Gubernur DIY Launching Posyandu Lakalantas
?
YOGYAKARTA ? Sosialisasi berertika lalu lintas hendaknya diberikan kepada publik? mulai dari TK, hingga jenjang Perguruan Tinggi, dengan hal itu dapat ditegakkan sejak dini sehingga kasus kecelakaan dapat ditekan seminimal mungkin. Demikian disampaikan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X dalam Launching pos Pelayanan Terpadu Kecelakaan Lalu Lintas, pagi tadi Kamis (26/03) di RS. Sardjito Yogyakarta.
Yogyakarta telah berhasil menekan kecelakaan lalu lintas, bukan hanya karena kesigapan POLRI dalam mengamankan lalu lintas, tapi juga didukung infrastruktur jalan dan tumbuhnya kepatuhan masyarakat dalam berlalulintas, tambahnya.
Kecelakaan lalu lintas penyebab terbanyak kecelakaan di dunia, dari cataatan WHO? 1,24 juta setahun orang meninggal disebabkan kecelakaan lalu lintas. Cidera kecelakaan akibat? sepeda motor menjadi masalah kesehatan di masyarakat yang cukup besar di Negara berkembang.
Yang perlu diketahui oleh masyarakat menurut Sultan HB X adalah bagaimana mekanisme dalam pengurusan kecelakaan lalu lintas di DIY sehingga korban bisa memperoleh rasa aman, nyaman? karena memperoleh layanan medis yang cepat layak dan murah.
Setiap kecelakaan hendaknya dapat dipantau oleh pelayanan one line . Jika ada warga yang mengalami kecelakaan lalu lintas dapat segera langsung diurus oleh petugas kepolisisan dan PT. Jasa Raharja (Persero) di Rumah Sakit Rujukan. Kebijakan ini merupakan orientasi citra layanan lalu lintas yang mengacu UU No. 20? tahun 2009, bahwa Stakeholder bertanggung jawab atas keselamatan lalu lintas di jalan raya.
Dalam kesempatan itu? dilaksanakan pula penandatangan kerjasama? serta pedoman SOP dalam Penanganan Korban Lakalantas? oleh? Jasa raharja, BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan DIY, RS Saredjito dan POLDA DIY yang disaksikan oleh Gubernur DIY dan Direktur Operasional? Jasa Raharja, Budi Rahardja Slamet. (t*/***)
?
KPK Field Review Alih Fungsi Lahan di Pemda DIY? YOGYAKARTA.- Pemda DIY menerima kunjungan KPK Direktorat Litbang Deputi Pencegahan dalam rangka field review kajian alih fungsi lahan di Dalem Ageng Komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis, (26/03). Dalam sambutannya Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA, Drs. Tri Mulyono, MM mewakili Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan bahwa melalui Perda No 10 tahun 2011, Pemda DIY melakukan upaya untuk mengantisipasi meluasnya alih fungsi lahan pertanian sebanyak 35.000 hektar di Gunungkidul, Sleman, Bantul, dan Kulonprogo untuk mendukung program pertanian pangan berkelanjutan. Dalam hal ini yang telah melaksanakan program adalah Gunungkidul sedangkan untuk kabupaten lainnya masih dalam proses sosialisasi. Belum meratanya program mengingat kesiapan dan respon yang berbeda ? beda dari tiap daerah. Diharapkan dengan Peraturan Daerah No 11 Tahun 2011, tersebut dapat melindungi tanah pertanian tanpa ada tindak penyelewengan. Sementara itu Kepala Rombongan Luthfi Gana Sukardi menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan ke Pemda DIY diantaranya untuk mengkaji terkait alih funsi lahan pertanian di wilayah Yogyakarta. Mengingat alih funsi lahan pertanian sangat rentan terhadap indikasi tindak pidana korupsi . Maka KPK Deputi Pencegahan tindak korupsi melakukan verifikasi lapangan untuk mendapatkan informasi, respon dan antisipasi terjadinya tindak korupsi. Jika mendapatkan informasi hal yang keluar dari aturan yaitu ada indikasi tindak penyelewengan /tindak korupsi, maka KPK akan merekomendasikan untuk diperbaiki , agar tidak terjadi tindak penyalahgunaan wewenang sehingga mengakibatkan korupsi. (n*/***)
