Nuzulul Quran, Malam Pertama Diturunkannya Al-Quran
Malam 17 Ramadhan menjadi malam peringatan Nuzulul Quran oleh setiap umat muslim, khususnya di Indonesia. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta turut memperingati malam Nuzulul Quran ini dalam rangkaian Safari Tarawih Pejabat dan Aparat Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Putaran ke-X yang diselenggarakan tadi malam, (14/7) bertempat di Pagelaran Kraton Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Kepala Bagian Bina Mental dan Spiritual Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Setda DIY, Rose Sutikno, SH, MM, mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keimanan? dan ketakwaan khususnya para pejabat dan aparat se-DIY dan masyarakat sekitarnya. Dalam peringatan Nuzulul Quran ini, bertindak sebagai penceramah adalah Katib ?am Syuriyah PBNU, DR. H. Malik Madaniy, MA.
Dalam tausiyahnya Malik menjelaskan Malam 17 ramadhan sesungguhnya merupakan malam pertama kali turunnya Al-Quran yang sering disebut Nuzulul Quran. Namun sebagian hadist juga menyebutkan bahwa Al-Quran juga diturunkan pada malam Lailatul Qadar, dimana malam Lailatul Qadar jatuh pada rangkaian malam-malam ganjil pada minggu terakhir bulan ramadhan.
Terlepas dari perbedaan pendapat di atas yang kerap menimbulkan kebingungan di kalangan umat Islam, Malik menggarisbawahi bahwa Al-Quran tidak turun sekaligus dalam satu malam saja. ?Pendapat mayoritas ulama, Al-Quran tidak turun sekaligus namun melalui tahapan penurunan,? jelasnya. Malik menambahkan? Al-Quran pertama kali diturunkan dari langit ke tujuh ke langit terdekat dengan kehidupan kita yaitu baitul izzah, yang mana peristiwa ini jatuh pada malam Lailatul Qadar. Selanjutnya tahap kedua turunnya Al-Quran yaitu dari baitul izzah ke dalam hati Rasulullah yang terjadi secara bertahap yang dimulai pada malam 17 ramadhan. Dengan demikian, peringatan malam 17 Ramadhan merupakan peringatan pertama kali Al-Quran diturunkan.
Dalam kesempatan peringatan Nuzulul Quran tersebut, Malik turut mengajak para Jemaah dari pejabat dan aparat Pemda DIY untuk peduli akan musibah yang terjadi di Palestina. (sari/hdi)
Komisi XI DPR RI Lakukan Kunjungan Ke DIYArah kebijakan anggaran Pemerintah Daerah DIY telah mendasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Dengan mengutamakan upaya pencapaian hasil kegiatan atau output dari rencana alokasi biaya atau input yang ditetapkan dengan memperhatikan kondisi semua komponen keuangan. Melalui prinsip efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas dengan mengefektifkan fungsi pengawasan serta upaya-upaya penghematan, sehingga dana yang terbatas akan dapat dimanfaatkan secara maksimal/optimal untuk kegiatan pembangunan dan pemerintahan.
Demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan HB X melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda DIY Drs. Icshanuri ketika menerima rombongan Kunjungan Kerja Kopmisi XI DRP-RI siang kemartin (Senin,14/7) di Gedung Pracimosono, Kepatihan,Yogyakarta. Adapun Kunjungan Kerja Komisi XI yang membidangi ruang lingkup Keuangan, Perencanaan Pembangunan, Perbankan, dengan Mitra Kerja: Kementerian Keuangan RI; Kementerian Perencanaan dan? Otoritas Jasa Keuangan dipimpin Dr. H. Hary Azhar Azis, M.A ke DIY sesuai dengan tugas dan fungsi Komisi XI yaitu melakukan pengawasan serta ingin mendapatkan masukan berbagai hal terkait dengan bidang tugas tersebut. Lebih lanjut pimpinan rombongan menyatakan bahwa sektoral perekonomian di Yogyakarta yang tidak memiliki industry, maka dana-dana di DIY justru mengalir keluar, karena DIY merupakan perlintasan daerah-daerah makmur di sekitar luar Jogja. Menanggapi hal tersebut Gubernur DIY melalui Sekda DIY mengatakan bahwa DIY merupakan salah satu daerah di Indonesia yang wilayahnya tidak terlalu luas, hanya 3.185,80 kilometer2 atau 0,17% dari luas Indonesia, otomatis sumber daya alamnya juga sangat terbatas. Namun demikian DIY memiliki predikat yang melekat pada daerah yaitu sebagai Daerah Tujuan Wisata, Kota Budaya dan Kota Pendidikan, yang senantiasa terus kita upayakan untuk dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat . Rombongan Komisi XI yang berjumlah11 orang serta beberapa pendamping dari Mitra Kerja setelah melakukan Dialog dengan Pejabat Pemda DIY terkait, sore harinya melanjutkan kunjungannya dengan melakukan pertemuan dengan jajaran BUMN (PT.Angkasa