Sambutan FABBULAND KIDS AND PARENTS FESTIVAL 2023
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua.
Para hadirin dan tamu undangan yang saya hormati,
Periode emas atau golden age adalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal kehidupan anak. Selain memastikan asupan makanan yang tepat, bonding antara orang tua dan anak juga sangat diperlukan.
Kedekatan antara anak dan orang tua secara emosional harus dibangun. Sehingga anak merasa dicintai, nyaman, dan aman bersama dengan ayah dan ibu. Hubungan emosional yang erat ini sangat penting untuk membangun rasa percaya diri anak sejak dini dan mempersiapkannya untuk menghadapi dunia luar.
Anak yang menerima kasih sayang orang tua akan tumbuh dengan rasa sayang yang besar untuk lingkungan sekitarnya. Kedekatan antara seorang anak dengan orang tua sangat berpengaruh pada kepribadian anak ketika tumbuh besar.
Saya berharap kegiatan-kegiatan positif dan stimulus-stimulus seperti yang dilaksanakan hari ini, dapat terus dilaksanakan. Mari bersama kita menjaga, mengawasi, dan memastikan anak-anak tumbuh dan berkembang. Baik fisik, spiritual, maupun mental yang baik dalam keluarga yang harmonis, penuh cinta dan kasih sayang. Sehingga anak-anak mempunyai resiliensi yang tangguh, adaptif, dan kreatif untuk mewujudkan generasi emas berkualitas sehingga ketahanan bangsa semakin kuat.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga kita dapat terus berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan generasi emas 2045.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
?
Yogyakarta, 01 September 2023
Sambutan JOGJA JAPAN WEEK (JJW) 2023Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Damai Sejahtera Bagi Kita Semua, Yang saya hormati:
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena masih memperkenankan kita semua untuk dapat hadir di sini dalam keadaan sehat wal?afiat, tanpa kekurangan suatu apapun. Hadirin sekalian, Hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, pada tahun ini memasuki usianya yang ke-65 tahun. Selama lebih dari 6 dekade, secara formal dan non formal telah terjalin interaksi persahabatan dan kerjasama yang sangat harmonis di berbagai sektor. Dalam konteks DIY, telah lama dijalin berbagai hubungan persaudaraan (sisterhood) antar-daerah, misalnya Sister Province antara Provinsi DIY-Prefektur Kyoto sejak tahun 1985, yang secara spesifik menekankan pada aspek pertukaran budaya dan penguatan sumber daya manusia. Di bidang pembangunan infrastruktur, DIY juga memiliki berbagai skema kolaborasi dengan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Selain hubungan yang secara langsung melibatkan pihak pemerintah daerah, kita tahu ada sangat banyak format-format kolaborasi yang diinisiasi sendiri oleh berbagai elemen masyarakat maupun oleh individu di wilayah DIY. Lain kata, bagi Indonesia dan DIY khususnya, Jepang sejatinya bukanlah entitas yang asing atau ?jauh?. Apalagi karena ada sangat banyak nilai-nilai tradisional atau kearifan lokal budaya Jepang yang secara esensi sangat mirip dengan budaya kita, sehingga secara natural dapat diterima akal (make sense) bagi masyarakat Indonesia. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, pada kesempatan yang baik ini, saya, atas nama Pemerintah Daerah dan masyarakat DIY, menyambut baik dan mengapresiasi diselenggarakannya Jogja Japan Week (JJW) 2023.? Apresiasi juga saya tujukan kepada pihak penyelenggara, pengisi dan pendukung kegiatan, serta seluruh pihak lain yang turut berkontribusi, sehingga perhelatan besar ini dapat kembali terlaksana. Tentu merupakan harapan kita bersama, bahwa acara ini tidak akan berhenti sampai pada tataran output saja, melainkan, dapat dikembangkan hingga ke tataran outcome atau manfaat. Sehingga, mari kita semua pastikan, bahwa seluruh rangkaian kegiatan dapat berlangsung dengan lancar dan kondusif, dan pada akhirnya secara nyata dapat memberi kontribusi positif bagi semua. Sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb., ? Yogyakarta, 01 September 2023 Sambutan PANGGUNG RAKYAT GEBYAR KEISTIMEWAAN ?KAISTIMEWAN ADHEGANING PARAMARTA?Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Yth. Menteri Desa RI, Bapak Drs. H. Abdul Halim Iskandar, MPd, Yth. Pimpinan KPK, Bapak Drs. Firli Bahuri, MSi, Yth. Dirjen Kebudayaan, Bapak Dr. Hilmar Farid, Yth. Para Lurah se-DIY dan Panitia Kongres serta Para Peserta Webinar yang berbahagia,
