Penyerahan Penghargaan dan Hadiah Lomba Tandai Puncak Harteknas Tingkat DIY Tahun 2014
Peringatan Hari Teknologi Nasional diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kontribusi iptek bagi kesejahteraan rakyat, peningkatan produktivitas dan daya saing produk industri
Harapan demikian disampiakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX ketika membacakan sambutan tertulis Menteri Riset dan Tekhnologi RI Gusti muhamad Hata pada Puncak Peringatan hari Tekhnologi Nasional (Hari Iptek) ke-19 Tingkat DIY siang tadi (Selasa,30/9|) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta.
Menurut Paku Alam IX Peningkatan penguasaan dan pemanfaatan iptek akan membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan profesiona individu dan masyarakat, yang pada akhirnya dapat memajukan perekonomian bangsa.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY selaku Ketua Panitia Peringatan Hari Tekhnologi Nasional Tingkat DIY Dr. Didiek Purwadi dalam laporan penjelasannya mengatakan bahwa Tahun 2015 akan mulai diberlakukannya ASEAN Economic Community atau pasar bebas ASEAN yang membuat persaingan antar negara akan menjadi semakin ketat , maka pemahaman penguasaan terkhnologi bagi UMKM dan pengusaha lainnya mutlak diperlukan.Misalnya UMKM dalam pemasarannya dapat menggunakan internet, menjalin mitra bisnis antara pengusaha dengan pelaku UMKM di negara-negara lain.
Selain itu dengan perkembangan tekhnologi pelaku UMKM juga dituntut secara cermat dalam melakukan usahanya mengingat persaingan akan menjadi ketat. Sehubungan dengan hal tersebut semua pelaku UMKM harus selalu meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan kemajuan tekhnologi terebut.
Sementara itu terkait dengan Hari Tekhnologi Nasional tingkat DIY Panitia pelaksana menggelar berbagai kegiatan salah satunya adalah lomba Iptek baik untuk umum maupun kalangan pendidikan antara lain lomba karya iptek Kategori Siswa Sekolah yaitu pemanfaatan limbah kulit klathak sebagai alternative bahan bakar ramah lingkungan karya Masrudin dan Yuni Pratiiwi dari SMA N 1 Jetis juara I. Juara II ,karya Desy Kusuma Dewi , Dea Clara R dan Azizatulalli dari SMK Kesehatan Sadewa Yogyakarta dengan judul karya Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk manis sebagai pengawet bahan makanan, Juara III Devi Lutfikasari dari SMA N 1 Semin dengan judul karya Kudapan cita rasa waluh ?Si Kuning Legit?
Lomba karya Kategori Masyarakat umum Individu Juara I Markidin Parikesit,SPd.MT dari Kabupaten Gunungkidul judul karya Pemanfaatan accuumulator bekas untuk rumah mandiri listrik ramah lingkungan. Juara Supri Handoko dari Kabupaten Bantul dengan karya Alat Angkut multi fungsi dan juara III Nurudin Tri Zuono S.Pd dari Kulonprogo dengan karya Alat pengupas kulit telur puyuh .
Karya Iptek Katagori Masyarakat Umum untuk kelompok juara I UKM Al barik judul karya Kripik Al Barik. Juara II Ariefa Efianingrum,Msi dkk dengan judul Pengembangan model respect bagi guru untuk pencegahan kekerasan bullying di SD dan juara III Kelompok Kemuning dengan judul Pengolahan rempah-rempah menjadi bahan kesehatan dan kecantikan.
