BIRO UMUM HUMAS & PROTOKOL

?

?

Pejabat Eselon IV adalah formasi terdepan dalam pelayanan publik yang memiliki arti strategis. Karenanya, birokrasi yang dijalankan harus mampu membangun kepercayaan publik. Hal itu dapat terwujud apabila aparatur yang duduk di pemerintahan mempunyai disiplin, tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungannya. Ini penting, karena Diklatpim merupakan wahana untuk meningkatkan kompetensi, profesionalitas dan tanggung jawab.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. Ichsanuri, melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Bappeda DIY, Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si, saat menerima peserta Diklatpim Tingkat IV Angkatan I Provinsi Kalimantan Tengah, pagi ini (12/09) di Gedhong Pracimosono, Komplek Kepatihan Yogyakarta.

Menurut Kepala Bandiklat Provinsi Kalimantan Tengah yang juga sebagai ketua rombongan, H. Mugeni, SH, MM, maksud dan tujuan benchmarking ini adalah untuk mendapatkan best practice perencanaan pembangunan daerah dan penganggaran serta best practice sistem rekrutmen Pegawai Negeri Sipil dengan sistem Computer Assisted Test (CAT). Rombongan yang akan berada di Yogyakarta selama empat hari ini berjumlah 37 peserta dengan didampingi satu widyaiswara dan lima panitia.

Dalam paparan mengenai perencanaan dan penganggaran yang disampaikan Kepala Bidang Perencanaan dan Statistik Bappeda DIY, Drs. Beny Suharsono, M.Si., dijelaskan bahwa ada tiga faktor yang harus dibangun dalam meningkatkan kapasitas perencanaan yaitu: sistem, individu dan kelembagaan. Bappeda DIY selama empat tahun terakhir ini banyak mengembangkan sistem aplikasi berbasis web seperti Jogjaplan, E-Sakip, web-monev, Sistem Informasi Penataan Ruang, Sistem Informasi Profil Daerah, dan lain-lain yang kesemuanya itu ditujukan untuk menyajikan informasi secara tepat dan akurat kapanpun informasi tersebut diperlukan. Aplikasi-aplikasi tersebut juga memberikan transparansi kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui kegiatan yang dikerjakan instansi, dimana dikerjakannya, berapa anggarannya, hingga berapa besar progres kegiatannya.

Dari sisi individu, Pemda DIY mendatangkan tenaga ahli yang diambil dari universitas-universitas di DIY untuk mendampingi dan memberi masukan pada proses perencanaan masing-masing SKPD. Saat ini baru Bappeda saja yang memiliki tenaga fungsional perencana. Namun untuk ke depannya, masing-masing SKPD juga diarahkan untuk memiliki tenaga fungsional perencana sehingga proses perencanaan dapat lebih fokus. Kemudian dari sisi kelembagaan, banyak dibangun lembaga-lembaga penunjang seperti Unit Layanan Pengaduan, Lembaga Pengadaan Secara Elektronik, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, dan Tim Evaluasi Dan Pengawasan Penyerapan Anggaran.

Sementara itu mengenai rekrutmen PNS dengan sistem CAT, Kepala Subbidang Perencanaan dan Pengadaan Badan Kepegawaian Daerah Pemda DIY, Drs. Harry Susan Pujiraharjo, MA, M.AP, mengatakan sebenarnya Pemda DIY memiliki sistem aplikasi yang lebih baik dari CAT. Namun, karena regulasi dari pusat, DIY harus mengikuti aturan Panselnas. Dengan demikian, pada tahun inilah untuk pertama kalinya sistem CAT akan diberlakukan di DIY.

CAT merupakan sistem seleksi menggunakan komputer dengan penilaian standar nasional untuk mendapatkan syarat minimal kompetensi dasar untuk melamar sebagai calon PNS. Keunggulan sistem CAT yaitu satu komputer menyediakan semua materi tes yang terbagi dalam 500 paket soal. Peserta tidak bisa saling menyontek karena soal-soalnya berbeda tiap komputer. Selain itu, sistem CAT tidak membutuhkan tenaga dan tempat yang banyak. Sebagai contoh, tahun lalu untuk melayani 11.000 peserta, Pemda DIY memerlukan 2.000 pengawas. Dengan sistem CAT, 20 orang pengawas pun sudah cukup.

Sebagai persiapan rekrutmen tahun ini, DIY telah menyiapkan 800 komputer termasuk dengan Kabupaten/Kota yang dalam satu hari mampu menyelenggarakan 5 sesi tes. Petugas keamanan/verifikasi pun telah disiapkan. Namun menurut Harry, yang juga perlu disiapkan secara matang adalah simulasi tes sehingga pada hari pelaksanaannya tidak terkendala secara teknis. (hdi)

?

?

Secara normatif, Investasi Daerah (Invesda) dipahami sebagai kekuatan penting untuk mengakselerasi pembangunan daerah, terlebih lagi setelah implementasi desentralisai otonomi daerah saat ini, dimana percepatan pembangunan hanya dimungkinkan jika terdapat arus investasi yang signifikan.