Peringatan 11 Tahun Kaistimewan, hendaknya menjadi sarana untuk kembali ke jatidiri dan identitas budaya. Tepat kiranya, apabila kita merenungi makna tarikh Jawa ?Wiyata Gati Pambukaning Budi?, yang merefleksikan semangat untuk kembali kepada ajaran dan aturan yang lahir dari kearifan lokal, sebagai pemandu batin dan pikiran, demi mencapai tatanan masyarakat yang mulat sarira dan tepa sarira, berlandaskan pada solidaritas sosial. Inilah makna sejati dari ?sewelas? dalam konteks peringatan Kaistimewan kali ini. ?Welas asih? harus menjadi dasar pembangunan kesejahteraan di DIY, selaras dengan nilai-nilai kepekaan dan solidaritas. Dalam konteks pembangunan,? dapat diilustrasikan sebagai Dwi Tunggal Reformasi Kalurahan, yang memiliki dua Prioritas, yaitu: Reformasi Birokrasi dan Reformasi Pemberdayaan Masyarakat. Reformasi Kalurahan dilaksanakan dalam rangka untuk mengembalikan tata kelola pemerintahan khas Yogyakarta, seiring upaya? pemberdayaan masyarakat, dengan modal sosial kepekaan terhadap kebutuhan riil masyarakat, agar pemberdayaan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan menuju entitas masyarakat mandiri. Hadirin sekalian, ADA ungkapan Jawa tentang Desa yang menyatakan: ?D?s? m?w? C?r?, N?g?r? m?w? T?t??. Di masa kini terejawantahkan dalam UU Otonomi Desa No. 6 Tahun 2014, yang memberikan kewenangan Desa secara luas untuk dapat mengatur ?cara? dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tetapi tidak berarti keluar dari sistem ke-?tata?-negaraan NKRI. Sebelumnya dilandasi oleh UU Keistimewan DIY No. 13 Tahun 2012, sehingga UU Desa itu menjadi lebih spesifik dalam arti ada perubahan mendasar dari Pangr?h Pr?j? menjadi Pamong Pr?j?, yang membawa penyesuaian nomenklatur jabatan Camat ke level bawahannya, selain nama beberapa OPD DIY dan Kabupaten/Kota. Bukan sekedar perubahan nama, tetapi pelayanannya pun menjadi lebih berbudaya Yogya.
Saya bersyukur dan mengapresiasi, karena di DIY sudah banyak Desa berkembang dalam berbagai bentuk, sehingga menjadi kuat, maju, mandiri, kredibel, dan demokratis. Kondisi ini bisa menjadi landasan yang kuat dalam pelaksanaan tata kelola Desa yang transparan dan akuntabel, modal awal menuju tatanan masyarakat baru. Saya meyakini, jika segala potensi ?kebaikan? itu dilancarkan dari Desa dengan strategi: ?Desa Mengepung Kota?, niscaya Desa akan menjadi sentrum pertumbuhan. Hadirin sekalian, Guna mewujudkan kesejahteraan, diperlukan kemandirian dan inovasi desa yang mampu mengelola kewenangan dan hak atas asal-usulnya, yang memberikan pemberkuasaan pada Warga Desa. Untuk mewujudkan Kemandirian Desa, diperlukan reformasi politik dan pemerintahan, penguatan basis produksi di desa dan jejaring pasar desa dan pengembangan data desa berbasis geospasial. Sehingga, dalam penyelenggaraan pemerintahan, Lurah harus memiliki wawasan adaptasi dan kapasitas daya tahan, dibekali kompetensi dalam dunia yang kompleks serta sarat kejutan, dan perubahan tak terduga ini. Lurah juga harus mampu melakukan lompatan pemikiran non-linier, bahkan ?out of the box?: dari terra firma ?daratan yang dikenal dengan baik, dunia sekarang?ke terra incognita ?daratan yang tak dikenal sama sekali, dunia masa depan. Dalam konsepsi pemberdayaan masyarakat, kesemuanya harus mengedepankan inklusi sosial. Kebijakan dan program sebisa mungkin mengadopsi pendekatan bottom-up, dengan menyerap aspirasi masyarakat sebagai inspirasi dan modal inovasi dalam pemerintahan Kalurahan. Saya optimis, bahwa apabila masyarakat dilibatkan secara penuh, diberikan kepercayaan, dan didampingi, mereka akan menjadi penggerak utama pembangunan, dalam elaborasi ?Manunggaling Wargo lan Pamong?, mewujudkan ?Kaistimewan Adheganing Amerta?. Dengan harapan itulah saya mensyukuri Dirgahayu Keistimewaan DIY. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, agar Peringatan Sebelas Tahun UUK DIY ini lancar dalam penyelenggaraan, dan menginspirasi berbagai langkah kedepan. Akhirnya, saya ucapkan ?Dirgahayu Keistimewaan DIY?, dan selamat menyaksikan Panggung Rakyat Gebyar Keistimewaan!