Lomba Iptek Katagori Lembaga penelitian dan pengembangan dengan hasil peringkat I LPPM UGM, Peringkat II LPPM UNY dan peringkat III DPPM UII Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu lebih lanjut Menristek RI melalui Wakil Gubernur DIY menyatakan bahwa dalam rangka penguatan Iptek didaerah Menristek dan Mendagri telah mengeluarkan Peraturan bersama yaitu nomor 3 tahun 2012 dan nomor 36 tahun 2012 tentang penguatan Sistem inovasi Daerah (SIDa). Tujuan dari peraturan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah dan peningkatan daya saing daerah melalui pemanfaatan hasil-hasil litbang bagi peningkatan nilai tambah sumberdaya lokal yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Melalui peraturan harapan Menristek,? Pemerintah Daerah bersama-sama dengan litbang dan dunia serta masyarakat dapat bersinergi , memadukan energi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Pada Peringatan Harteknas ke -19 tingkat DIY tersebut juga diserahkan Piagam Penghargaan dan uang pembinaan kepada masing-masing pemenang lomba oleh Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX,(Kar/Skm)
Lembaga Ombudsmen DIY Buka Pendaftaran Bakal Calon Anggota LOD 2015-2018Lembaga Ombudsmen Daerah Istimewa Yogyakarta mulai tanggal 1 Oktober 2014 mulai membuka pendaftaran menjadi calon Ombudsmen DIY masa bakti tahun 2015-2018 menggantikan Pengurus Ombudsmen masa bakti sebelumnya yang berakhir pada tanggal 21 Januari 2015 mendatang. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim seleksi Ombudsmen DIY Dr.Achiel Suyanto ,SH.MBA,MH pada Jumpa Pers dengan wartawan Unit Pemda DIY siang kemarin (Senin,29/9)) di gedung Pracimosono,Kepatihan,Danurejan,Yogyakarta yang didampingi Tim Seleksi Ombudsmen lainnya Drs,Octo Lampito,MPd,(perwakilan Media) Dr.Timbul Rahardjo,MHUm (Wakil Pengusaha), UstadM.Jazir ASP (Budayawan), Dr.Sari Murti (Akademisi). Menurut Ketua Tim Seleksi Anggota Ombudsmen DIY bahwa seleksi kali ini agak berbeda dengan tahun tahun sebelumnya,apabila tahun lalu seleksi Ombudsmen terbagi dalam 2 kelompok yaitu lembaga Ombudsmen Daerah dan Ombudsmen Swasta masing-masing 5 orang, untuk tahun 2014 ini digabungkan menjadi satu yaitu Ombudsmen Daerah Istimewa Yogyakarta nantinya jumlahnya hanya 7 orang. Penggabungan 2 institusi (LOD dan LOS) menjadi 1 yaitu Lembaga Ombudsmen DIY tersebut sebagai upaya untuk efektifitas, efisiensi serta untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat supaya tidak terjadi tumpang tindih pelayanannya sekaligus untuk menoptimalkan peran lembaga internal tersebut. Sesuai dengan kesepakatan lanjut Achiel pendaftaran dibuka mulai tanggal 1 Oktober sampai dengan 10 oktober 2014 dan formulir pendaftaran bisa diambil di Biro Hukum Setda DIY di bagian Bantuan Hukum dan Layanan Hukum komompleks Kepatihan,Danurejan,Yogyakarta. Turut hadir dalam jumpa Pers tersebut Kepala Biro Hukum Setda DIY Sumadi.SH,Kabag Humas Biro Umum Humas dan Protokol DIY Iswanto.S.IP.(Kar/Skm) Peserta Jambore Internasional Lansia 2014 ke YogyakartaMenjadi Tua memang tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun yang terpenting dari itu semua, bagaimana menjadi tua yang sehat, kuat dan mandiri serta berkualitas. Demikian Wakil Gubernur DIY, Paku Alam IX saat menerima peserta Jambore Internasional Lanjut Usia 2014 di Bangsal Wiyoto Projo, Kepatihan Yogyakarta tadi siang, Senin (29/09).
Lebih lanjut dikatakan bahwa, lanjut usia telah melalui perjalanan hidup yang panjang, memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dan sifat kearifan yang ditempa melalui perjalanan hidupnya adalah merupakan kualitas sumber daya yang tidak dapat ditemui dalam kelompok manapun. Kondisi inilah yang diharapkan masih dapat dimanfaatkan dalam melanjutkan pembangunan bangsa.