HUMAS DIY
? Mufidah Yusuf Kalla membagi cindera mata kepada buruh gendong.? YOGYAKARTA. - Rabu pagi (25/03) Mufidah Yusuf Kalla didampingi para istri Menteri Kabinet Kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era(OASE) Kabinet Kerja, bertempat di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, mengundang silaturahmi dan memberikan cindera mata kain gendongan kepada 227 Orang buruh gendong dari Pasar Beringharjo, Kranggan dan Giwangan Yogyakarta. Dalam sambutannya Mufidah Yusuf Kalla menyampaikan ?salam dari Ibu Jokowi yang tidak sempat hadir pada kesempatan tersebut dan mengatakan sangat bangga dengan semangat para buruh gendong, ?serta mendokan kesehatan dan memperoleh rejeki. Sedang Siti Farida Pratikno dalam laporannya mengatakan bahwa acara ini merupakan rangkaian? kegiatan 2 hari di Yogyakarta yang antara lain bakti sosial, kunjungan ke sentra kerajinan Kasongan, batik Bantul dan lain-lain. ? Yaa sembari Ibu- Ibu belanja lah? tambah Siti Farida Pratikno sambil senyumnya mengembang. Mewakili para buruh gendong, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Makyustion Tonang mengatakan di Kota Yogyakarta terdapat 31 pasar tradisional dengan pedagang mencapai 16.000 Orang, dan keberadaan buruh gendong tersebut merupakan mata rantai pasar tradisional. Makyustion Tonang mengungkapkan sangat terharu dan mengapresiasi silaturahim ini dan secara spontan disambut yel-yel para buruh gendong ?Resik pasare, becik atine, apik dagangane, sing tuku ora kecelek? . Usai acara berlangsung dilanjutkan ramah tamah dan foto bersama di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta.(m*)
? Wagub DIY Resmikan Penghijauan di Sempadan SungaiYOGYAKARTA. ? Kita bersama-sama menyadari akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan, air tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air tidaklah mungkin ada kehidupan. Namun, tidak semua orang berpikir dan bertindak secara bijak dalam menggunakan air dengan segala permasalahan yang mengitarinya. Seperti halnya sebagian masyarakat begitu sulit mendapatkan air bersih, sedangkan pada kelompok masyarakat lainnya dengan mudahnya mendapatkan air bersih. Sementara itu, kebutuhan air bersih tidak pernah berkurang, bahkan cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan aktivitasnya. Demikian Disampaikan Wakil Gubernur DIY Paduka Paku Alam IX dalam sambutan peresmian kepyakan penghijauan di sempadan sungai Kedungwanglo Banyusoco Playen Gunungkidul Selasa Pagi (24/03/2015) Lebih lanjut Wagub mengatakan bahwa dengan kondisi yang demikian ini maka Pammaskarta sebagai bagian dari mitra Pemerintah Daerah DIY dan Kabupaten/Kota, diharapkan secara mandiri dapat mampu dalam melaksanakan swakelola air bersih, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah DIY. Dan bahkan segala upaya yang telah dan akan dilaksanakan seperti ini, dapat menjadi program percontohan pengentasan kekeringan berbasis masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Untuk