SAMBUTAN BRINGING THE COSMOLOGICAL AXIS OF YOGYAKARTA TO THE WORLD
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang saya hormati :
-
Para Duta Besar Negara Sahabat atau yang mewakili;
-
Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga Kementerian Luar Negeri, Bapak Duta Besar Muhsin Syihab;
-
Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi;
-
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
-
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi;
-
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
-
Hadirin sekalian.
Atas nama pribadi dan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, pertama-tama kami ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Bapak dan Ibu sekalian yang telah berkenan hadir pada acara ini dengan agenda salah satunya adalah memperkenalkan lebih lanjut tentang Sumbu Filosofi Yogyakarta yang sedang kami ajukan sebagai Warisan Dunia.
Sebelumnya, pada 14 Juli yang lalu kami juga telah mengundang para Duta Besar negara anggota WHC untuk hadir pada acara ?Bringing the Cosmological Axis to the World? di Yogyakarta. Namun, karena bersamaan dengan Pertemuan Para Menteri Luar Negeri se-ASEAN (AMM-PMC) di Jakarta dan beberapa acara lainnya, tidak semua duta besar dapat hadir. Untuk itu, kami berterima kasih kepada Kementerian Luar Negeri yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menjelaskan mengenai Sumbu Filosofi Yogyakarta pada hari ini.
Sumbu Filosofi Yogyakarta atau Cosmological Axis of Yogyakarta adalah konsep tata ruang wilayah Yogyakarta yang dikembangkan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755. Sumbu filosofi, dengan Keraton berada di tengah-tengahnya, dibangun berdasarkan konsepsi Jawa dengan mengacu pada bentang alam yang ada, seperti gunung, laut, sungai, serta daratan.
Prinsip utama yang dijadikan dasar perencanaan tata ruang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I adalah konsepsi Hamemayu Hayuning Bawono, yang berarti memperindah dan melestarikan keindahan dunia. Tim penilai warisan dunia UNESCO yang datang ke Yogyakarta beberapa waktu yang lalu untuk meninjau secara langsung Kawasan Sumbu Filosofi ini mengatakan bahwa konsep dasar tersebut persis dengan apa yang dikenal oleh warga dunia saat ini dengan sebutan Sustainable Development Goals (SDGs), yang pada prinsipnya bertujuan untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi umat manusia dan bumi yang ditinggalinya. Konsep SDGs ini sudah ada di Yogyakarta bahkan sejak abad ke-18 dan terus dipegang teguh oleh masyarakat Yogyakarta hingga saat ini.
Sebagai contoh konkret misalnya, lokasi pembangunan Kraton Yogyakarta dipilih dekat dengan sumber mata air, yaitu Umbul Pacethokan. Kontur tanah wilayah bangunan keraton dipilih yang lebih tinggi dari sekitar, sehingga tampak seperti berada di atas punggung kura-kura, dengan diapit oleh enam sungai: tiga sungai di sebelah timur dan tiga sungai di sebelah barat, sehingga terbebas dari banjir. Aneka vegetasi juga ditanam di sekitar kawasan sumbu filosofi. Selain sebagai perindang, tanaman-tanaman tersebut menjadi media untuk menambatkan makna dan falsafah kehidupan. Berbagai vegetasi ini pun terus dilestarikan hingga saat ini.
Bapak-Ibu, hadirin yang berbahagia,
Saat ini, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta tengah mengajukan Sumbu Filosofi Yogyakarta untuk menjadi warisan dunia. Hal ini merupakan keinginan masyarakat Yogyakarta khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya untuk ikut melestarikan warisan budaya umat manusia. Keinginan itu lahir dengan didorong oleh semangat Konvensi UNESCO untuk Warisan Dunia Tahun 1972 yang menyatakan bahwa warisan budaya yang memiliki nilai universal luar biasa harus dilestarikan sebagai warisan seluruh umat manusia. Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan karya kreatif jenius luar biasa yang kaya akan nilai-nilai universal. Sumbu filosofi merupakan kristalisasi penghayatan manusia Jawa tentang nilai-nilai yang harus dimiliki manusia agar tercipta dunia yang indah, nyaman, dan tentram.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Mengapa kami mengajukan Sumbu Filosofi agar ternominasi sebagai warisan dunia? Karena kami ingin melestarikan secara berkelanjutan nilai-nilai universal tersebut agar dapat menjadi tempat belajar bersama seluruh umat manusia dalam upaya melindungi, memelihara, dan membina keindahan serta keselamatan dunia. Kami pun berkomitmen untuk mengelola kawasan sumbu filosofi ini secara tepat agar nilai-nilai universal dan atribut warisan budaya tersebut dapat dilestarikan dan dijaga bagi kepentingan seluruh umat manusia di masa kini maupun mendatang. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut akan dapat terus menginspirasi lebih banyak kalangan untuk menciptakan tata dunia yang lebih baik dan menguntungkan bagi semua pihak.
