Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Terima Warga Yang Tergabung WTT
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY, Ir.Didik Purwadi,M.Ec, mewakili Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, dengan didampingi Kepala Kesbang Linmas DIY,Agung Supriyono, Kasat Pol PP DIY Bambang Budi Istiarja,SE, menerima kedatangan Paguyuban Wahana Tri Tunggal (WTT), terdiri warga dusun Glagah, Jangkaran, Paliyan, Sindutan, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, yang terdampak Pembangunan Bandara Kulonprogo, di Bangsal Wiyoto Projo, Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa (7/10). siang
Pada kesempatan ini, Didik mendengarkan , mencatat, apa yang menjadi aspirasi warga, dengan adanya pembangunan bandara di kulonprogo, yang sedianya warga Paguyuban WTT ingin bertemu dengan Gubernur DIY secara langsung.
Didik menjelaskan, Yogyakarta yang sekarang mempunyai status Istimewa, karenanya mengajak jangan sampai merusak status istimewa tersebut, dengan keistimewaan ini, kita bangun dengan budaya yang wajib kita junjung tinggi (uri-uri), apalagi dengan kekompakan yang Golong-Gilik manunggaling Kawulo Gusti.
Mengenai sosialisai sudah dilaksanakan ditempat-tempat yang terdampak pembangunan bandara, sedang penerbitan IPL itu ada tahapannya, Pemerintah yang akan melaksanakan kegitaan pembangunan apapun namanya, itu semua sudah ada diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang tata cara-cara untuk mendapatkan tanah untuk kepentingan umum, dan sekarang cara-cara itu lebih terbuka sehingga tahapan itu lebih jelas,
Tahapanya mulai dari sosialisai terhadap masyarakat , dialog warga atau konsultasi public, dalam konsultasi public ini warga mempunyai hak untuk menyuarakan hak-haknya, selanjutnya ada tahapan keberatan, pada tahapan ini warga dapat menyampaikan keberatan kepada tim keberatan dan disitulah dicarai solusinya, jelas Didik.
Sarijo, Ketua Paguyuban WTT dalam menyampaikan aspirasinya, bahwa selama ini belum pernak menerima sosialisai, lahan yang terdampak bandara merupakan lahan pertanian yang subur, sehingga penjadi penyangga ekonomi warga, demikian pula mereka tidak yakin, dengan pembangunan bandara tersebut hidupnya akan sejahtera, sehingga mereka menolak tanpa syarat keberadaan bandara.
Warga yang menyampaikan aspirasi datang, sekiatar 150 orang, didampingi Asisten II Kabupaten Kulonprogo Triyono, Kapolsek Temon, Camat Temon, DanRamil Temon. (ip/skm).
Wagub terima tim penanggulangan kemiskinanDalam rangka melakukan desiminasi? pada program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat yang sudah dikenal PNPM Mandiri diharapkan nantinya desa-desa di Yogyakarta menjadi desa yang mandiri. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan PNPM Mandiri karena tidak semua masyarakat, perguruan tinggi Pemerintah Daerah stake Holder mengenal PNPM Mandiri. Hal demikian disampaikan Mahdalena selaku ketua Tim penanggulangan kemiskinanan pusat pada saat menghadap wagub DIY Paku Alam IX di Gedung Pare Anom mejelang diadakannya lokakarya sehari di Yogyakarta tanggal 4 November 2014 pagi tadi senen (06/10) Sedang Wakil Gubernur DIY Paduka Paku Alam IX dalam menerima tim penanggulangan kemiskinan sangat setuju dengan rencana diadakannya lokakarya tersebut dan minta agar segera pesan tempat untuk acara tangal 4 november yang akan datang. Tim yang terdiri dari Bapenas, Kementrian PU, kementerian Kesra, Pariwisata, Pertanian kementrian Dalam Negeri, Kementrian Kelautan yang diketuai Mahdalena melaporkan rencana akan diadakannya Lokakarya sehari besuk tanggal 4 Nopember 2014 yang diikuti se Daerah Istimewa Yogyakarta Lebih dari itu Mahdalena juga melaporkan bahwa semua prodak- prodak dari hasil binaan akan dipamerkan pada saat lokakarya tersebut. Soal kemiskinan juga disinggung Mahdalena bahwa menurut catatan BPS kemiskinan turun, ini akibat adanya bantuan baik aset fisik maupun aset keuangan. (bin) Dua Gunungan Hajad Dalem Sri Sultan HB X Di Puro Paku Alaman dan Kepatihan Meriah Untuk Rebutan?
