Gubernur DIY Launching Pencanangan 440 Posbindu
YOGYAKARTA Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan pencanangan 440 Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) bertempat di Gedung Taman Budaya Yogyakarta (TBY) kamis (16/04) ditandai dengan penandatangan prasasti dan pembagian Posbindu kit kepada para Bupati dan Walikota sebagai simbolisasi langkah awal pencanangan Posbindu diseluruh daerah di Yogyakarta.
Sri Sultan HB X mengatakan bahwa, peresmian pencanangan 440 Posbintu bertepatan dengan Hari Kesehatan Sedunia pada tanggal, 7 April yang mengambil tema global ?Food Safety? sedangkan ditingkat nasional sub tema yang diangkat ?Pilih dan Konsumsi Pangan yang Aman dan Sehat?.
?Marilah kita menjaga keamanan pangan bersama, karena era globalisasi ini banyak makanan tercemar yang bebas masuk ke Indonesia, sehingga menyebabkan kerugian bagi masyarakat itu sendiri.? ajak Sultan.
Lebih lanjut dikatakan, keamanan pangan menjadi isu sensitive setelah WHO melansir bahwa 2 juta orang meninggal akibat keracunaan makanan. Kesehatan sejati dimulai dari dapur yang mempunyai pengertian keamanan pangan harus senantiasa dijaga dan dimulai dengan menggiatkan memasak sendiri atau memastikan keamanan dan kehigienisan pangan mulai dari dapur, karena dapur merupakan unit terkecil yakni keluarga untuk menyediakan makanan.
Pola hidup sehat dengan pemilihan pangan yang aman dan sehat dapat menjadi salah satu langkah pencegahan penyakit tidak menular. Sehingga, program Posbindu merupakan langkah tepat untuk memulai memantau kesehatan keluarga, serta untuk pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan pangan dengan memperdayakan dan mengajak turut serta masyarakat ikut pedeli dalam pemantauan kesehatan dirisendiri.??tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Yogyakarta, dr. Arita Oetami.M,Kes, menyatakan pencanangan 440 Posbindu ini dilaksanakan guna untuk menjaring faktor resiko menyakit tidak menular dengan memberdayaan masyarakat. Salah satunya dengan deteksi dini terhadap keadaan diri sendiri dan sekitar. Pelayanan kesehatan, faktor penyakit turunan dari keluarga dan pola hidup memiliki peranan penting dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular ini. Pola hidup bisa dimulai dengan mengkonsumsi pangan yang aman dan sehat.
Dalam Posbindu diharapkan peran serta masyarakat yang sadar akan kesehatan bisa meningkat, diharapkan hingga 2017 dapat terwujud 440 Posbindu diseluruh Daerah Istimewa Yogyakarta, dan bisa terlaksana program satu Posbindu dalam satu kelurahan.
Acara dilanjutkan dengan peninjauan kegiatan simulasi Posbindu PTM, yang dimeriahkan dengan tari sekarsari, tari ini merupakan gambaran remaja putri yang riang gembira,disamping itu juga ditampilkan kesenian campur sari. Turut hadir diantaranya Forkompimda DIY, Pimpinan SKPD di Lingkungan DIY, dan Kepala SKPD Kabupate/Kota se DIY (n*/s*)
?
?
?
?