Kami berkeyakinan bahwa ketika Sumbu Filosofi Yogyakarta ini diterima sebagai Warisan Dunia, upaya pelestarian nilai-nilai universalnya akan dapat semakin kuat dilakukan sehingga nilai-nilai luhur yang dikandungnya akan semakin terjamin keberadaannya dan dapat diwariskan pada generasi mendatang.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Sebagai orang Jawa, kami juga memiliki falsafah Manunggaling Kawulo Lan Gusti. Kami menyadari bahwa hanya dengan kebersamaan, kerja sama, dan peran serta semua pihak di Indonesia maupun di dunia internasional, kami akan semakin dimampukan dalam mengelola dan melestarikan Sumbu Filosofi ini.
Kami juga meyakini bahwa dengan diterimanya Sumbu Filosofi sebagai Warisan Dunia, akan terbuka lebih banyak kesempatan untuk belajar dari praktik terbaik (best practices) yang telah dilakukan di tempat lain, selain mengenal dan mampu menggunakan perangkat-perangkat pelestarian yang disarankan UNESCO dengan lebih baik dan tepat.
Bapak-Ibu, hadirin yang berbahagia,
Akhirnya, pemerintah dan masyarakat Yogyakarta berharap proses nominasi Sumbu Filosofi yang sidang penetapannya akan digelar di Riyadh, Arab Saudi pada bulan September yang akan datang akan berjalan lancar. Kami berharap, dengan dukungan Bapak-Ibu sekalian, proses nominasi ini akan mendapatkan hasil yang baik untuk mendukung upaya pelestarian nilai-nilai universal yang luhur bagi peradaban manusia di masa kini dan mendatang.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
?
Jakarta, 10 Agustus 2023
SAMBUTAN YOGYAKARTA GAMELAN FESTIVAL KE-28Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Damai Sejahtera Bagi Kita Semua, Yang saya hormati:
Marilah senantiasa meningkatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwasanya hari ini, kita dapat berjumpa dalam sebuah momentum yang sangat istimewa, Yogyakarta Gamelan Festival ke-28, hanya? atas segala perkenan-Nya. Hadirin sekalian, Dalam hemat saya, YGF ke-28 bukanlah sekadar pentas seni semata. YGF ke-28, akan mengajak kita semua, memasuki momentum pembelajaran hidup melalui harmoni irama. Semua dilakukan dengan merenungkan makna secara mendalam, sembari menikmati nada yang mengalun dari orkestrasi yang mengiringinya. Orkestrasi gamelan, sejatinya merupakan sebuah gambaran perjalanan luar biasa, yang menghubungkan jiwa-jiwa dalam simpul keindahan, selayaknya alunan laras slendro dan pelog, yang membentuk diri, menuju irama keseimbangan hidup. Inilah momentum istimewa, dimana seribu pengrawit yang terpadu dalam empat puluh kelompok, berupaya mewakili berjuta perasaan, seiring irama gending yang memukau hati dan pikiran. Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo dan ladrang Santi Mulya, seakan menceritakan kisah-kisah alam bawah sadar, mengajak menggali makna, dalam setiap nada yang meliuk-layang. Jelas, gamelan bukanlah sekadar alat musik, tetapi penjelajah jiwa, yang membawa kita pada meditasi, melalui irama yang mengalun. Dalam pemaknaan filosofisnya, kata "karawitan" merujuk pada kelembutan perasaan yang terukir dalam seni gamelan. Seperti irama yang terjalin, begitulah pula kehidupan kita yang sudah seharusnya mengilhami harmoni keberagaman. Memang, kita tidak mungkin menafikan perbedaan. Namun, dengan rasa cinta dan kemanusiaan, kita dapat manunggal nyawiji, dalam orkestra kolosal kehidupan. Seni gamelan, seakan pula mengirimkan makna ?mulat sarira?, yaitu keseragaman pikiran dan kepekaan dalam setiap perpindahan nada. Hal ini, selaras dengan filosofi "pamenthanging gandewa pamanthenging cipta", yang mengajarkan: bahwa daya-upaya, fokus, dan konsentrasi adalah kunci orkestrasi kehidupan yang indah dan bermakna. Dalam setiap alunan gending, tersembunyi nuansa yang tak terucapkan, mengajak