Setiap tahun Raja Kraton Yogyakarta memberikan sedekah berupa gunungan (pareden) wulu wetu hasil pertanian kepada kawulanya (sedekah dalem) sebanyak 3 kali yaitu pada tanggal 12 Mulud bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Bulan syawal bertepatan dengan Perayaan Idul Fitri dan Bulan Besar bertepatan dengan perayaan Haji atau Idul Adha (Kurban) masing masing 5 jenis gunungan.
Pisungsun hajad dalem gunungan (pareden) yang berjumlah 5 gunungan tersebut terdiri dari gunungan wadon dan gunungan lanang dan kelima gunungan tersebut dikirim ke 3 tempat kawulo dalem yaitu yang pertama diperbutkan kepada masyarakat di Masjid Besar Kauman meliputi 3 gunungan yaitu dua Gunungan Wadon dan satu Gunungan Lanang. Yang kedua diperebutkan di Puro Paku Alaman Yogyakarta satu Gunungan Lanang dan yang ketiga diperebutkan di Keptihan Yogyakarta, juga berupa satu Gunungan Lanang. Prosesi kirab pareden atau Gunungan Lanang dari Kraton Yogyakarta menuju ke Kepatihan Yogyakarta dikawal oleh Prajurit Bugis, Abdi dalem Bupati Anom dan prajurit Noro karyo sebagai pemikul Gunungan dengan rute Kraton - Alun-Alun Utara - Jalan Trikora - Jalan Jenderal Ahmad Yani ? dan masuk Kepatihan Danurejan Yogyakarrta. Hajad Dalem Gunungan/pareden sesampainya di Komplek Kepatihan Yogyakarta oleh utusan sampeyan Dalem Kanjeng Sultan HB X Tumenggung Widya Dipuro KRT Suryo Seputro, SE diserahkan kepada Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY Drs. Sulistiyo, SH, M.Hum mewakili Sekda DIY, Drs. Ichsanuri. Dalam sambutan penerimaannya Sekda DIY melalui sambutan tertulisnya yang disampaikan Sulistiyo selain mengucapkan terima kasih atas peparing dalem juga menyatakan bahwa dengan adanya sedekah dalem ini mudah-mudahan Ngarso Dalem Sri Hamengku Buwono X Putro wayah dan sentono dalem diberikan barokah Allah SWT kesehatan, panjang umur, murah rejeki dan tetap bijaksana dalam memimpin DIY sehingga rakyatnya sejahtera adil dan makmur. Setelah dibacakan doa oleh Abdi dalem, Sulistiyo mengambil secara simbolis sebagian Gunungan yang dibagikan kepada Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah DIY dan pejabat Eselon III. Setelah itu Gunungan digotong Noro Karyo ke lapangan Upacara Komplek kapatihan untuk diperebutkan kepada masyarakat. Belum sampai ditengah lapangan upacara, Gunungan atau pareden telah diserbu masyarakat yang sejak pukul 10.00 WIB telah menunggunya dan hanya dalam sekejab Gunungan habis diperebutkan. Sementara itu Paraden yang dikirim ke Puro Pakualaman dikawal oleh dua ekor gajah serta satu bregodo prajurit Lombok Abang serta Plangkir dihantarkan tepat di depan bangsal Sewokoprojo Pakualaman. Paraden atau gunungan diserahkan oleh utusan dari Kraton Yogyakarta, KRT Wijoyo Pamungkas, SE dan diterima oleh Ir. KRT Projo Anggoro mewakili KGPAA Paku Alam IX. Pada kesempatan tersebut KRT Wijoyo menyampaikan salam taklim kepada seluruh keluarga besar Puro Pakualaman. KRT. Projo Anggoro pun menyampaikan terimakasih serta menyampaikan kembali salam taklim untuk keluarga Kraton Yogyakarta. Dengan pemberian tersebut, semoga menjadi ikatan silaturahmi dalam bersaudara. Setelah pembacaan doa, gunungan dibawa keluar halaman Puro Pakualam menuju Alun-Alun Sewondanan. Hanya dengan hitungan tidak sampai lima menit paraden tersebut ludes habis diperebutkan masyarakat yang hadir dalam kesempatan tersebut. Turut hadir dalam kesempatan tersebut KBPH Prabu Suryodilogo beserta isterinya, BRAy Atika Suryodilogo, beberapa kerabat Puro Pakualaman, serta para abdi dalem. (Kar/Teb/Skm) Peserta Antusias Ikuti Pelatihan Petugas Pemadam KebakaranKomplek Kepatihan banyak terdapat bangunan bersejarah (cagar budaya) yang konstruksinya menggunakan kayu yang rawan terhadap kebakaran. Selain itu, tingkat kepadatan di Komplek Kepatihan