Momentum peringatan Hari Lanjut Usia Internasional tahun 2014 melalui rangkaian kunjungan ke Yogyakarta menurut Wagub DIY yang juga sudah berusia 78 tahun, diharapkan dapat sebagai bukti bahwa lanjut usia yang sehat dan aktif yang diupayakan secara konsisten akan menjadi lebih bergairah dan percaya diri serta bisa menjadi contoh bagi generasi penerus.
Kedepannya diharapkan dapat mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan, dapat memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, serta dapat memelihara sistem nilai budaya dan kekerabatan serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kesempatan yang sama Paku Alam IX sangat antusias menceritakan dirinya, bahwa walaupun dalam usia lansia, namun tetap mempunyai semangat untuk beraktifitas. Hal ini disampaikan di depan sekitar 300 peserta jambore lansia. Di usianya tersebut Paku Alam masih aktif berkeliling di seputar Indonesia dalam melaksanakan tugasnya beberapa waktu lalu seperti : ke Papua, Banjarmasin, Balikpapan, serta yang lainnya. Bahkan Wagub DIY berpesan agar para lansia, tidak perlu rendah hati akan usianya, namun tetap harus bersemangat untuk bisa produktif.
Menurut Ketua Panitia, Dr. H Djoko Rusmoro, MPA tujuan kunjungan peserta jambore lansia ini ke Yogyakarta adalah untuk mengenang kembali saat mereka di waktu muda menimba ilmu, menempuh pendidikan di Yogyakarta. Selain itu rombongan juga ingin mengetahui kondisi riil dengan keaslian Yogyakarta yang tetap terjaga, disamping ingin berwisata dan berbelanja. (teb) Fun Bike Bareng Sri Sultan Hamengku Buwono XSri Sultan Hamengku Buwono X,dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun TNI ke-69 dan HUT Kodam ke- IV / Dip ke-64, berlangsung cukup meriah karena terdapat banyak hiburan baik dari TNI sendiri maupun masyarakat umum. Berbagai senjata TNI, yang biasanya digunakan oleh TNI untuk menyerbu, baik itu kendaraan Panser, dan lainnya ikut memeriahkan acara Fun Bike di Alun alun Utara minggu ( 28/9 )
Sri Sultan Hamengku Buwono X, sekitar pukul 06.00 WIB melepas peserta Fun Bike, yang stard dari Alun - alun utara finish juga di alun alun utara, namun demikian bagi peserta Fun Bike VIP bersinggah di Dalem Gamelan, disana dalam rangka mempromosikan Dalem Gamelan, disamping itu Dalem Gamelan salah satu sejarah maka perlu diuri uri atau dilestarikan agar masyarakat mengetahui sejarah Dalem Gamelan itu sendiri, Peserta Fun Bike tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja akan tetapi bayak juga peserta yang dari luar daerah seperti dari Jateng, Kabupaten Gunung Kidul, Kebumen, Kulon Progo, dan lain sebagainya. Ribuan peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara tersebut. Tidak sedikit peserta berboncengan dan banyak pula peserta yang menghiasi sepedanya dengan pernak-pernik unik sehingga menjadi sorotan warga masyarakat yang menyasikan dipingir jalan sepanjang rute yang di lalui oleh peserta Fun Bike.
Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama ,Danrem 072 Pamungkas, Kepala Dinsos DIY, Kepala Disdikpora, serta pejabat lainnya yang mengikuti Fun Bike setelah sarapan langsung melanjutkan perjalanan dengan naik sepeda mengikuti rute yang telah ditentukan panitia. Setelah sampai finish peserta Fun Bike sambil menunggu undian dorpres dari panitia, peserta bersantai santai di pinggir panggung untuk mendengarkan siapa tau mendapat hadiah doorpres. Kata salah satu dari peserta Fun Bike. (silvya/skm) Delapan Kontingen Seni Meriahkan Gelar Budaya DIY Di Anjungan TMII Jakarta 2014Sadono Suryokusumo: Seni Budaya Yang Penuh Sanopo perlu diajarkan pada anak-anak Gejok Lesung adalah alat salah satu untuk menumbuk padi jaman dahulu (era tahun 1970 an di pedesaan ) oleh ibu-ibu sebelum digeser alat penggilingan padi (Hiller)dan ketika digunakan suaranya nyaring. Sekarang Gejok lesung pun sudah langka atau sulit dijumpai ditengah-tengah para petani meskipun alat tersebut waktu itu merupakan sebagai alat pokok penumbuk padi. Namun demikian Gejok lesung ditangan seniman kreatif dari Kabupaten Kulonprogo digunakan sebagai alat pengiring/pengganti musik yang dikolaborasi tari dan tembang tradisional menjadi sangat cantik didengar dan disaksikan bahkan siang kemarin (Minggu,28/9) tampil di Anjungan DIY di Taman Mini Indonesia (TMMI) sebagai pembuka Atraksi Gelar Seni Budaya dari Kabupaten/kota se DIY, Paguyuban Masyarakat DIY di Jakarta dan sekitarnya, Dinas Kebudayaan DIY serta Guntur Madu Trah Kraton Yogyakarta dan Hudiono Trah Puro Paku Alaman Yogytakarta membuat decak dan kagum penononton yang menyasikannya. Gejok Lesung oleh para remaja Girimulyo,Kulonprogo dikolaborasi dengan musik kendang, Saron, demung Gong serta Siter sangat merdu untuk mengiringan tembang tradisional seperti lesung jumengglung , Mars Kulonprogo Binangun, Gugur Gunung, Jangkrik Genggong,jaranan apalagi dikolaborasi dengan tari angguk, incling dan tari Oglek dengan gerak atraktik semakin menarik. Ketua Panitia Gelar Budaya dalam rangka Peringatan Hadeging Kraton Yogyakarta yang ke 267 dan Gelar Seni Budaya Yogyakarta di TMII yang ke-14 tahun 2014 Dr.Drs.Tukiman Ws. SH.MM menyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya Gelar seni ini adalah sebagai upaya warga DIY di Jakarta dan sekitarnya untuk tetap melestarikan seni dan Budaya Yogyakarta dengan tema ?Melestarikan Kebhinekaan Seni Budaya Yogyakarta ? . Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari (25-28 September 2014) dengan acara Selamatan potong tumpeng tanda dimulainya Gelar seni Budaya Yogyakarta yang kemudian dilanjutkan Pementasan Ketoprak hasil Diklat Ketoprak Anjungan DIY di TMII, Sarasehan Budaya dan Puncak GSBY menampilkan atraksi dari 8 kontingen /paguyuban seni . Dalam kesempatan GSBY ke-14 juga mengundang 29 Duta Besar atau atase Kebudayaan negara sahabat sebagai upaya kantor Perwakilan DIY di Jakarta untuk mempromosikan potensi DIY di negara-negara sahabat. Gelar Pentas Seni Budaya Yogyakarta diawali dengan Kirab Prajurit Trah Kraton dan Trah Prajurit Puro Paku Alaman dihadiri dan disakasikan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX di dampingi Atika Suryo Dilogo,Wakil Bupati Kulonprogo,Drs.H.Sutejo, Wakil Bupati Bantul Drs.Sumarno, Kepala BKPM DIY Supratikno, Wakil Duta Besar India Dr.Shalia Shah, General Menejer Taman Mini Indonesia Indah, dan