Pura,PT.Kereta API,PT Taman Wisata Candi) di hotel Royal Ambarukmo. (rizky/kar) Budaya Lokal Dapat Dirajut Menjadi Budaya NasionalPada jaman Yunani dahulu, untuk membangun manusia yang utuh adalah melalui fisik yang sehat demikian dikemukakan Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Boediono pada refleksi yang disampaikan dalam kunjungannya di Padepokan Seni Bagong Kusudiardja (PSBK) pada Kamis, (10/07) di Kembaran Rt. 04, Kasihan, Bantul. Menurutnya, ada tiga aspek yang membuat jiwa itu utuh, yaitu : manusia bisa menggunakan logikanya dengan baik, jiwanya bisa merasakan mana yang baik dan mana yang buruk, yang berujud nilai -nilai moral, dan jiwa yang bisa mengapresiasi, menciptakan kreasi, keindahan atau estetika apapun yang baik . Karenanya Boediono sangat mendukung kiprah padeponkan tersebut dalam melanjutkan impian Bagong Kusudiardjo untuk diwujudkan menjadi kenyataan, yaitu membuat seni sebagai bagian dari bagian kehidupan nyata masyarakat dan kehidupan pribadi. Seni tidak hanya untuk seni tapi seni bisa untuk kemasyarakat dan pengembangan pribadi. Menurutnya benar, karena kita sebagai manusia bagaimana harus dapat membangun manusia, anak-anak kita, adik-adik dan generasi muda pada umumnya agar menjadi warga negara yang baik, yang mumpuni dan kreatif. Masih relevan bagi kita, kalau kita bisa menciptakan kinerja yang tangguh dan bisa diestafetkan kepada generasi muda yang kemudian dapat menjadi pemimpin yang baik dibandingkan kita-kita ini. Baginya etika dan estetika harus digali, karena hal ini menyangkut hati, muaranya pada hati, tandas wapres. Karena bila keduanya mampu dikembangkan yaitu menyangkut apresiasi, otomatis dengan sendirinya biasanya akan mampu mempunyai kepekaan terhadap etika yang bisa membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang benar ataupun yang salah. Kita melihat anak-anak kita sangat bagus dibidang matematika, fisika ataupun terkait dengan akal maupun akademis, namun yang dua ini belum terkait dengan bagian sistem integral dalam mendidik anak-anak kita terutama etika kepekaan terhadap nillai-nilai moral, dan masalah estetika selain fisik. Menurutnya, kita semua bisa memberikan kontribusi kepada generasi mendatang agar bisa menjadi generasi yang dibanggakan untuk melanjutkan eksistensi dari Republik Indonesika yang kita cintai ini. Hal ini yang dirintis dan dilakukan oleh padepokan bagong Kusudiarjo menurutnya sudah bagus. Ini merupakan kontribusi yang luar biasa bagi NKRI, tandasnya. Budiono mendukung upaya bagaimana budaya-budaya lokal dapat dirajut menjadi budaya nasional, dengan tidak perlu mereka melebur menjadi satu, namun apabila ada yang mengkaitkan dan menjadikan rajutan menjadi satu akan menjadi baik, seperti dicontohkan pada budaya mantaraman yang digabung dengan jawa timuran yang sebenarnya berada didua kutub yang berbeda, namun ternyata setelah digabungkan menjadi lebih lucu dari pada mereka tampil sendiri-sendiri. PSBK yang dulu merupakan lembaga non formal ala pesantren,kini sudah berubah menjadi rumah seni yang memfasilitasi seniman dan masyarakat non seni untuk berkembnag dan memanfaatkan energi seni, bukan hanya untuk tujuan artistik, namun juga kemanusiaan. Hal itu bertujuan agar masyarakat menyadari sebenarnya ada kekuatan seni yang berdaya guna bagi pengabdian mereka kepada masyarakat dan kemanusaian, demikian dikemukakan oleh salah satu anak biologis dan idiologis Bagong, yaitu Butet Kertaradjasa. Turut hadir dalam kesempatan itu selain pendamping setia Boedeiono, yaitu Herawati istri beliau, juga Wakil Gubernur DIY, Paku Alam IX, segenap jajaran Forkompimda DIY dan wakil Bupati Bantul, Sumarno serta sejumlah pejabat Pemkab Bantul. (teb). Kendaraan Dinas Dilarang Untuk Mudik LebaranSurat Edaran Nomor: 024 / 3487 tentang Pemakaian Kendaraan Dinas Yang ditujukan Kepada: 1. Inspektur DIY 2. Kepala Biro di Lingkungan Setda Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Kepala Dinas Di Lingkungan Pemda DIY 4. Kepala Badan Di Lingkungan Pemda DIY 5. Direktur RSJ Grhasia DIY 6. Sekretaris DPRD DIY 7. Sekretaris KPU DIY 8. Kepala UPTD/UPT LTD Di Lingkungan DIY 9. Kepala Satpol PP DIY
Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 26Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengamanatkan bahwa Kendaraan Dinas adalah kendaraan milik Pemerintah Daerah yang dipergunakan untuk Kepentingan Dinas sesuai dengan Tugas dan Fungsinya. ?
