TPID Kabupaten dan Kota Se DIY Diresmikan
Dalam kondisi saat ini peran TPID jelas sebagai ujung tombak stabilisasi inflasi, karenanya pengendalian inflasi sangat penting dalam upaya mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. Demikian dikemukakan Wakil Gubernur Paku Alam IX saat menyampaikan amanat Gubernur DIY dalam peresmian TPID Kabupaten/Kota se DIY dan Rapat Koordinasi Daerah TPID tadi pagi, Senin (23/06) di Hotel Garuda.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa, semua negara menganggap inflasi menjadi momok utama yang harus diperangi karena pertama : inflasi yang sangat tinggi langsung akan dapat menurunkan daya beli masyarakat. Kedua, inflasi tinggi akan mendongkrak suku bunga dan menurunkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang mitra dagang.
Menurutnya, inflasi merupakan masalah nasional yang serius. Penyebabnya bukan hanya kenaikan harga barang yang dikendalikan pemerintah seperti BBM dan tarif listrik, tetapi juga faktor musim yang ekstrem yang membuat harga komoditas pertanian melonjak. Jalur distribusi yang buruk juga menghambat pasokan barang. Bahan kebutuhan pokok di suatu wilayah akan langka, jika ada masalah dengan jalur distribusi.
Gubernur DIY menganggap bahwa peran TPID yang lahir tahun 2008 sebagai respons terhadap krisis ekonomi menjadi sangat signifikan. Selama inflasi tinggi, tidak stabil dan suku bunga sulit untuk diturunkan dari posisi BI rate, tentu saja dampaknya membuat daya saing dunia usaha nasional lemah dibanding Negara lain yang menikmati bunga rendah.
Sementara itu dalam laporannya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY, Dr.Ir. Didik Purwadi, MEc antara lain mengemukakan bahwa, TPID telah terbentuk di Kabupaten/Kota di seluruh DIY berdasarkan Instruksi Mendagri nomor 027 tanggal 27 April 2012.
Menurutnya inflasi merupakan Public Enemy nomor satu, sehingga pengendalian inflasi mutlak dilakukan karena akan menganggu kinerja dan menganggu stabilitas perekonomian.
77% inflasi nasional disumbang oleh inflasi daerah, sementara itu inflasi daerah tidak terlepas dari permasalahan produksi, distribusi, tata niaga dan pengendalian ekspektasi konsumen, sehingga koordinasi mutlak diperlukan dalam tim yang solid yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, BI dan pelaku usaha strategis di daerah. Berkaitan dengan itu, Pemda DIY dan Bank Indonesia telah merintis sejak 20 tahun yang lalu, dari mulai pembentyukan tim pemantauan harga konsumen ? Tim Pemantauan Harga Pokok Penting dan Strategis di DIY hingga terbentuknya TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) DIY yang disempurnakan dengan terbentuknya TPID di seluruh Kabupaten/Kota. Hal itu bagi Assisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY merupakan wujud yang concern terhadap kondisi inflasi yang stabil di daerah.
Dikemukakan pula bahwa TPID DIY di tahun 2013 telah terpilih menjadi TPID terbaik untuk kawasan Jawa, hal ini menurut Didik Purwadi merupakan suatu tantangan untuk bekerja lebih keras lagi.
Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penandatanganan kesepakatan pengelola Inflasi yang rendah dan stabil di Wilayah DIY oleh TPID empat Kabupaten dan kota se DIY yang isinya antara lain : memastikan kecukupan produksi, menjaga distribusi pasokan, mengupayakan keterjangkauan harga dan menguatkan informasi ekspektasi masyarakat.