juga tinggi. Di sisi lain, pemahaman petugas dalam penanganan bencana kebakaran masih rendah. Hal inilah yang melatarbelakangi diselenggarakannya Pelatihan Petugas Pemadam Kebakaran yang terselenggara atas kerjasama Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, serta BPBD Kota Yogyakarta, Kamis (02/10). Menurut Kepala Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY, Ir. Sigit Haryanta, MT, maksud dan tujuan pelatihan ini yaitu: memberikan kesadaran tentang pentingnya meningkatkan perilaku keseharian dalam pencegahan kebakaran, memberikan pemahaman pentingnya upaya pencegahan kebakaran, memberikan pengetahuan bagaimana kebakaran dapat terjadi, memperkenalkan sarana dan prasarana pencegahan kebakaran, serta mengantisipasi kerugian akibat kebakaran. Pelatihan diikuti 70 peserta dari 12 instansi di lingkungan Komplek Kepatihan. Acara yang dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Ir Gatot Saptadi, menghadirkan narasumber dari BPBD Kota Yogyakarta yaitu Muhamad Farid yang memberikan materi teknik pemadaman dan teknik penyelamatan jiwa pada bangunan gedung. Sementara itu narasumber kedua, Muji Raharjo, membawakan materi mengenai Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang diikuti simulasi dan praktek lapangan. Dalam sesi simulasi dan praktek yang dilakukan di halaman Bangsal Wiyoto Projo Kepatihan, peserta terlihat sangat antusias untuk mencoba memadamkan api baik menggunakan kain basah maupun dengan APAR. Bahkan ada yang mencoba lebih dari satu kali percobaan. Para instruktur pun dengan sabar memberikan penjelasan dan bantuan kepada peserta yang belum tepat dalam melakukan teknik pemadamam. Selain itu, didemokan juga bagaimana menggunakan hydrant (terminal air) untuk mengatasi kondisi api yang lebih besar. Bencana kebakaran merupakan bencana yang tidak dapat diprediksi kehadirannya. Untuk itulah, antisipasi serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, baik di kantor pemerintah maupun swasta, mutlak diperlukan supaya dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan. (hdi) ? Pegawai Pemda DIY Latihan Penanggulangan KebakaranPemerintah Daerah DIY melaksanakan kegiatan latihan bagaimana cara penanggulangan kebakaran di lingkungan Kantor. Sementara petugas pemadam kebakaran berasal dari Kota Yogyakarta.dan kegiatan tersebut dilaksanakan di Komplek Kepatihan Danurejan Yogyakarta pada ,Kamis ( 02/10) Peserta pembekalan cara penanggulangan kebakaran berasal di SKPD lingkungan Pemda DIY, kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi jika terjadi kebakaran dikantor yang tidak terduga, maka para pegawai harus bisa menangani secara cepat dan tepat. Kepala BPBD Ir.Gatot Saptadi menjelaskan pentingnya kewaspadaan terhadap hal-hal kecil yang seringkali dilalaikan dan menjadi sebab dari kebakaran, contohnya pemakaian listrik yang tidak tepat, membuang puntung rokok sembarangan sampai bahayanya penggunaan kompor yang kurang tepat. Muhammad Farid sebagai komandan kompi di BPBD, dan Muhammad Farid sudah mempunyai pengalaman karena sudah bekerja di bidang kebakaran lebih dari 20 tahun. Dijelaskan bagaimana cara tahap-tahap menanggulangi kebakartan serta mengenalkan beberapa alat pemadam. Disamping teori peserta juga harus praktek secara langsung bagaimana cara menanggulangi kebarakan di lokasi kebakaran, walaupun hanya simulasi akan tetapi peserta serius dalam praktek memadamkan api.(silvy/skm) |
- Temu Koordinasi Kehumasan Badan Ketahanan Pangan Kunjungi Pabrik Mie Lethek Bantul
- Gubernur DIY Sri Sultan HB X Serahkan 7 Hewan Kurban
- Pemda DIY Gelar Jogja Trade Expo ( JTE) 15 ? 19 Oktober 2014 Di JEC
- Pelantikan Pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) DIY Periode 2014 - 2018
- Peringatan Hari Batik Nasional ke 5 di Pendopo Ambarukmo