Berkaitan dengan hal tersebut,disampaikan kepada seluruh pejabat dan/ataupun Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta agar tidak menggunakan Kendaraan Dinas selama liburan Nasional pada Hari Raya Idul Fitri Tahun 1435 H/ Tahun 2014 M untuk keperluan mudik lebaran. Atas perhatuannya diucapkan terima kasih.
a.n.GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYKARTA SEKRETARIS DAERAH
TTD
Drs. ICHSANURI NIP. 19560512 198003 1 010 Kontingen Utsawa Dharma Gita Pamitan Wakil Gubernur DIYKontingen Utsawa Dharma Gita Daerah Istimewa Yogyakarta pagi ini, ( Kamis,10/7) di Gedhong Pracimosono, Kepatihan Yogyakarta, selain untuk berpamitan juga mohon doa restu Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakata, Paku Alam IX, untuk mengikuti kegiatan Utsawa Dharma Gita Tingkat Nasional? ke? XII. Tahun 2014 Di Jakarta. Kehadiran Kontingen Utsawa Dharma Gita disambut hangat oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam IX. mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam sambutan tertulisnya yang di bacakan oleh Wakil Gubernur Paku Alam IX menyatakan bahwa, Utsawa Dharma Gita merupakan salah satu media kegiatan dalam rangka pelestarian dan pengembangan Dharma Gita. Disamping itu juga merupakan budaya luhur bagi umat agama hindu.Kita ketahui semua bahwa penganut agama hindu tersebar diseluruh Nusantara, maka kegiatan Ustawa Dharma Gita ini sebagai wahana untuk mempererat tali persaudaraan antara umat hindu yang perlu dilestarikan dan dikembangkan ke depan agar generasi muda? bisa melanjutkannya. Tokoh -tokoh agama hindu disini sangat berperan dalam mempertahankan budaya Ustawa Dharma Gita ini, karena sebagai tokoh harus bisa membina generasi muda sebagai generasi penerus budaya tersebut.'' uangkapnya'' Kegiatan Ustawa Dharma Gita? tingkat Nasional ini diselenggarakan tiap 3 tahun sekali, dan pada tahun ini akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 11 hingg tanggal 15 Juli,? 2014. Lebih lanjut Gubernur DIY menyampaikan harapan kepada Kotingen Daerah Istimewa Yogyakarta agar bisa membawa nama baik Daerah, karena apa yang dilakukan oleh para kontingen menunjukan citra diri, maka tunjukkanlah sebagai kontingen dari yogyakarta? bisa meraih prestasi dengan baik serta bisa membuktikan kemampuan olah seni suara dan retorikanya dalam mengikuti lomba Ustawa dharma Gita Tingkat Nasional. ?Semoga kontingen DIY dapat meraih prestasi sesuai dengan harapan,? tandas Gubernur DIY(sari/skm) |
- Boediono: Rakyat Kita Makin Matang Dalam Demokrasi
- Gubernur DIY Mencoblos di TPS 9 Kecamatan Kraton dan Wagub di TPS 10 Pakualaman
- Gubernur DIY Menandatangani Rencana Rinci Tata Ruang
- Gubernur DIY Menerima Tim Evaluasi Expiring Geoparks Gunungsewu
- Gubernur DIY dan Wakil Gubernur akan menggunakan hak pilihnya pada PILPRES 2014