kita menafsirkan dengan segenap hati dan perasaan. Seni karawitan adalah cerminan realitas, memancarkan berbagai emosi jiwa, menyatu dalam harmoni yang adiluhung, menuntun kita untuk hidup dalam nilai-nilai kebijaksanaan dan kesadaran. Hadirin sekalian, Tidak hanya Gaung Gamelan sebagai sajian utama, YGF 28 akan kian bermakna, karena akan mengajak kita merayakan wacana keberagaman melalui Rembug Budaya dan Lokakarya; Konser? Gamelan yang mempertemukan musik tradisional dengan pop culture; serta Gamelan Dinner, yang akan mempertemukan para pencinta dengan pemain gamelan, dalam satu ruang budaya. Semua harmonisasi itu, akan menciptakan simfoni kehidupan yang tak terlupakan, sekaligus menjadi portal pembelajaran hidup, memancarkan cahaya nilai-nilai edukasi dan pelestarian budaya. Semoga YGF 28, memberikan hikmah dalam relung kemanusiaan, mengajarkan kita akan keseimbangan, harmoni, dan keindahan dalam keberagaman. Semoga pula,? festival ini mampu merangkai benang-benang warisan budaya, menjadi daya tarik wisata bagi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan menginspirasi kita, untuk melangkah bijak menuju masa depan. Atas semua itu, saya ingin mengapresiasi setiap individu dan seluruh pihak, yang terlibat dalam penyelenggaraan Yogyakarta Gamelan Festival ke-28. Semua tangan yang bekerja, selayaknya seribu pengrawit yang memainkan gamelan, membentuk simfoni kerjasama yang tak terlupakan. Terima kasih atas dedikasi dan semangat Anda,? untuk menjadikan festival ini, sebagai perjalanan magis yang akan dikenang, sekaligus menjadi salah satu cerita, tentang peradaban Daerah Istimewa Yogyakarta. Akhir kata, selamat menikmati dan meresapi makna harmoni, melalui rangkaian agenda Yogyakarta Gamelan Festival ke-28! Terima kasih! Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Stadion Kridosono, 20 Agustus 2023 S a m b u t a n PESTA RAKYAT SIMPEDES (PRS) PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBKAssalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera untuk kita semuanya, Yang saya hormati:
Terlebih dahulu, marilah kita bersama-sama memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT,? atas ridho dan rakhmat-Nya, sehingga kita dapat berjumpa pada hari ini, dalam kondisi sehat wal?afiat tanpa kekurangan sesuatu apapun. Merupakan sebuah kebahagiaan, bahwasanya kita dapat bersama-sama ?mangayubagya? Pesta Rakyat Simpedes (PRS) di kota tercinta kita.? Bagi saya pribadi, PRS yang diselenggarakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, merupakan bentuk komitmen sekaligus manifestasi tekad BRI, untuk turut menjunjung tinggi nilai-nilai keberdayaan ekonomi masyrakat. Saudara-saudara sekalian, Tema yang diusung pada PRS kali ini, "Percaya Diri Raih Peluang," mengandung makna yang begitu dalam bagi kita semua. Dengan begitu, PRS bukan sekadar acara biasa, namun ia adalah panggung, di mana literasi digital dan perbankan yang inklusif, akan menjadi salah satu bintang pijarnya. Tentu kita semua paham, betapa pentingnya keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. Mereka adalah pionir-pionir yang menjalin benang merah, di jaring labirin bisnis dan perekonomian nasional. Sehingga dapat kita maknai, PRS merupakan momentum untuk melakukan lompatan, seiring langkah konkret untuk membantu UMKM meraih potensi dan peluang sebesar-besarnya. Melalui PRS pula, Bank Rakyat Indonesia (BRI), ingin memberikan lebih dari sekadar pelayanan perbankan. BRI ingin memberdayakan UMKM, memberikan wawasan literasi digital, yang akan membuka jendela dunia yang lebih luas, dan memungkinkan kita semua untuk berada di garis depan revolusi digital. Bukankah ini bukanlah semata tentang teknologi, namun juga tentang pemberdayaan diri kita