Surjan Dan Kebaya Warnai Hari Jadi Kabupaten Sleman
Gending Ladrang Prabu Mataram, mengiringi kedatangan Bupati Sleman Drs.H Sri Purnomo, MSi, saat memimpin upacara hari jadi Kabupaten Sleman ke-98, sekaligus membacakan sambutan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, dalam bahasa jawa di lapangan Denggung Sleman, rabu sore(14/05).
Dalam sambutanya Sri Sultan Hamengku Buwono X? yang dikemas dalam bahasa jawa antara lain? mengatakan,? " Dinten ambal warso ingkang kaping 98 menika, sedayanipun tansaya majeng, sae lan dadosaken gumregahing Sleman Sembada.
Ingkang sedaya wau saget nuwuhaken greget anggenipun majengaken tumraping warga Sleman kangge nindakaken karya sesarengan dadosaken karaharjan lan kemajenganmliginipun ing Kabupaten Sleman.
Sedoya menika temtu bade murwakani, tumrap lumampahing Pemerintah ingkang sae (good governance) ing satunggaling pihak, lan mbudidaya ekonomi rakyat sanesipun, ingkang basisipun masyarakat.
Selanjutnya Sultan berharap ?Sageto para pangembating praja ningkataken profesionalisme kangge ngleksanani krenteg lan strategi kanti leres lan trep, saengga bade mujudtaken otonomi ingkang nyata, dinamis endah lan tanggel jawab? harapan Sultan.
Momentum pengetan menika sampun trep menawi kita nindakaken evaluasi dumateng lampahing otonomi daerah, awit daerah boten namung menggalihaken keperluanipun piyambak minongko prinsip otonomi, nanging ugi daerah sanes minongko prinsip toleransi " .
Dalam peringatan hari jadi kabupaten sleman ini penuh dengan nuansa jawa, mulai dari pagi hingga sore hari saat pelaksanaan upacara digelar, tampak peserta upacara dan pegawai dilingkungan Pemda kabupaten Sleman mengenakan kain dan surjan lengkap dengan keris yang diselipkan dipinggang bagi pria, sementara bagi wanita menggunakan kain dan kebaya, bahkan rabu pagi pada jam sekolah guru dan murid sekolah di wilayah kabupaten sleman, turut serta mengenakan surjan dan kebaya
Sebelum upacara dimulai,dihadapan peserta upacara digelar Tari Sleman Sembada oleh Sanggar Tari Puri Prambanan,yang sebagian besar adalah penari Ramayana, upacara ini diakhiri kirab oleh beberapa Bregada peserta upacara, dalam kirab tersebut disertakan Pusaka Tumbak Kyai Turunsih pemberian Sultan Hamengku Buwono X, umbul-umbul Mega Ngampak, dan penghargaan Samkaryanugraha Parasamya Purnakarya Nugraha, dari Pemerintah RI kepada Pemda Kabupaten Sleman.
Hadir dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-98, Wakil Bupati Sleman, Forum Koordinasi? Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Sleman, pejabat militer dan polri, pejabat di lingkungan Pemda Sleman.(ip/krn/skm).
Bhiksu Dari 17 Negara Bertemu Gubernur DIYBertempat di Gedung Pracimosono, Komplek Kepatihan Yogyakarta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, hari ini (Kamis,15/05) meskipun hari libur Waisak Tahun 2558 BE/2014 tetap berkantor dan menerima kunjungan kehormatan Bhiksu dari 17 Negara yang dipimpin Bhiksu Syu Khwanrhu dari Taiwan dan didampingi Ketua Walubi Pusat Sutjito Kusumo.SE.MBA.