itulah, keberadaan air dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi kelangsungan kehidupan. Hal ini penting mengingat semakin meningkatnya permintaan dan keperluan?air bersih di masyarakat. ?Ditambah dengan terjadinya ?krisis air bersih? akibat semakin berkurangnya? daerah tangkapan air dan pencemaran lingkungan,? maka dirasa semakin? mendesak untuk memikirkan bagaimana sepatutnya? air, untuk diurus secara profesional?dan bijaksana di masa yang? akan datang. Sedang Ketua Paguyuban Air Minum masyarakat Yogyakarta (PAMMASKARTA) Damamhuri ?sekaligus ketua Yayasan Hardjoso Prodjopangarso dalam laporannya mengatakan ?bahwa Pammaskarta adalah organisasi yang menaungi kelompok pengelola air pedesaan (Pamdes) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Diresmikan melalui Keputusan Gubernur DIY pada tanggal 20 Desember 2008, saat ini telah memiliki 812 anggota Pamdes dengan cakupan pelayanan mencapai 90.000 KK se DIY. Pamdes merupakan bentuk pelayanan air minum perdesaan yang dikelola secara mandiri dengan swadaya masyarakat. Dalam kesempatan tersebut dilakukan Potong tumpeng dan penyerahan bibit alpukat oleh wakil Gubernur DIY Paku Alam IX kepada ketua Pammaskarta Damamhuri sebagai tanda diawalinya penghijuan dan penyiraman bibit beringin, Preh, Lo, Bambu, Belimbing Nangka dan Manggis untuk ditanam disepanjang sungai diwilayah Kedungwanglo Banyusoco Playen Gunungkidul. Hadir pada acara tersebut selain Pengurus Paguyuban Pammaskarta adalah pengurus Yayasan Alumni Teknik Sipil Gadjah Mada (Yatsigama), BPBD DIY, Dinas Kehutanan baik dari DIY dan Kabupaten Gunungkidul, camat playen serta perangkat desa di Banyusoco Playen Gunungkidul. (b*)
? Gubernur DIY Tinjau IKM Potensial di Giwangan dan KalasanYOGYAKARTA(24/03/2015) ? ? Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Kepala DPPKA DIY Bambang ?Wisnu Bandoyo,Kepala Disnakertrans Sigit Sapto Raharjo,Kepala BLH, Kepala Disperindagkop DIY berturut turut meninjau ?dan berdialog dengan pemilik Industri Kecil Menengah (IKM) Pengecoran Logam Alumunium di Giwangan Kota Yogyakarta dan? PT.Yogya Presisi Tehnikatama Industri (PT,YPTI) yang berlokasi di Pedukuhan Dhuri,Tirtomartani, Kalasan Sleman Selasa ( 24/03), hal itu dilakukan supaya mengetahui sejauh mana perkembangan industri tersebut dalam menghadapi pasar Ekonomi ASEAN mendatang.
Dalam peninjauan pertamanya di? Industri Pengecoran Logam ASPAYOrombongan Gubernur DIY disambut pimpinan ASPAYO Bambang Cahyono SH beserta jajarannya sekaligus menjelaskan perkembangan dan kemajuan industri Logam Alumunium setelah terjadinya Gempa Bumi 2006 lalu.
Menurut Bambang Cahyono? ASPAYO yang beranggotakan 125 IKM yang sebagaian besar memproduksi alat Rumah Tangga,asesoris, presisi serta abahan baku melibatkan 825 tenaga kerja secara turun menurun dan saat ini sedang berjuang untuk menjadi industri? berstandar? secara menyeluruh dengan menggandeng kerjasama dengan yayasan Dana Bhakti ASTRA (YDBA) dengan? IKM Alumunium Yogyakarta, sehingga IKM DIY setara dengan TEAR II di astra Group.
Adapun produk IKM ini telah mampu memproduksi beberapa suku cadang seperti pepin, ??intake, manipol , monoarm, velg racing, dengan kapasitas 1000 piece/bulan, after market komponent, spartpart otomotif serta substitusi komponen-komponen produk import base metal dengan kapasitas 50 ton/bulan.
