan yang dalam kesempatan tersbut diwakili oleh Ny. Atika Suryolilogo menyampaiakan bahwa, dengan senam bersama ini diharapkan ibu-ibu Dharma Wanita untuk bisa sehat dan bisa tersenyum dan lebih bersemangat dalam bekerja maupun dalam tugas sehari-harinya. Menurutnya, ibu-ibu biasanya rentan terhadap polusi di lingkungannya maupun dari makanan yang dikonsumsi. Dengan berolahraga jiwa dan fisik kita akan menjadi sehat, tambah Ny. Atika. Pada kesempatan tersebut, Ny. Rukiyati Sigit Saptorahardjo mengemukakan bahwa, kegiatan senam ini bertujuan selain untuk mempererat silaturahmi dan kebersamaan antara anggota Dharma Wanita Persatuan serta agar diperoleh tubuh yang sehat dan bugar. Acara yang diselenggarakan bekerja sama dengan BPJS Yogyakarta didukung oleh berbagai sponsor tersebut disemarakkan pula dengan pemeriksaan tekanan darah (tensi) serta konsultasi mengenai kesehatan secara gratis dan penyuluhan mengenai kanker serviks. (teb) |
- GKR Pembayun Ajak Pelaku Usaha Untuk Sisihkan Sebagian Kegiatan CSRnya
- Sembilan Ratus Lima Puluh Petugas PKB/PLKB dan IMP Se DIY Ikuti Jambore KB
- Wakil Gubernur Paku Alam IX Tilik Wargo di Rongkop Gunungkidul
- Donor Darah Dalam Rangka HUT XV DWP DIY
- TMMD Merupakan Upaya Nyata Penanggulangan Kemiskinan