Menurut Ketua Walubi Pusat tujuan bertemu Gubernur DIY, selain untuk bersilaturahim, juga ingin mempererat tali persaudaraan, disamping itu? juga menyampaikan keprihatinannya atas kerusakan beberapa batu candi dan patung budha yang ada di Candi Sewu. Sehubungan hal? tersebut maka memohon Sri Sultan Hamengku Buwono X, baik selaku Gubernur DIY maupun sebagai Raja, untuk bisa membantu memperbaiki kerusakan tersebut. Keprihatinan ini disampaikan kepada Sri Sultan HB X, karena para Bhiksu dan umat Budha dari berbagai Negara itu merasa tidak rela melihat kondisi patung-patung budha yang dahulu menjadi junjungannya saat ini hilang tangannya, hilang kepalanya, serta bagian-bagian lainnya dipatung tersebut. ?Terus terang saja, umat Budha merasa junjungannya berbadan tak ada tangan, dan tak ada kepala, tentu? merasa sangat prihatin? tandas Sutjito Kusumo. Sri Sultan HB X menurut pandangan para Bhiksu, beliau Sultan bisa dan mampu memfasailitasi, guna memperbaiki kerusakan candi tersebut, karena Sri Sultan HB X, merupakan tokoh yang mampu ngayomi semua pemeluk agama yang ada di DIY bahkan di Indonesia. Disamping itu Sutjito Kusumo menyatakan bahwa, Candi Borobudur juga salah satu dari 7 (tujuh) Keajaiban Dunia yang harus dilindungi yang merupakan peninggalan Budha, maka umat Budha dari berbagai Negara ingin bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk merenovasi candi tersebut, terutama? kerusakan yang terjadi pada kepala yang hilang, tangan putus, karena hal? tersebut bisa disempurnakan. Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, selain mengucapkan selamat datang di Yogyakarta juga selamat merayakan Hari Raya Waisak 2558 BE/2014. ?Kedatangan para Bhiksu dari 17 negara ini membesarkan hati saya, di mana khususnya umat Budha di? Indonesia bisa menyelenggarakan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur, yang dihadiri tamu dari 27 negara, sekaligus membesarkan hati umat Budha di Indonesia ? tandas Gubernur DIY Menanggapi apa yang disampaikan Ketua WALUBI yang atas nama Umat Budha dari berbagai Negara tersebut Gubernur DIY mengatakan bahwa Candi Borobudur pada tahun 1001, pernah tenggelam terkubur akibat letusan Gunung Merapi. Dimana Gunung Merapi ini mempunyai kegiatan rutinnya setiap 4 tahun sekali erupsi sehingga, Yogyakarta ini menikmati lava dari gunung ini, dan erupsi atau letusan terhebat terjadi tahun 2010. Terkait dengan restorasi secara internasional pernah dilakukan oleh UNICEF dan dinyatakan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia, disatu pihak merupakan kebanggaan, namun disatu pihak lainnya apabila terjadi perubahan dan penambahan,? yang sifatnya tidak asli harus dikomunikasikan dengan UNICEF. Namun demikian apabila Borobudur harus di perbaiki, maka hal ini menjadi wewenang Pemerintah Pusat serta dikomunikasikan dengan UNICEF, tandas Sri Sultan. Dalam kesempatan pertemuannya dengan Bhisku dari 17 negara tersebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X, juga menjelaskan sejarah panjang Kerajaan Mataram, pasang surut masuknya berbagai agama sampai berdirinya Kraton Yogyakarta Hadiningrat, hingga sekarang ini. Usai dialog antara Sri Sultan HB X dengan para Bhiksu, pertemuan diakhiri dengan berfoto bersama didepan Gedung Pracimosono, Kepatihan, Yogyakarta. (kar/skm) Percepatan RB Harus Menjadi Komitmen Semua PihakTantangan besar dalam gerakan Reformasi Birokrasi (RB) saat ini adalah merupakan tanggungjawab semua pihak, yang mana ? semua pihak? berupaya untuk bisa menjalankan reformasi birokrasi? dengan baik, serta? mampu untuk diajak menjadi bagian yang peduli dengan upaya pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut. Hal demikian disampaikan oleh? Kepala Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY, Ir. Sigit Haryanta, MT, saat membuka Workshop Kehumasan di Hotel Grage, jalan Sosrowijayan, Yogyakarta, Rabu pagi (14/05). ?Kita perlu membangun