masing-masing? Patut pula saya apresiasi, bahwa kita dapat menyaksikan pengenalan QRIS BRI, alat digital yang membuka pintu menuju efisiensi dan kemudahan transaksi. Dengan QRIS BRI, pedagang-pedagang lokal akan memiliki akses lebih besar ke pasar global, membantu mereka tumbuh dan berkembang. Namun, yang lebih penting lagi, QRIS BRI adalah langkah kita bersama, menuju masa depan yang lebih inklusif, di mana tidak ada yang ditinggalkan. Hadirin sekalian, Tidak hanya dalam wujud acara utama di Lapangan Parkir Stadion Mandala Krida Yogyakarta, PRS juga berupaya merangkul tradisi dan kearifan lokal melalui Grebek Pasar. Sepuluh pasar tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi saksi atas semangat kita, dalam memperkuat jalinan sosial dan perekonomian yang berkelanjutan. Penyelenggaraan Grebek Pasar, merupakan pembuktian komitmen yang tulus, sebab BRI percaya, bahwa ketika UMKM kita tumbuh, kita semua tumbuh bersama. Oleh karena itu, marilah dengan semangat yang penuh, mewujudkan PRS ini menjadi momentum untuk meraih peluang, menjalankan bisnis dengan kepercayaan diri, dan menciptakan pemenang di masa depan. Untuk itu, mari kita jadikan PRS ini, sebagai titik balik dalam perjalanan kita menuju kemakmuran dan kemandirian. Mari kita berkolaborasi, bersinergi, dan bersatu untuk meraih peluang-peluang yang menanti di depan mata. Dengan semangat "Pede Raih Peluang," kita akan membawa Yogyakarta dan UMKM kita, menuju cakrawala yang lebih cerah dan bermakna. Dengan harapan seperti itulah, saya mewakili Pemda DIY menyambut baik dan mengapresiasi Pesta Rakyat Simpedes pada hari ini. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan berkah serta rahmat-Nya, kegiatan bersama ini mampu memperkuat peran UMKM, sebagai pilar perekonomian daerah. Sekian, dan terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. Yogyakarta, 19 Agustus 2023 Sambutan FESTIVAL YOUTHYAKARTA 2023 INDEPENDENCESalam sehat sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati Ketua Dewan Pimpinan Daerah Sleman Majelis Umat Kristen Indonesia beserta jajaran; para peserta Youthyakarta dan hadirin sekalian. Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat hadir pada acara Festival Youthyakarta 2023 Independence dalam keadaan sehat wal?afiat. Hadirin sekalian, Indonesia akan mencapai masa keemasan pada tahun 2045. Untuk itu, seluruh elemen bangsa termasuk generasi muda, memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan bangsa Indonesia menjadi lebih kuat dan maju. Salah satu peran nyata yang dapat diberikan oleh generasi muda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 adalah memberi inspirasi kepada generasi muda lainnya untuk dapat belajar dan berkarya sebaik mungkin. Melalui SDM yang memiliki kemampuan yang inovatif, transformatif dan berketerampilan, saya optimis kita dapat mewujudkan cita-cita Indonesia Emas. Saya mengapresiasi upaya DPD Majelis Umat Kristen Indonesia Sleman atas pelaksanaan Festival Youthyakarta 2023 Independence hari ini. Kegiatan ini menjadi bentuk perhatian dan peran dari MUKI kepada generasi muda. Khususnya dalam mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif. Pada kesempatan ini, saya berpesan agar generasi muda turut andil dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Juga menumbuhkan kembali jiwa sosial dan sikap toleransi terhadap sesama. Sebab, persatuan dan kesatuan menjadi modal awal kita dalam membangun negeri ini. Akhir kata, demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan jalan lurus dalam setiap langkah kita. Terima kasih. ? Yogyakarta, 19 Agustus 2023 DIALOG KEBANGSAAN GITA PUJA BANGSA 3: REAKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI PERAJUT KEBHINEKAAN BANGSAAssalamualaikum