Hadir pula dalam kesempatan itu selain tamu undangan adalah : Asisten Deputi Menteri Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Priyo Pambudi; Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Arif Budi Santosa; Kepala Bidang Distribusi Statistik BPS DIY, Haryono dan Prof. Tri Widodo, PHD dari UGM . (teb)
Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan tentang KeprotokolanTugas protokol memang sangat luas dengan memberikan pelayanan kepada pejabat Negara, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat. Kelompok ini diberikan pelayanan berupa tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan kelompok masyarakat dalam kaitan upacara kenegaraan dan kegiatan resmi lainnya. Dengan demikian protokol berfungsi untuk menempatkan seseorang sesuai dengan jabatan dan status sosialnya yang disandang secara proporsional dalam upacara kenegaraan dan upacara resmi lainnya, memberikan penghormatan dan mengatur jalannya upacara seihngga dapat berjalan dengan tertib lancar serta dapat memuaskan semua pihak. Demikian disampaikan Sekretaris Daerah DIY Drs. Ichsanuri dalam sambutannya pada pembukaan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan tentang Keprotokolan untuk pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemda DIY di Gedung Pracimosona pagi tadi, Senin (23/6). Lebih lanjut dikatakan bahwa sejauh ini sebagian orang sering mudah melempar kritikan apabila melihat sebuah perhelatan yang dihadiri berbagai kelompok elit masyarakat dan berbagai profesi tetapi pelaksanaannya kurang sempurna. Kejadian seperti ini tidak saja dapat menurunkan image dan citra penyelenggara namun juga menurunkan harkat serta martabat orang yang seharusnya terpelihara serta terlindungi. Sedang panitia penyelenggara Ir. Sigit Haryanta, MT melaporkan maksud diselenggarakanya kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman tentang pedoman keprotokolan sesuai peraturan perundangan yang berkembang saat ini dalam system ketata negaraan dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang etika penampilan dan public speaking pada pejabat pemerintah Daerah. Tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah agar pengaturan keprotokolan yang berupa tata tempat tata upacara serta penghormatan dapat diimplementasikan di Instansi Pemerintah Daerah sehingga suatu acara dapat berjalan tertib rapi lancar dan teratur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. (bin) Kunjungan Peserta Program BSBI Kemenlu RI Ke Pemda DIYYogyakarta atau biasa disebut Jogja adalah kota dengan berbagai julukan, diantaranya kota Perjuangan, kota Pendidikan, serta kota pusat tradisi dan kebudayaan jawa terkemuka di Indonesia. Kota Yogyakarta memiliki atraksi dan daya tarik yang luar biasa sehingga mampu menempatkan diri sebagai kota tujuan wisata terkemuka pada taraf domestik maupun mancanegara. Demikian di sampaikan Gubernur DIY Sultan HB X dalam sambutannya yang disampaikan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX pada acara penerimaan kunjungan peserta Program Biasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) Kemenlu RI di Gedung Pracimosono Yogyakarta tadi pagi Jumat (19/6). Lebih lanjut Gubernur mengatakan, sejak abad ke-19 Yogyakarta telah dikenal sebagai kota pelajar dan kota pendidikan di mana beragam institusi pendidikan dengan berbagai disiplin ilmu berdiri di kota ini dan telah berhasil menarik minat sekian banyak pelajar dari seluruh Indonesia, bahkan dari mancanegara. Selain itu, Yogyakarta juga terkenal akan budaya jawa yang kental dan lestari di masyarakat. Masyarakat Yogyakarta dikenal sebagai masyarakat yang majemuk, namun sangat menghargai perbedan. Masyarakat Yogyakarta memiliki sifat-sifat luhur yang meliputi keramahtamahan sifat rendah hati dan jiwa gotong royong. Sedangkan Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI Esti Andayani menyampaikan maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan para generasi muda negara sahabat dengan berbagai ragam identitas dan kepribadian bangsa Indonesia yang khas, seperti sikap menghargai keberagaman kebhinekaan kekeluargaan kesantunan toleransi dan keterbukaan. Dengan mengikuti kegiatan ini harapannya para peserta akan menjadi shabat Indonesia serta kelak dapat menjadi indonesianists dan menjadi mouth pieces Indonesia di negara masing-masing. Adapun peserta program 70 orang berasal dari 46 negara. Pertemuan diakhiri dengan dialog memakai bahasa Indonesia. (bin) Stok Cukup, Masyarakat Tidak Perlu KhawatirSetelah melaksanakan pemantauan di pasar tradisional di Yogyakarta serta Kabupaten Sleman, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY kembali melaksanakan pemantauannya di hari kedua dengan sasaran pasar