Jogja Istimewa Perempuannya.? ? YOGYAKARTA (15/04/2015) - Biro Umum Humas dan Protokol Sekretariat Daerah DIY bekerja sama dengan TVRI Yogyakarta menyelenggarakan Dialog Interaktif dalam acara ?Jogja Istimewa di TVRI Stasiun Yogyakarta denga tema ?Kemandirian Ekonomi Keluarga Merupakan Cita-Cita R.A Kartini?. Mengupas dan membumikan semangat R.A Kartini yang tersirat dalam bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang, dihadirkan 3 Orang narasumber yaitu Peniliti Senior Pusat Studi Wanita UGM Yogyakarta Sinarti, SH, SU; Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY Dra. Kristiana Swasti, M.Si; Ketua Hari Kartini DIY/ Ketua BKOW DIY Dyah Suminar, SE. ? Kristiana Swasti mengatakan perempuan adalah aset bangsa dan jumlahnya lebih banyak dari laki-laki sehingga keberadaannya dapat dipandang sebagai potensi ekonomi(bekerja), dan menurutnya alangkah baiknya dimaksimalkan. Sungguhpun demikian bekerja tidak harus menimbulkan masalah yang lebih besar dalam keluarga sebagaimana peran khusus perempuan sebagai Ibu dan istri. Sasaran binaan BPPM DIY sejak tahun 2009 diarahkan kepada kelompok rawan marjinal di DIY dengan digulirkannya Program Desa Maju Mandiri(Desa Prima). Kwantitas kelompok ini kurang lebih 176.000 Orang, terdiri dari 50 Kelompok yang tersebar di beberapa Kecamatan. ? Sedangkan Sinarti memberikan gambaran, memang benar sekarang ini perempuan telah sangat maju dan terbukti memperoleh posisi strategis dalam berbagai aspek. Tetapi hasil penelitian menunjukan hal itu belum dapat merata, sebagai contoh prestasi pendidikan perempuan prosentasenya masih dibawah laki-laki. Hal ini jelasnya, karena bila terjadi keterbatasan ekonomi dalam keluarga seringkali titik berat pendidikan lebih diutamakan kepada laki-laki. Sehingga menurut Sinarti pengembangan ekonomi bagi perempuan merupakan solusi peningkatan ekonomi keluarga, dengan menerapkan strategi yang saling berkontribusi dalam semangat ? Anak sukses keluarga beres?. ? Peringatan Hari Kartini(21/04) jelas Dyah Suminar, diharapkan ada makna yang dapat diambil di luar seremonial. Nilai kesetaraan gender menuju kemandirian ekonomi dengan kegiatan yang didukung BPPM DIY, BKOW, Dharma Wanita, PKK, Bhayangkari dan Dharma Pertiwi diarahkan pada kegiatan ekonomi oleh perempuan. Disamping itu juga dilaksanakan donor darah, baksos 175 UMKM perempuan dan senam massal untuk keakraban serta lomba motivator UMKM Perempuan. Pelaku usaha ini juga menjelaskan pentingnya meningkatkan manajemen usaha yang baik bagi perempuan dimana sekarang ini kemajuan teknologi memungkinkan dilakukan tanpa harus meninggalkan keluarga. Disamping itu yang lebih penting adalah perlu ditumbuhkan komitmen saling menghargai kesuksesan dan saling suport dalam keluarga. ? Dialog interaktif Jogja Istimewa diikuti oleh para peserta dari Kelurahan Bumijo, Forum Komunikasi Perempuan Politik DIY, PGRI Sleman dan SKPD DIY, dimeriahkan oleh kejenakaan panggung Agus dan Bambang Cs.(m7) FILTER & PENCARIAN POSTS
Sirnaning Sukerto Dari Bantul Memeriahkan HUT TMII ke 40Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} Yogyakarta .-Dalam rangka turut memperingati HUT TMII ke 40, yang jatuh tanggal 20 April tahun 2015 ini, Kantor Perwakilan DIY di Jakarta menyuguhkan Gelar Citra Tradisi Budaya Nusantara berupa Pergelaran Sendratari ?Sirnaning Sukerto? dari Kabupaten Bantul dan Tari Golek Pudyastuti dari Kabupaten Gunungkidul di Anjungan DIY Tamanan Mini Indonesia Indah Jakarta, pada Sabtu (11/04). Sendratari Sirnaning Sukerto mengisahkan mengenai Suatu tempat di Kabupaten Bantul bernama Tempuran Kali Opak dan Kali Gajah Wong yang menjadi saksi bisu dari kisah asmara Kanjeng Ratu Kidul dan