Gubernur DIY Menerima Kunjungan Duta Besar Polandia
Selasa, (31/01) di Gedhong Willis Kepatihan Yogyakarta Gubernur DIY, Sultan HB X menerima kunjungan Duta Besar Polandia ,Tadeusz Szumowski didampingi seorang Profesor dari Universitas Wuscow, Tadeesz untuk membicarakan mengenai rencana kerjasama antara Provinsi Krakow dengan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, kunjungannya salah satunya juga ingin mempomosikan perguruan tinggi yang ada di Polandia dan menjajagi adanya hubungan antara universitas dan juga mahasiswanya.
Menurut Tadeusz, hubungan antara anak-anak muda ataupun mahasiswa adalah masa depan bagi hubungan Indonesia dan Polandia.
Krakow adalah kota tua yang mempunyai sejarah yang panjang seperti halnya Yogyakarta yaitu ?berupa kota kerajaan. Segala sesuatu dari Polandia berasal dari Krakow yang mempunyai sejarah yang sangat panjang. Selain sebuah kota kerajaan, wilayah ini mempunyai predikat pula sebagai kota pendidikan. Salah satu universitas tertua dan terbesar berasal dari Krakow.
Ditegaskannya juga bahwa, kota ini mempunyai kemiripan dengan Yogyakarta sehingga dianggapnya sangat sesuai apabila DIY? bermitra dengan Krakow. Peradaban yang dipunyainya dengan Kerajaan di Yogyakarta mempunyai selisih sekitar 300 tahun. Krakow berusaia 14 abad dan Yogyakarta 17 Abad.
Dengan akan adanya kerja sama Sister Province nanti kedepannya akan terjadi hubungan yang lebih antara mahasiswa Yogyakarta dan Polandia. Ada banyak beasiswa yang disediakan oleh Polandia, saat ini yang terbanyak adalah beasiswa di bidang teknik, namun Polandia membuka beasiswa di bidang-bidang yang lain, biasanya 2 atau 3 tahun. Kalaukuliah di Polandia menggunakan ?Bahasa Inggris membutuhkan waktu 2 tahun, namun 3 tahun untuk Bahasa Polandia karena satu tahun harus belajar Bahasa Polandia terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran. Ada 400 mahasiswa Indonesia belajar di Polandia. Dengan Kunjungannya itu, Gubernur DIY berharap ada kerjasama Sister Province dengan Polandia mengingat juga adanya kesamaan sejarah yang panjang.
Dengan kerjasama tersebut menurut Sultan, tidak hanya Pemda yang bekerjasama namun kampus bisa mempunyai ruang membangun kerjasama dengan perguruan tinggi di Polandia. Gubernur DIY berharap mahasiswa dan masyarakat ikut menjadi pendukung dalam membangun sister province.? Dengan bantuan public diharapkan kerjasama itu bisa langgeng, pungkasnya. (teb)
Rakordal Triwulan IV Dilaksanakan Di Hotel Inna Garuda"Gini Ratio tidak hanya bicara pengertian ketimpangan kaya dan miskin. Itu hanya untuk mengatasi turunnya jumlah orang miskin di Yogyakarta. Tapi aksesibilitas golongan kaya dan miskin terhadap fasilitas kesehatan, pendidikan juga termasuk Gini Ratio." Demikian disampaikan oleh Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X yang dalam Dialog Interaktif Terkait Arah pembangunan Pedesaan Secara Terpadu Untuk Menekan Ketimpangan Wilayah bertindak selaku pembicara penutup. Lebih lanjut Gubernur DIY juga menyoroti tentang perlunya Launching Desa Budaya agar dana keistimewaan?bisa tersalurkan sampai tingkat pedukuhan. Berkaitan dengan akan dilakukannya pelantikan gubernur/wakil gubernur pada 2017 ini, Gubernur DIY meminta pada bupati/walikota agar RPJMD DIY 2017 selesai karena nanti di bulan Oktober, ?harus membuat lagi visi misi lima tahun mendatang. Berkaitan dengan pembangunan bandara internasional Kulon Progo,Gubernur berharap agar dengan adanya bandara baru tersebut dapat mengubah paradigma Yogyakarta sebagai bagian dari international community. Kulon Progo sebagai daerah lokasi bandara juga agar dapat menampilkan identitas diri sebagai wajah Yogyakarta Selain Gubernur DIY, dialog yang menjadi bagian dari acara Rakor Pengendalian Pembangunan DIY Triwulan IV Tahun 2016 juga menghadirkan narasumber lain, yaitu Wakil Gubernur DIY Paku Alam X ; Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Anwar Sanusi Phd ; Ketua DPRD DIY H. Yoeke Indra Agung Laksana SE; serta Pj Sekda DIY Ir. Rani Sjamsinarsi MT. Rakor ini