Wr., Wb., Salam Damai Sejahtera bagi Kita Semua. Yang saya hormati Ketua Forum Beda Tapi Mesra, para tamu undangan dan hadirin sekalian Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang masih memperkenankan kita semua untuk hadir di sini dalam keadaan sehat, tanpa kekurangan suatu apapun. Adalah sebuah kehormatan, karena saya diminta untuk bertindak sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan ini, dengan membawakan tema ?Meneguhkan Nilai-nilai Budaya Bangsa dari Sebuah Budaya Global yang Destruktif?. Saudara-saudara, Globalisasi telah mengubah banyak hal secara mendasar. Globalisasi itu sendiri sesungguhnya bukanlah hal baru. Sejarah menunjukkan, di masa lampau, dalam modus dan skala yang berbeda, globalisasi telah berulang kali terjadi di Nusantara. Itu adalah konsekuensi logis dari kenyataan bahwa Indonesia merupakan bagian dari kawasan dan sistem komunitas dunia. Perlu dipahami pula, bahwa saling-silang budaya antar berbagai tradisi di Nusantara dengan anasir- anasir asing justru telah dan akan membawa ke arah suatu perubahan yang dinamis. Hal itu dimungkinkan karena budaya lokal yang ada memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyaring apa yang pantas dan tidak, sebelum akhirnya dijadikan kerangka acuan. Meski globalisasi bukanlah hal baru, yang menjadi masalah besar kita saat ini adalah fakta bahwa berkat perkembangan IPTEK, globalisasi telah mentransformasi dunia menjadi dunia tanpa batas. Dalam dunia yang ?baru? ini, di satu pihak ada kelompok masyarakat yang hanyut. Mereka lebih suka ikut arus karena bebas dan serba boleh memilih apa pun yang disukai, seakan tak punya spiritualitas. Akibatnya, identitas dirinya menjadi tidak jelas, setidaknya ambigu atau bahkan ambivalen. Di lain pihak, sekelompok orang mengambil sikap radikal, menganggap perubahan sebagai kemunduran spiritualitas. Mereka lebih suka menutup diri terhadap globalisasi dan bertahan pada ?keyakinan? dan cara hidupnya secara ketat. Maka, muncullah kelompok radikal di berbagai belahan dunia. Di Indonesia dimulai dari sikap-sikap intoleransi, terutama terhadap keyakinan dan agama liyan. Adapun dalam konteks Pancasila, kita tidak membutuhkan lagi bukti atau diskusi berbelit untuk menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila kian luntur dengan kecepatan tinggi. Aneka tragedi kerapuhan kebangsaan kita sangat mudah ditemui. Dalam kaitannya dengan hubungan sosial, contohnya adalah semakin maraknya media sosial yang dipenuhi ujaran kebencian, fitnah, dan berita hoax, yang merenggangkan hubungan antar anak bangsa yang berdampak luas. Atau betapa tindak kejahatan telah menjadi kian makin sadis, yang lahir dari provokasi yang minim atau bahkan tanpa provokasi sama sekali. Dalam kaitannya dengan Pemerintahan dan Politik, di tengah meningkatnya ketidakpercayaan antar sesama warga, lembaga-lembaga negara yang seharusnya mengamankan, malah menjadi faktor ketidakpastian baru. Aparat Negara yang seharusnya melayani malah sibuk menyenangkan diri sendiri. Para politisi ?nyambi? sebagai kritikus yang mengedepankan emosi dan bukan logika. Uang menjadi kategori baru dalam politik, kemiskinan tidak lagi dituturkan sebagai masalah solidaritas yang menunjukkan nilai-nilai Keadilan dan Kegotong-royongan yang perlu diperjuangkan. Hadirin sekalian, Indonesia tidak akan dan tidak boleh menolak globalisasi. Meski demikian, Indonesia harus memastikan, bahwa dalam dunia tanpa batas ini, Indonesia tetap menjadi Indonesia, bukan lebur menjadi hal lain yang tidak sesuai dengan cita-cita yang mendasari kelahirannya. Lain kata, ini adalah masa dimana seharusnya pancasila dihadirkan, lebih dari yang sudah-sudah: sebagai jati diri, sebagai filter untuk memilah dan memilih, sehingga