Menanggapi penjelasan tersebut Gubernur DIY menyambut baik dan berharap ADPAYO terus mengembakan industri ini tidak hanya sampai setera dengan TEAR II di ASTRA Group tetatapi bagaimana Aspayo bisa mengembangkan lebih jauh dengan merubah pola pikir dan pola kerja? tenaga kerja di ASPAYO lebih jauh lagi yaitu bagaimana bisa menjadi salah Vendor dari Astra Group tersebut. Diakui Sultan memang tidak mudah merubah pola pikir tenaga kerja, namun hal itu harus menjadi komitmet dari? pemilik industri apabila tidak ingin ditinggalkan masyarakat, karena sudah menjadi tuntutan jaman bahwa sebuah industri harus cepat menyesuaiakan tuntutan tehknologi.
Sementara ketika meninjau IKM PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (PT.YPTI) di Kalasan,kabupaten Sleman yang diterima? Pimpinan PT.YPTI Petrus Tedja Hapsara beserta jajarannya, Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo di Kantor YPTI antara lain menjelaskan bahwa Yogya Presisi Tehnikatama Industri berdiri tahun? 1999 dengan? pendiri 4 orang mantan karyawan? PT Astra saat ini memperkerjakan 250 tenaga kerja yang berasal dari sekitar ?IKM Yogya Presisi Tehnikatama Industri Kalasan dan sekitarnya.
Sejak berdiri tahun 1999 tersebut menutut Petrus Tedja Hapsara IKM ini selain mendapatkan penghargaan Upakarti Tahun 2013 dari Presiden SBY juga mendapatkan ISO 9001 pada tahun 2008 serta telah mempromosikan diri dibeberapa pameran di Luar negeri ?dinegara-negara Eropa seperti ?Jerman, Jepang dan lain-lain.
IKM yang bergerak dibidang produksi peralatan pabrik? seperti suku cadang kendaraan,? peralatan cetak karpet mobil dan asesoriesnya baik untuk Toyota, maupun Daihatsu juga sebagai Customer berbagai perusahaan serta Suppliernya.
Dari penjelasan tersebut yang mengejukan Gubernur DIY dengan memanfaatkan tehknologi canggihnya mampu mendesain serta menciptakan alat musik gamelan ?dan menunjukkan gambar dan prototype kenong dan saat ini tinggal menunggu proses? lebih lanjutnya terhadap? larasnya saja. Bahkan tidak hanya seperangkat gamelannya saja tetapi IKM PT YPTI bisa membuat kerangka beserta ukirnya menggunakan alat canggih tersebut.
Dengan bangga Sultan mengapresiasi IKM ini ? ini yang saya tunggu dan menjawab tantangan sekolah-sekolah di DIY dalam mendapatkan Gamelan sebagai implementasi dari keistimewaan Jogjakarta, karena kalau? menunggu pembuatan gamelan secara manual sementara dengan manual 1 tahun hanya? mampu membuat 7 pangkon(set) gamelan, sedang sekolah-sekolah di DIYjumlahnya ?ribuan, harus menunggu berapa tahun sekolah itu bisa mendapatkan gamelan dari pemerintah DIY.? tandas Sultan dan disambut tepuk tangan hadirin.
Usai dialog dengan jajaran pengurus IKM PT YPTI Yogyakarta ?dan menerima cindera mata berupa prototype? seperangkat kenong dari Pimpinan IKM Petrus Tedja Hapsara dilanjut peninjauan berbagai proses produksi yang didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo, serta jajaran PT YPTI.(K*) ? ? ? |
- SMP Al HusnaTangerang Kunjungi Pemda DIY
- Kirab Budaya Ogoh-ogoh Menuju Alun-Alun Lor Mewarnai Nyepi Tahun saka 1937
- Situasi Sepi Sudah Menjadi Kebutuhan Manusia Masa Kini
- DPRD PROVINSI JABAR BERSAMA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KE PEMDA DIY
- Biro UHP Setda DIY Upacara Mengeti Hadeging Nagari Ngayogyokarto Hadiningrat