Sultan Agung. Tempat pertemuan yang dianggap tidak semestinya tersebut membuat malapetaka bagi masyarakat daerah sekitar tempuran yang menyebabkan masyarakat Wonokromo di lokasi tersebut mengalami ?pageblug? (bencana). Mengetahui hal tersebut Sultan Agung merasa bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Alkisah, kemudian dipangillah seorang kyai yang menjadi panutan masyarakat yaitu Kyai Welit, untuk menyembuhkan masyarakat akibat dari bencana tersebut. Berkat kesaktian Kyai Welit, masyarakat dapat terbebas dari penderitaannya dan dapat kembali hidup tentram seperti sedia kala. Adapun Kabupaten Gunungkidul yang mengirimkan duta seninya untuk menyuguhkan sendratari Golek Pudyastuti yang merupakan kreasi KRT. Sasmintodipuro menggambarkan beberapa putri yang anggun dalam menyambut kedatangan tamu. Hal ini divisualisasikan dengan gerakan tarian klasik gaya Yogyakarta dengan koreografi yang dinamis. Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Bantul Drs. Sumarno PRS menyampaikan sambutannya secara ringkas antara lain mengharapkan bahwa, acara semacam ini dapat berlangsung dengan sukses sehingga dapat mendukung Jogja yang Istimewa. Sumarno yang mewakili Bupati Bantul lebih lanjut menyampaikan apresiasinya atas diselenggarakan kegiatan Citra Tradisi Budaya ini yang diharapkan dapat memberikan makna kepada Jogja, Indonesia bahkan di kalangan yang lebih luas. Dalam orasinya Wabup Bantul tersebut juga memberikan kado yang berupa pantun bagi Taman Mini Indonesia Indah yang sedang berulang tahun yang bunyinya : ? dari karangtalun kota berbah teruuus ke timur sampai ke Surabaya, Selamat Ulang Tahun Taman Mini Indonesia Indah semoga Panjang Umuuur makin jaya?. Dengan gelar budaya ini diharapkan DIY semakin Istimewa, pungkasnya. Turut hadir dalam kesempatan tersebut selain masyarakat dan tamu undangan se Jabodetabek adalah : Manajer Seni dan Budaya TMII, Ir. Dra. Ertis Mulya Manikam; Manajer Marketing TMII, Giyono; Manajer Informasi TMII, Endang Budi Utami; Wakil Bupati Gunungkidul, Himawan Wahyudi, SH; Asisten Ekonomi Pembangunan Kabupaten Bantul, Ir. Suyoto; Kepala Kantor Perwakilan DIY di Jakarta, Drs. Djoko Aryanto, MM, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul, Pemda DIY dalam hal ini hadir Kabag Humas, Iswanto, SIP serta para Ketua Paguyuban Masyarakat Yogyakarta yang ada di Jakarta, dan pencinta komunitas tari dari Jepang. (teb) ?
Gubernur DIY: Kepemimpinan tidak dapat dijadikan kontes popularitas.YOGYAKARTA (12/04/2015) - Bertempat di Kagungan Dalem Pagelaran Kraton Yogyakarta, tarian Golek Putri Asmorondono Boworogo mengiringi Gubernur DIY Hamengku Buwono X menyambut bedah buku berjudul A Prince In A Republic, The Live Of Sultan Hamengku Buwono IX Of Yogyakarta yang ditulis oleh Profesor Emeritus John Monfries, Australia. Awalnya buku tersebut merupakan desertasi untuk mendapat gelar Doktor di Australian National University kemudian diterbitkan dalam bentuk buku oleh Institute Of Southeast Asian Studies Singapura. Adapun pembedah buku tersebut dipercayakan pakar yang sangat kompeten dalam bidang sejarah Prof. Djoko Suryo dan Prof. Bambang Purwanto dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dalam sambutannya Hamengku Buwono X selaku Gubernur dan mewakili kerabat Kraton Yogyakarta berterima kasih dan mengapresiasi ?bedah buku ini yang digagas John Monfries untuk mengenang 103 tahun kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono IX(Dorodjatun, 22.30 WIB, Sabtu Pahing, 12 April 1912). Selanjutnya dikatakan bahwa apa yang dapat kita teladani dari sosok Hamengku Buwono IX sebagaimana dalam Tahta? Untuk Rakyat, ? memimpin adalah menderita dan melayani, momong ? bukan sebaliknya kekuasaan sebagai previlese dan mangreh. Kepemimpinan tidak dapat dijadikan kontes popularitas tandasnya. Menanggapi penanya diskusi, impian apa yang belum terwujud dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, ?John Monfries mengungkapkan kesedihan Sinuwun pada waktu itu masih banyaknya rakyat miskin di Republik ini. Sementara Bambang Purwanto mengatakan Sinuwun secara visioner memimpikan kesamaan derajat dan martabat bangsa ?melalui pendidikan warganya dengan didirikannya Universitas Gajah Mada. ? Acara diakhiri dengan penyerahan cendera mata dari Gubernur DIY kepada penulis dan pembedah buku, disaksikan Kepala Perpusnas, GKR Hemas dan Kerabat Sentono Dalem, Wakil Gubernur DIY, Sekretaris Daerah DIY, Pimpinan DPRD DIY dan Ketua Komisi DPRD DIY, Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Direktur Bank BPD DIY, Bupati/Walikota se DIY, SKPD se-DIY, Karang Taruna, Gerakan Masyarakat Gemar Membaca DIY serta Para Tamu Undangan.(m7) ? Pemda DIY Terima Kunjungan Kerja Pemda Provinsi Bali? YOGYAKARTA. ? ? Dapat saya gambarkan sekelumit tentang Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang wilayahnya tidak terlalu luas, hanya 3.185,80 kilometer2 atau 0,17% dari luas Indonesia. Dengan luas wilayah yang sangat terbatas ini otomatis sumber daya alam yang ada juga sangat terbatas. Namun demikian kita memiliki predikat yang melekat pada daerah kami yaitu sebagai Daerah Tujuan Wisata, Kota Budaya dan Kota Pendidikan, yang senantiasa kita upayakan untuk dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Demikian disampaikan Sekertaris Daerah DIY Drs. Ichsanuri dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Sekda DIY, Drs. GBPH Yudhaningrat, MM pada acara peneriman kunjungan kerja Pemerintah Daerah Provinsi Bali di Gedhung Pracimosono Kepatihan Kamis pagi (09/04)
Lebih lanjut Sekda mengatakan Sehubungan dengan materi kunjungan ini yaitu mengenai masalah keprotokolan, di Pemerintah Daerah DIY tugas dan fungsinya berada pada bagian Protokol Biro Umum Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Maka mengacu pada kaidah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1987 dan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990, Protokol merupakan serangkaian aturan acara kenegaraan dan acara resmi yang mengatur tentang tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan atau kedudukan dalam negara, pemerintah dan masyarakat.
Memahami pengertian tersebut maka tugas protokol di Pemda DIY sangatlah luas, yaitu memberi pelayanan/fasilitasi kepada pimpinan (Gubernur, Wagub, dan Sekda). Dengan diberi pelayanan berupa tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan dalam kaitan upacara kenegaraan dan kegiatan resmi lainnya seperti rapat resmi, pelantikan, peresmian sehingga dapat berjalan dengan tertib, lancar dan memuaskan semua pihak. Sedang Drs. I Gusti Ngurah Alit selaku ketua rombongan sekaligus sebagai Pejabat Asisten Administrasi Umum Sekda Provinsi Bali mengatakan bahwa, kunjungan di DIY ini tidak hanya dari Protokol Provinsi saja tetapi dari protokol Kabupaten Kota yang jumlahnya 8 Kabupaten dan satu Kota, kemudian beliau mengatakan juga bahwa antara bali dan jogja ada kemiripan yakni PAD didukung oleh pariwisata luas wilayah bali ada 5000 km lebih sedangkan jogja 3000 lebih tetapi jogja lebih menonjol karena sebagai daerah istimewa dan sebagai kota pendidikan maka kami memilih daerah ini sebagai tempat kunjungan. Turut hadir dalam kesempatan tersebut SKPD di DIY diantaranya DPPKA, Bapeda, Biro Organisasi, Biro Hukum, Kabag Protokol dari Sleman, Bantul, Kota, Kulonprogo dan Gunungkidul serta para tamu undangan lainnya.(b*)
Humas DIY
? |