Sekian, terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb. Kulon Progo, 31 Agustus 2023 SAMBUTAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAKERNAS IV ASITAAssalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua, Yang saya hormati:
ADALAH suatu kehormatan bagi masyarakat pariwisata Yogyakarta, karena penyelenggaraan Rakernas IV ASITA ini menjadikan Yogyakarta , semakin dikenal di kalangan kepariwisataan nasional maupun dunia. Sebagai warga Yogyakarta, kita pantas mensyukurinya, karena event ini bisa dipastikan akan memberi nilai tambah bagi Yogyakarta, yang sekarang ini dinilai sebagai daerah tujuan wisata unggulan, dan sudah mulai bergerak ke arah wisata konvensi tingkat regional dan global, seiring pelaksanaan beberapa acara G20 pada tahun 2022 silam. Dalam hubungan itu, kita perlu menyadari, bahwa setidaknya pariwisata memiliki dua karakteristik yang khas, yakni sifatnya yang multidimensional dan berskala tanpa batas atau borderless. Dari sifatnya yang pertama, jika ingin sukses meraih perpanjangan length of stay dan peningkatan tourist-spending, maka dalam menggarap kepariwisataan ini, harus melibatkan berbagai sektor dan kelembagaan. Dalam sifatnya yang kedua, penggarapannya pun harus berskala lintas batas, dengan keterpaduan? antarregional. Kedua hal ini menuntut sikap yang lebih terbuka dan adaptable, tidak mengandalkan pada sikap yang egosektoral maupun egoregional bagi para birokrat, pelaku, dan penyedia jasa pariwisata. Konsekuensinya, kita harus mampu membangun jaringan masyarakat pariwisata dengan menjalin kerjasama ko-opetitif, yang pada saat tertentu mampu berkooperasi, dan di lain hal mungkin perlu berkompetisi secara sehat, agar dapat menghasilkan produk dan jasa pariwisata yang fresh, menarik, dan diminati wisatawan secara sustainable. Hadirin sekalian, DENGAN sifatnya yang multidimensional, yang harus kita upayakan adalah, bahwa jagat kepariwisataan kita harus mampu memberikan dampak sektoral yang luas, yang pada akhirnya mengkait pada kegiatan-kegiatan yang hidup di masyarakat. Agar dengan demikian, multiplier effects dari kegiatan pariwisata bisa meningkat berlipat, karena merasuk pada kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, saya memberikan sedikit sumbang saran, alangkah baiknya apabila di Indonesia dilakukan kajian rutin, tentang dampak berganda dari kegiatan pariwisata. Apalagi, di era teknologi informasi seperti saat ini, kita dapat memanfaatkan big data. Merujuk pada hasil penelitian Belias (2021), big data di sektor pariwisata merupakan tren yang terus meningkat. Big data, menciptakan harapan terhadap pemahaman yang lebih baik, tentang demand dan penyesuaian supply oleh perusahaan pariwisata. Selain melalui basis teknologi, pariwisata mengandung kemungkinan yang besar sekali bagi pengembangan kehidupan, yang berbasis budaya. Sebagai contoh, misalnya, ada 50 juta orang mengunjungi Kota Kyoto pada tahun 2019, bisa dipastikan ada pesona budaya, tersendiri yang dikelola dan dikembangkan dengan luar biasa disana. Berkaca dari pengalaman itu, kalau Indonesia ingin mengembangkan pariwisata, maka kegiatannya haruslah beranjak dari kekayaan budaya kita yang amat kaya dan beragam itu. Hal ini berarti, pengembangan pariwisata harus sejalan dengan pengembangan budaya. Oleh sebab itu, jika memang jagad wisata Indonesia ingin lebih maju, maka konsekuensi lanjutannya adalah: dunia pariwisata kita perlu mengolah kedua hal terakhir yang saya kemukakan itu, yakni berbasis data dan pengembangan