komunikasi yang efektif, sehingga pesan-pesan Reformasi Birokrasi akan sampai kepada stakeholders terkait, melalui bahasa yang mudah dimengerti, jelas dan tegas,? ungkapnya. Lebih lanjut Kepala Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY mengatakan bahwa, percepatan Reformasi Birokrasi harus menjadi komitmen semua pihak, mulai dari pimpinan hingga jajaran birokrasi yang paling bawah, sehingga akan dicapai langkah yang sama dan seirama. Workshop Kehumasan? kali ini ? mengambil tema ?Percepatan Reformasi Birokrasi di DIY Dalam Rangka Implementasi Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara?. Kepala Bagian Humas ,Biro Umum,Humas dan Protokol Setda DIY, Menjelaskan bahwa peserta workshop kehumasan berasal dari beberbagai instansi terkait diantaranya,? dari Bagian Humas, Pemerintahan, Bappeda, Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten / Kota, se DIY, serta utusan dari SKPD dan UPTD di lingkungan Pemda DIY,? setrta media massa lokal, dengan jumlah 50 peserta. ?Workshop kehumasan ini menghadirkan dua nara sumber, yaitu Kepala Kantor BKN? Regional 1 wilayah Jateng -DIY,? dengan paparan tentang ?Implementasi Program Percepatan Reformasi Birokrasi pasca disahkannya UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara?, dan Kepala BKD DIY dengan judul ?Upaya Percepatan Reformasi Birokrasi di Pemda DIY dalam rangka Implementasi UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara?,?.( kar/skm) Penataan Kawasan Alun-alun UtaraBahwa paska Undang-undang Nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sudah ditindaklanjuti dengan penyusunan Perdais Nomor 1 Tahun 2013, dimana didalamnya mengatur urusan tentang Tata Ruang.Tata ruang termasuk mengenai refitalisasai alun-alun utara, yang mana penataan alun-alun utara sebagian menggunakan APBN karena sebelum Keistimewaan penataan alun-alun utara sudah di programkan.
Hal demikian disampaikan pelaksana penataan kawasan alun-alun utara yang sekaligus Kepala Dinas PU ESDM DIY, Ir. Rani Samsinarsi.MT, dalam acara selamatan dimulainya penataan alun-alun utara di Pagelaran Kraton Yogyakata tadi siang, Senin(14/05) Penataan akan dimulai dari sisi sebelah timur alun-alun utara, dan dalam waktu yang sama, juga dilaksanakan proses tender, untuk penataan sisi sebelah barat dan sisi utara. Didalam perdais penataan ruang ini ada 4 hal, pertama mengembalikan, kedua memperbaiki, ketiga meningkatkan dan yang ke empat mengembangkan nilai ruang, agar sesuai yang ada pada jaman dahulu.
Pencanangan BBGRM, HKG PKK dan Hari Keluarga 2014 di Pusatkan di Pengasih, Kulon ProgoPencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XI, Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-42 dan Hari Keluarga XXI DIY Tahun 2014, diharapkan? dapat melestarikan serta meningkatkan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, untuk mewujudkan semangat kebersamaan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berintegritas dan mandiri.
Harapan demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan HB X, melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala BPPM DIY, Dra.Kristiana Swasti tadi pagi (Rabu,14/05) di Balai Desa Sidomulyo, Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, yang juga dihadiri? Bupati Kulon Progo, dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG Kepala SKPD DIY maupun Kepala SKPD Kabupaten/Kota se DIY, serta? Forum Koordinasi Pimpinan Daerah se DIY.
Menurut Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat? BPPM DIY, Drs. Seno Admojo, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XI, Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-42 dan Hari Keluarga XXI DIY Tahun 2014 tersebut, akan berlangsung selama sebulan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat yang berdasarkan semangat kebersamaan, kekeluargaan serta pelestarian nilai-nilai budaya gotong royong menuju penguatan intensitas sosial.
|