diselenggarakan pada akhir triwulan IV sebagai upaya untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Pemda DIY pada triwulan IV tahun 2016. Acara ini dihadiri oleh anggota Parampara Praja DIY, Bupati/Walikota se-DIY, Staf Ahli Gubernur DIY, Asisten Sekda dan Kepala SKPD di lingkungan Pemda DIY. Kepala Bappeda DIY, Drs. Tavip Agus Rayanto, MSi, saat mengawali acara Rakor, menyampaikan kondisi secara umum mengenai kinerja Pemda DIY di tahun 2016 untuk melihat secara utuh seluruh rangkaian kegiatan di tahun 2016 maupun kegiatan-kegiatan di tahun 2017 yang harus mendapatkan perhatian berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan di tahun 2016. Dalam kesempatan ini juga diserahkan Rapor Triwulan IV untuk setiap SKPD di DIY. Kinerja terbaik untuk Eselon II adalah Biro Administrasi Perekonomian dan SDA dengan nilai 92,6 % sedangkan yang terendah adalah Dinas Pertanahan dan Tata Ruang dengan nilai 78,5 %. Untuk Eselon III, yang tertinggi adalah Balai Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Sosial dengan nilai 99% yang terendah adalah Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng dengan nilai 57,7%. Diserahkan pula secara simbolis laporan pelaksaan pembangunan untuk kabupaten/kota dan hasil evaluasi kerja SKPD oleh Gubernur DIY. (nir) Wakil Gubernur DIY Meresmikan IPAL Komunal di Moyudan, SlemanTari Gambyong Pare Anom disuguhkan oleh warga sebagai pembuka acara Peresmian Program Pembangunan Sanimas Intstalasi Pengolahan Air Limbah?(IPAL) Komunal dengan Jaringan Perpipaan di?Dusun?Pendulan, Sumberagung, Moyudan, Sleman. Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X bersama?Wakil Bupati Sleman Dra. Sri Muslimatun M.?Kes., M. Yazid selaku Anggota DPRD DIY, Kepala BLH DIY Ir. Joko Wuryanto, Camat dan Muspika Moyudan dan berbagai perwakilan instansi pemerintah hadir dalam acara ini.?? Proyek pengerjaan IPAL komunal di Dusun Pendulan, Sumberagung, Sleman ini dimulai sejak April 2016 dengan proses seleksi bersama fasilitator dilanjutkan pada Agustus 2016 dengan penandatanganan kontrak kerjasama pengerjaan. Sesuai dengan perjanjian kontrak, telah terpasang 96 sambungan rumah dan 1 fasilitas umum dengan jumlah terdampak sebanyak 409 jiwa. "Kami sangat bangga dengan masyarakat Pendulan, karena dengan alokasi dana Rp 500 juta dari anggaran pemerintah mampu dimaksimalkan. Ada sekitar Rp 50 juta alokasi dana dari masyarakat, baik berupa in cash maupun in kind berupa tenaga, material, dan sebagainya", ucap Dibyo. Berikutnya, Dra. Sri?Muslimatun M.?Kes. selaku?Wakil Bupati Sleman dalam sambutannya?menuturkan, "Kami atas nama masyarakat Sleman berterimakasih kepada Pemda DIY yang membantu memfasilitasi kegiatan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kami". ?Selanjutnya, Wakil Bupati Sleman ini berpesan agar masyarakat dapat memaksimalkan IPAL komunal agar target?gerakan 100-0-100 bisa lekas tercapai. "Saya apresiasi atas usaha yg dilakukan oleh masyarakat, dengan demikian masyarakat Pendulan ini telah mewarisi sesuatu yang baik untuk generasi berikutnya. Pola seperti ini yang akan terus Pemda DIY kembangkan, dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Ke depan, Pemda DIY akan lebih banyak memotivasi agar warga memiliki greget utk membangun. Kalau sudah punya greget, baru difasilitasi", terang Wakil Gubernur DIY. ?Wakil Gubernur DIY juga berharap?agar fasilitas yang ada ini benar-benar dirawat oleh masyarakat. Kemudian, Wakil Gubernur DIY juga mengharapkan kepada Satker PSPLP agar di masa mendatang project Sanimas seperti ini lebih merata lagi di wilayah-wilayah di DIY lainnya. Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti dan peninjauan langsung ke lokasi IPAL komunal. (alh) Pemutakhiran Data Diperlukan Dalam Penanggulangan KemiskinanMekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) yang di negara lain dikenal dengan On Demand Application, merupakan mekanisme untuk melakukan updating data yang sifatnya mandiri atau dilakukan langsung oleh individu. Konsep ini memberikan ruang kepada masyarakat untuk mengakses program pemerintah dengan cara melamar langsung. Dari orde baru ke sekarang, terjadi pergeseran dalam paradigma penanggulangan kemiskinan. Jaman dulu kemiskinan diatasi dengan membangun infrastruktur. Namun sejak krisis 98 telah bergeser dari yang sifatnya universal menjadi bersasaran. Pergeseran paradigma tersebut membutuhkan data yang sifatnya terpadu. Maka dalam rangka untuk memperbaiki tingkat akurasi dan validitas data penerima program perlindungan sosial maka pemerintah saat ini sedang mempersiapkan sebuah program pemutakhiran data terpadu Program Penanganan Fakir Miskin (PPFM) melalui Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM). Untuk persiapan pelaksanaannya, Bappeda DIY bekerja sama dengan Pokja TNP2K ( Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) melakukan sosialisasi dengan mengundang perwakilan SKPD se-DIY. Acara yang dilaksanakan pada Jumat (27/1) di Ndalem Ageng Kompleks Kepatihan Yogyakarta dihadiri pula oleh Pimpinan DPRD se-DIY dan Wakil Bupati/Walikota se-DIY. Acara sosialisasi tersebut berisi sejumlah paparan dari Ketua Pokja TNP2K Elan Satriawan, Wakil Bupati Sleman Muslimatun dan Wakil Bupati Gunungkidul Imawan Wahyudi. Bertindak selaku moderator, Sangidu. Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X menyampaikan harapannya agar dengan adanya kesepakatan mengenai pemutakhiran data maka penanganan kemiskinan di Yogyakarta dapat lebih komprehensif lagi. Dan berpesan agar ada kehati-hatian dalam penggunaan data tersebut. Lebih lanjut Wagub meminta adanya koordinasi diantara para stakeholder agar data yang telah dirangkum menjadi lebih bermaslahat bagi semua. Di akhir acara, perwakilan Pemerintah DIY, Pemerintah Kabupaten/Kota se-DIY,dan Pokja Pengelola Data Terpadu Komda Penanganan Fakir Miskin bersepakat untuk membangun dan melaksanakan Mekanisme Pendataan Mandiri dalam rangka Pemutakhiran Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin? yang ditandai dengan penandatangan bersama Piagam Kesepakatan.(nir) Presiden RI Tandai Pembangunan Bandara Baru di DIY"Bandara ini sudah direncanakan sejak 6-7 tahun yang lalu, tidak segera terlaksana karena mundar-mundur. Setiap pekerjaan apapun, setiap keputusan apapun pasti ada risikonya, karena itu kalau tidak diputus-putuskan akan mundur terus dan tidak akan selesai", demikian??Presiden RI Ir. Joko Widodo, dalam mengawali sambutanya pada peletakan batu pertama Bandar Udara (Bandara) Internasional Yogyakarta, di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (27/1). ? "Oleh sebab itu kita putuskan hari ini dimulai, tetapi ini bukan ground breaking, tetapi namanya Babat Alas Nawung Kridha (membuka, membersihkan, merapikan, menata lahan). Memang sabda leluhur di Yogyakarta ini saya baca didepan tadi (dalam gambar perencanaan dan tulisan)??bahwa sudah diramalkan, bahwa di Kulon??Progo nanti akan ada bandara besar yang bunyinya??sesuk ing tlatah temon kene bakal ono uwong dodolan camcao neng awing-awang, tlatah temon kene bakal dadi susuhe kinjeng wesi, tlatah sak lor gunung lanang lan kidul gunung jeruk bakal dadi kutha, glagah bakal dadi mercu suaring bawono?. Jadi apa yang kita lakukan sekarang ini, babad alas nawung kridha betul-betul sebuah keputusan yang harus kita lakukan, karena Bandara Adisucipto itu kapasitasnya hanya 1,6 juta, padahal sekarang sudah dipakai 7,2 juta, sudah crowded sekali, karenanya harus segera dimulai, dan disini nantinya kapasitasnya bisa mencapai 14 juta pada tahap pertama, sedang tahapan ke dua akan mencapai 20 juta, karena memang kunjungan wisatawan ke yogyakarta ini semakin hari semakin meningkat karena di sini memiliki daya tarik budaya yang selalu dipelihara di DIY. Dengan selesainya bandara ini nantinya sebagai Airport yang, orientasi global, bandara internasional yang benar-benar sesuai standarnya, dan didukung fasilitas yang bagus? harap Presiden Jokowi. ? Babat Alas Nawung Kridha ini ditandai dengan penekanan tombol oleh Presiden RI, didampingi Menteri Perhubungan RI, Gubernur DIY dan Dirut Angkasa Pura I, dilanjutkan dengan pemasangan batu bata oleh Joko Widodo dan Sultan HB X. ? Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dalam laporanya menjelaskan pelaksanaan babat alas nawung kidha bandara Internasional Yogkakarta, merupakan respon dan antisipasi perubahan lingkungan yang begitu cepat, memacu kita untuk segera malukan relokasi bandara adisucipto yang saat ini kapasitasnya sudah tidak dapat menampung pergerakan penumpang, juga pergerakan pesawat yang begitu banyak serta lahan yang terbatas. ? Pengembangan bandara akan dilakukan pada tahap awal membangun landas pacu sepanjang 3.250 meter dengan lebar 60 meter, tahap ke dua akan diperpanjang 3.600 yang adapat didarati pesawat jenis B 747.400, sedang Adicucipto sekarang hanya 2.200 meter denga lebar 45 meter hanya bisa melayani pesawat jenis 737.800. ? Pembangunan terminal tahap pertama akan dibangun 130 ribu meter persegi dengan kapasitas 14juta, dan tahap ke dua menjadi 195 ribu meter persegi dengan kapasitas 20 juta, dengan demikian rute penerbangan akan bertambah dan diharapkan bandara ini akan bisa melayani rute yang cukup jauh, hingga ke jedah. ? Untuk peningkatan moda transportasi akan dibangun jalur Kereta Api (KA) dan jalan baru, bandara akan dikembangkan menjadi Airport City, dengan konsep ini bandara baru tidak hanya meningkatkan pelayanan travel tetapi juga memberikan multi efek. ? Hampir semua sudah dibebaskan menggunakan sebagian kecil dengan cara konsinyasi di??pengadilan, dilanjutnya tahapan selanjutnya seperti land clearing, pemindahan pohon, sold intigation, topografi, dilanjutkan pada tahap kontruksi, dan diharapkan akan selesai dan beroperasi bulan maret tahun 2019. ? Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bandara internasional sebagai pusat orientasi dari sebuah proses pembangunan bandara baru di Kulon Progo, babad alas abad 21 sekarang ini akan dimulai dari kulon progo yang ditandai dengan pembangunan bandara internasional baru. ? Hal ini akan memandai pergeseran peradaban tradisional statis ke modern dinamis, Nawung Kridha artinya transformasi diri, revolusi mental untuk mengembalikan jati diri sebagai bangsa yang besar, hal ini sejalan dengan aksioma universal, bahwa eksistensi bandara akan membuka peluang transaksi perdagangan yang pada giliranya akan menghidupkan potensi pariwisata dan berdampak lanjut meningkatnya investasi, efek domino dari sektor itu diharapkan terjadinya ekselerasi pembangunan yang mengkondisikan pertumbuhan ekonomi yang eklusif, berkualitas dan menciptakan lapangan kerja. ? Pembangunan bandara??yang terintegrasi dengan moda transportasi jalan dan KA ini dipercepat pelaksanaanya, (sesuai dengan arahan Presiden) karena bandara merupakan sarana memperluas peluang usaha, meningkatkan efisiensi dan produksifitas yang berdaya saing, menarik investasi baru, yang membutuhkan mobilitas cepat. ? Sebagai moda transportasi udara bandara merupakan sektor jasa yang melancarkan mobilitas dan akses obyek wisata joglosemar secara terintegrasi, oleh sebab itu bandara dinilai sebagai katalisator dan aselator perkembangan ekonomi regional. ? Siswanto warga Sindutan, salah satu warga yang mendapatkan undangan, ketika ditanya?jogjawara mengatakan, sangat senang dengan dimulainya pembangunan bandara ini, kendati tanah mereka terkena proyek, namun mereka iklas dan sangat mendukung program pemerintah, karena hal tersebut juga akan menghidupkan Kulon Progo dan meningkatkan ekonomi rakyat. ? Hadir pada acara ini wakil Ketua DPD RI GKR Hemas dan anggota, Para Menteri Kabinet Kerja, Anggta DPR RI, Jajaran, forkompida DIY dan Kabupaten Kulon Progo, Bupati/walikota se DIY, Dirut Angkasa Pura I.?(ip) |
- Yogyakarta Tuan Rumah Konferensi Perguruan Tinggi Islam se Indonesia
- Rakor Pengendalian Narkoba Dilaksanakan di Ndalem Ageng Kepatihan
- Duta Besar Austria dan Kepala OJK DIY Melakukan Pertemuan Dengan Gubernur DIY
- Sri Paduka Paku Alam X Serahkan Bantuan Mobil Pick Up Dari BRI ke ITY
- IKPMDI Bersilaturahmi Kepada Wakil Gubernur DIY