tokoh-tokoh masyarakat DIY di Jakarta mendapatkan sambutan atusias masyarakat DIY di Jakarta. Kedelapan kontingen tersebut meliputi Kontingen Seni Budaya kabupaten Bantul menampilkan seni Jathilan Kreasi Kudho Prasojo dengan tema ? Satria Sejati? Kontingen Trah hudiono Puro Pakualaman menampilkan Beksan Wirotomo, Kota Yogyakarta menampilkan Soreng Pati dengan tema? Nyi Ageng Serang ? Kontingen Kabupaten Sleman menampilkan Tari Badui, Kontingen Kabupaten Gunungkidul menampilkan tari Kethek Ogleng dan Dinas Kebudayaan DIY menampilkan Theater Ongkek dengan tema?Prentah Diponegoro?.Kabupaten Kulonprogo menampilkan gejog Lesung. Ketua Pengurus Senowangi yang sekaligus sebagai Sekretaris Nasional Wayang Indonesia dan Catur Sagotro Nusantoro Sadono Suryokusumo seusai menyaksikan Gelar Seni Budaya Yogyakarta di Anjungan TMII tersebut kepada reporter www.jogjaprov.go.id menyampaikan pendapatnya bahwa Ppagelaran Seni Budaya ini ada kemajuan yang sangat luar biasa, yang dulunya sifatnya magic, saat ini telah berkembang pesat? seni budaya kita bisa kita jual ? hanya saja tambahan-tambahan pakaian seperti pada jathilan yang ada raksasanya (buto) perlu dijelaskan pada masyarakat apa maksud dan artinya.? Saya mengapresiasi lompatan kemajuan seni Budaya Yogyakarta yang luar biasa baik seni dan pakaiannya yang sangat luar biasa. Hanya saja ada tambahan seperti buto pada jatilan misalnya itu maksudnya apa ? tandas Sadono Suryokusumo. Terkait dengan penyelenggaraan sarasehan Budaya dia berharap kepada kantor perwakilan DIY di jakarta untuk ditingkatkan volumenya bukan saja di paguyuban saja tetapi di sekolah-sekolah agar anak-anak sejak kecil paham dan tahu akan budaya kita yang adiluhung dan penuh makna?Kebak sanepo? ? Budaya yang penuh Sanepo tersebut perlu diajarkan pada anak-anak karena menurut Sadono Sanepo itu logika benar, ning pener ora. Itu harus diendapkan dinurani yaitu yo bener ning yo pener, rasane kepenak, nentremke ati? Harapan Ketua Pengurus Senowangi yang sekaligus sebagai Sekretaris Nasional Wayang Indonesia dan Catur Sagotro Nusantoro Sadono Suryokusumo diselenggarakannya Gelar seni Budaya ke 14 ini terus disempurnakan , agar nantinya setidaknya setingkat dengan bedoyo songo. ?Bedoyo songo kondang pada zamannya, jaman yang akan datang bagaimana mengolah budaya ini juga kedepan agar kondang sebagaimana budoyo songo, Ramayana, Untuk itu antara olah pikir dan olah rasa dalam mengelola budaya itu harus sama dan sinkron?. Dalam kesempatan itu Sadono Suryo Kusumo mencontohkan sangat mendalam yaitu Janoko atau arjuna itu istrinya 3 yaitu Sembodro, Sri Kandi dan Larasati. Ketiga istri janoko itu bisa menjaga keluarga, bisa mempunyai anak, dan bisa memelihara rasa suaminya. Demikian juga dengan olah seni, bagaimana generasi muda itu dalam mengolah seni harus mempunyai 3 rasa tersebut agar seni ke depan juga bisa diterima di hati masyarakat.(Kar/Skm) |
- Harapan Warga DIY di Jakarta, Kaperda Atau Pemda DIY Fasilitasi Sarasehan Budaya Secara Periodik
- Kethoprak Lakon "Tembung Manis Mowo Wiso? Awali Gelar Seni Budaya DIY Di Anjungan TMII Jakarta
- Penandatangan MOU Antara Kementerian Perhubungan Dengan Pemda DIY
- Garebeg Besar Tahun Alip 1947 Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Jatuh Pada Hari Minggu 5 Oktober 201
- Gubernur DIY Keluarkan Surat Edaran Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2014