budaya. Dan jika memang demikian, maka harapan untuk memadukan "human-touch" dengan "hi-tech", niscaya akan menemui jalan yang benar, dan pada akhirnya mampu mendukung update dan upgrade wisata berkelanjutan di Indonesia. Dengan visi dan harapan singkat seperti itulah, Saya menyambut baik diselenggarakannya Rakernas ini, sekaligus memberikan apresiasi yang tinggi kepada segenap jajarannya. Akhir kata, saya mengajak hadirin untuk mengucapkan: "Bismillahhirahmannirahim", sebagai penanda dibukanya Rakernas IV ASITA ini di Yogyakarta, secara resmi. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, berkenan melimpahkan berkah serta rahmat-Nya, sehingga kegiatan kepariwasataan ini meraih sukses sebagaimana dituju. Sekian, terima kasih. Selamat ber-Rakernas! Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, 29 Agustus 2023 SEMINAR BATIK INTERNASIONAL JOGJA INTERNATIONAL BATIK BIENNALE (JIBB) 2023Assalamualaikum Wr. Wb., Salam Damai Sejahtera Bagi Kita Semua, Yang saya hormati:
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena kita masih diperkenankan untuk hadir di sini dalam keadaan sehat wal?afiat, tanpa kekurangan suatu apapun. Hadirin sekalian, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 18 Oktober 2014 telah dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia oleh World Craft Council (WCC) di Dongyang, China. Penghargaan ini karena Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai telah memenuhi 7 (tujuh) kriteria Kota Kerajinan Dunia yang dipersyaratkan oleh World Craft Council (WCC), yaitu: Nilai Historis, Orisinalitas, Upaya Konservasi Melalui Regenerasi, Nilai Ekonomi, Ramah Lingkungan, Reputasi Internasional, Konsistensi. Untuk menjaga keterpenuhan 7 kriteria atau nilai tadi, Pemda DIY bersama Dekranasda DIY salah satunya menginisiasi penyelenggaraan Jogja International Batik Biennale (JIBB). Dalam implementasinya, JIBB melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha, pecinta batik, dan masyarakat umum. Seminar Batik hari ini, merupakan salah satu dari keseluruhan agenda JIBB 2023. Mengambil tema ?Borderless Batik?, yang kemudian diterjemahkan ke dalam sub tema ?Sustainable and Marketability?, secara esensi ingin menegaskan bahwa predikat sebagai Kota Batik Dunia serta kegiatan JIBB, secara jangka panjang harus dapat menjadi kekuatan budaya dan ekonomi masyarakat di DIY, dimana peningkatan kualitas dan produktivitas secara khusus dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat. Sehingga, besar harapan saya, agar kesempatan yang baik ini dapat dimanfaatkan dengan sebesar-besarnya untuk saling belajar, berdiskusi, serta memperkuat jejaring (networking), demi pengembangan serta menemukan praktik terbaik dalam konteks keberlanjutan batik. Mari kita semua pastikan, bahwa seluruh rangkaian Seminar Batik Internasional Jogja International Batik Biennale (JIBB) dapat berlangsung dengan lancar, dan dapat sukses melahirkan output, yang secara nyata dapat dikembangkan hingga ke tataran outcome atau manfaat. Sekian dan terima kasih.
? Yogyakarta, 29 Agustus 2023 |
- Sambutan ORIENTASI PENDAMPINGAN PERAWATAN JANGKA PANJANG (PJP) BAGI SEKOLAH LANSIA, WISUDA SEKOLAH L
- SAMBUTAN PEMBUKAAN PEMBINAAN PERTAMBANGAN MINERAL KEPADA PEMERINTAH DAERAH DAN PEMEGANG IZIN USAHA
- AMANAT APEL BESAR HARI PRAMUKA KE-62 TAHUN 2023
- Keynote Speech SEMINAR NASIONAL REFLEKSI 11 TAHUN UNDANG-UNDANG KEISTIMEWAAN ?TANTANGAN KEISTIMEWAA
- SAMBUTAN PANEN PERDANA BAWANG MERAH AGRO ELECTRIFYING DI PESISIR PANTAI SELATAN DIY