globalisasi tidak menjadikan kita sebagai bangsa dan Negara yang hancur secara mental. Mengapa kita harus menemukan kembali identitas kita sebagai bangsa? Pertanyaan serupa juga diketengahkan oleh Bung Karno pada Pidato Kenegaraan 17 Agustus 1959: Rediscovery of our Revolution. Pidato untuk menemukan kembali jalan Revolusi Indonesia, takala Djiwa Revolusi hamper padam, menjadi dingin tak ada apinya!? Ada pun solusinya waktu itu, perlu melakukan re-thinking dan re-shaping melalui Retooling of the Future. Atau jikalau meminjam istilah Presiden Joko Widodo: Revolusi Mental! Menemukan kembali dengan memikirkan dan mempertajam makna Pancasila dalam kehidupan bernegara sebagai Dasar Negara, dalam kehidupan berbangsa sebagai alat Pemersatu Bangsa, dan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai Pandangan Hidup warga bangsa. Pancasila harus dijadikan living way of life. Demikian pun sekarang! Pancasila harus tetap menjadi ?Rumah Kita?, rumah bersama dalam bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Rumah tempat berdialog, berdiskusi dan berbagi yang menyatukan kehidupan keIndonesiaan kita sekaligus menyehatkan bagi bangsa. Nilai-Nilai Dasar Pancasila bersumber dari Nilai-Nilai Budaya yang mengalir mengarungi bukit, lereng, jurang dan lembah menjadi aliran Semangat Kebangsaan yang dahsyat, sehingga mampu menembus dan menggerus bebatuan yang menghalangi cita-cita perwujudan Pancasila. Semangat Pancasila adalah penggerak nilai-nilaiKebangsaan yang terdapat di dalam jiwa dan menjadi ruh bangsa Indonesia. Nilai Dasar Pancasila itu statik, sedangkan yang bergerak dinamik sebagai pendorong Semangat Pancasila adalah Nilai Instrumental dan Nilai Praksis yang adaptif terhadap konteks zaman. Semangat Pancasila jenis inilah yang harus terus-menerus digugah, dibangkitkan dan didorong, agar merasuk ke dalam hati setiap anak bangsa. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat dibedakan atas dua hal: Aktualisasi Obyektif dan Subyektif. Aktualisasi Obyektif ditujukan pada kelembagaan negara: Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. Materi aktualisasinya dikenakan pada bidang-bidang Politik, Ekonomi dan Hukum. Sedangkan penjabarannya terutama dalam Haluan Negara, Undang-Undang, Pemerintahan, Pertahanan-Keamanan, Pendidikan, Sosial-Budaya, dan bidang-bidang lain. Aktualisasi Subyektif adalah internalisasi nilai-nilai, agar menjadi perilaku setiap individu dalam aspek moral, kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Saudara-saudara, Sebagai penutup, perlu menjadi catatan mental kita bersama, bahwa Bung Karno kerap menyitir ucapan Arnold Toynbee: ?A great civilization never goes down unless it destroy itself from within?, serta ucapan Abraham Lincoln, ?A nation divided against itself, cannot stand?. Tentu kita dapat sepakat, bahwa Peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 ini, merupakan momentum tepat bagi kita semua, untuk memastikan bahwa dua pernyataan yang kerap disitir oleh Bung Karno tadi; dua pernyataan yang merupakan ekspresi kekhawatiran sang Bapak Bangsa atas masa depan Bangsa dan Negara Indonesia, tidak menjadi nyata di tangan kita. Sekian dan terima kasih. Wassalamu?alaikumWr. Wb. ? Surabaya, 19 Agustus 2023 |
- S a m b u t a n Upacara Bendera PERINGATAN KEMERDEKAAN KE-78 REPUBLIK INDONESIA
- Sambutan MALAM TIRAKATAN PERINGATAN HARI PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-78 RI TAHUN 2023
- S a m b u t a n PENGAJIAN DAN DOA BERSAMA LAPANAN MALAM RABU WAGE MASJID KAGUNGAN DALEM SAMBISARI
- Sambutan ENTRY MEETING PEMERIKSAAN TERINCI KINERJA ATAS PENGELOLAAN ASET TETAP YANG BERSUMBER DARI D
- Sambutan GELAR KARYA PELAKSANAAN UPSKILLING DAN RESKILLING GURU VOKASI BIDANG SENI DAN BUDAYA TAHU