tradisional Wates dan pasar tradisional Kabupaten Bantul pada Rabu (18/06). Setelah berkeliling ke dalam pasar, Sekretaris TPID yang juga Kepala Biro Aministrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Drs. Tri Mulyono, MM mengemukakan antara lain bahwa, secara umum harga barang pokok di pasar Wates dalam kondisi stabil dan tidak mengalami peningkatan secara siginifikan walupun bulan ramadhan segera akan datang. Untuk daging sapi lebih lanjut Tri Mulyono menuturkan bahwa daging sapi di pasar Wates paling murah, yaitu Rp. 98.000, dibanding dengan kabupaten dan kota lain di DIY yang rata-rata sudah berada di atas RP.100.000. Kenaikan harga menjelang bulan suci Ramadhan sudah diprediksi, namun harga akan kembali mengalami penurunan di pertengahan Ramadhan. Dan nanti pada saatnya menjelang lebaran peningkatan kembali akan terjadi. Menurutnya, penyebab kenaikan harga disebabkan karena adanya peningkatan permintaan. Terlebih pada bulan ini banyak warga masyarakat yang mengadakan hajatan sehingga meningkat pula permintaannya. Kepada Masyarakat Tri Mulyono menghimbau untuk tetap tenang karena persediaan kebutuhan pangan cukup tersedia selama lebaran sehingga tidak perlu khawatir. Dari pengamatan tim diperoleh adanya peningkatan harga ayam potong yang sebelumnya berkisar Rp.27.000 menjadi Rp.30.000 per kilogram. Yang agak mencolok adalah harga bawang merah besar yang minggu lalu berkisar Rp.20.000 meningkat menjadi Rp.25.000. Sedangkan harga beras IR2 masih stabil berkisar Rp.8100. seperti harga minggu lalu. (teb) Daging Sapi Jelang Puasa Di Pasar Argosari Wonosari Tembus Angka Rp.110.000Tim Pengendali Inflasi (TPID) DIY setelah berturut-turut melaksanakan pantauan harga Sembilan Pokok Kebutuhan Rumah Tangga menjelang Bulan Puasa di Pasar-pasar tradisional di DIY seperti Pasar Beringharjo, Pasar Wates, Bantul,Sleman hari ini memantau harga-harga di pasar Tradisional Argosari, Wonosari, Kabupaten Gunungkidul yang dipimpin Kepala Biro Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setda DIY Drs.Tri Mulyono. Dari hasil pantauan harga SEMBAKO di Pasar Argosasi Gunungkidul oleh Tim TPID DIY didapat bahwa ada beberapa bahan pokok sembako yang mengalami kenaikan, namun juga didapati juga harga sembako tersebut cenderung turun karena bertepatan dengan? terjadinya panen raya ditingkat petani. Adapun barang-barang yang mengalami penurunan harga adalah cabe merah besar yang minggu lalu harganya mencapai Rp.8 ribu , hari ini hanya Rp.6 ribu, Cabe keriting dari harga Rp.8 ribu juga mengalami penurunan menjadi Rp.6 ribu. Sedangkan untuk bahan pangan yang naik cukup tinggi yaitu Daging sapi kwalitas 1 yang seminggu lalu hanya Rp 100 ribu hari ini menjadi Rp.110 ribu, Daging ayam broiler yang kemarin harganya Rp.28 ribu menjadi Rp.30 ribu, kemudian ikan nila merah yang semula hanya Rp.23 ribu hari ini naik menjadi Rp.29 ribu, Daging ayam kampung yang semula Rp.50 ribu menjadi Rp.55 ribu. Sementara untuk kebutuhan yang lain seperti bawang putih Cincau, Kating, Bawang Merah, Minyak Goreng Sawit,Telur ayam broiler masing-masing mengalami kenaikan kurang lebih berkisaran Rp.1000,- Sedangkan seperti beras, Gula pasir, gula merah (jawa) Beras Ir 2, Beras Mentik wangi harganya tetap yaitu Rp.8 ribu dan Rp.10.500,-. Kebutuhan pokok lainnya meskipun mendekati bulan puasa masih dalam posisi harga yang stabil.Apabila ada beberapa kebutuhan pokok selain daging sapi, kenaikan bukan dipicu karena adanya kenaikan permintaan masyarakat, namun semata-mata dipicu adanya kenaikan harga pakan misalnya telur dan ikan air tawar. Melihat hasil pantau daari berbagai daerah di DIY tersebut Kepala Biro Perekonomian dan SDA Setda DIY Drs.Tri Mulyono kepada reporter www.jogjaprov.go.id di Pasar Argosari, Wonosari menuturkan bahwa kondisi dan persediaan bahan sembila pokok Kebutuhan menjelang memasuki bulan Puasa kondisi mantap, tersedia baik di tingkat distributor maupun ditingkat pengecer di pasar. Oleh karena itu Tri Mulyono menghimbau masyarakat agar dalam menjelasng puasa tidak perlu panik sehingga melakukan aksi borong sembako. Karena ketersediaan bahan pokok tetap aman terkendali. Tim Pemantau harga sembako terdari dari Instansi Bappeda, Disperindagkop, Bank Indonesia, Biro Perekonomian dan SDA, dan instansi terkait. .(kar/Skm) |
- Warga Transmigrasi Asal DIY Di Telang Siong SP1 Kal-Teng AntusiasSambut Wakil Gubernur DIY Paku Alam
- Pengukuhan Pengurus BKOW DIY Periode 2013 ? 2018
- Gubernur DIY Membuka Jogja Fashion Week ke 9 tahun 2014
- Gubernur DIY Pimpin Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu Pilpres 2014 Di Alun-alun Utara Yogyakarta
- Laporan Liputan Kunjungan Wakil Gubernur DIY Di Lokasi Transmigrasi Barito Timur Kalimantan Tengah