Demikian sambutan Kepala Badan dan Penanaman Modal (BKPM) RI melalui Direktur Pameran dan Sarana Promosi BKPM RI, Ir. Guyub Sagotrah Wiroso, MBA dalam Pembukaan Invesda Expo ke-10 Tahun 2014, di Jogja Expo Centre (JEC) Yogyakarta Kamis (11/9).

Lebih lanjut dikatakan persepsi yang kuat arti pentingnya investasi telah mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan berbagai upaya, salah satunya melalui promosi investasi dan perdagangaan, upaya tersebut sebaiknya dibarengi dengan agenda-agenda prioritas secara komprehensif.

Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam IX, mengatakan inovasi dalam sebuah produk merupakan faktor yang terpenting, karena merupakan salah satu proses gagasan kreatif, sehingga menghasilkan suatu penemuan yang unik dan orisinil. Hal ini sangat diperlukan bagi suatu bangsa yang sedang berjuang memantapkan daya saingnya di tengah kompetisi global. Jika hal tersebut tanpa dibarengi dengan usaha-usaha yang inovatif dan kreatif, maka kita jangan terlalu banyak berharap untuk siap bermain/bersaing di percaturan global.

Panitia pelaksana dari PT. Feraco, Siswono, melaporkan Pameran Invesda Expo ke-10 Tahun 2014 ini dilaksanakan dari tanggal 11 s/d 14 September 2014. Invesda Expo ini merupakan agenda tahunan bagi Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota BUMN/BUMD, Swasta Nasional, Koperasi dan UMKM yang ingin mempromosikan potensi unggulan dan peluang yang dimilikinya. Pameran ini diikuti 190 peserta, dari 230 stand.

Hadir dalam pembukaan pameran Invesda Expo Tahun 2014 ini, Perwakilan dari Kementrian Perhubungan, BNPB, Bupati Tasikmalaya, serta Pimpinan SKPD terkait. (ip/skm)

Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam IX, dan para Kepala SKPD jajaran Pemda DIY, Senin malam (08/09), menjamu makan malam peserta ARTDO International Conference and HR Summit di Pagelaran Kraton Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Paku Alam IX menyampaikan selamat datang kepada peserta yang berasal dari lebih dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, dan Australia tersebut. Paku Alam IX juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan memilih Yogyakarta sebagai tuan rumah ARTDO International Conference and HR Summit ke-41 ini. Lebih lanjut dalam sambutannya, Paku Alam IX menceritakan sejarah perkembangan Yogyakarta mulai dari era perang kemerdekaan hingga sekarang dimana Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pendidikan, Budaya, dan Pariwisata.

Sementara itu, Presiden Emeritus ARTDO International, Mr. Dato Dr. Thomas Chee, mengatakan bahwa sebenarnya sudah lama ARTDO memiliki rencana memilih Yogyakarta sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan ini namun batal karena erupsi Merapi. Kini, tujuh tahun berselang, rencana itupun akhirnya dapat benar-benar terwujud. Karena itulah, Thomas Chee merasa sangat bangga dapat berada di Yogyakarta yang ia sebut sebagai tempat yang indah dan penuh sejarah. Iapun juga berharap keramahan Yogyakarta dapat membuat peserta menikmati suasana selama berada di sini.?

Jamuan makan malam ini juga dihadiri diantaranya oleh Wakil Direktur SKK Migas, perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Direktur Regional Kepanduan Kantor Wilayah Arab, serta perwakilan Pelatihan Masyarakat Bahrain. (hdi)

?

?

Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam IX, pagi ini (10/09) menerima audiensi dari panitia pelaksana Persekutuan Wanita Baptis Indonesia (WBI) di Gedhong Pare Anom, Komplek Kepatihan Yogyakarta.

Ketua Panitia WBI Nasional, Sumariyati Djuhari, menjelaskan acara Persekutuan Wanita Baptis Indonesia yang akan dilangsungkan tanggal 16-19 September 2014 di Gedung Madu Candya, Bantul, Yogyakarta, memiliki tujuan umum yaitu menjalin persekutuan antar wanita baptis se-Indonesia. Sedangkan tujuan khususnya, para wanita setelah mengikuti acara ini diharapkan mampu menjadi pemimpin kaum wanita baptis Indonesia, menjadi wanita baptis Indonesia yang tetap teguh dan setia hingga tua, menjadi pelopor harmonisasi dalam keluarga, serta menjadi berkat bagi bangsa dan negara Indonesia. Acara akan diisi ceramah, lokakarya, pelayanan anak-anak, serta city tour di tiga lokasi yaitu Kraton dan Malioboro, Pantai Parangtritis, dan Kaliurang. Sumariyati juga memohon doa restu Wakil Gubernur supaya acara dapat berjalan dengan baik dan lancar.?

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur berpesan supaya acara yang telah direncanakan dapat benar-benar dilaksanakan sebaik-baiknya dan tetap berkoordinasi dengan semua pihak yang terkait sehingga tidak ada miskomunikasi yang dapat mengganggu kelancaran acara.

Ketua Badan Pengurus Daerah Gabungan Gereja Baptis Indonesia (BPD GGBI) cabang Yogyakarta, Pdt. Marthinus Sumendi, M.Th, mengatakan Yogyakarta dipilih sebagai tempat pelakanaan acara karena faktor masyarakatnya, keramahtamahannya, pemerintahannya, hingga wisata serta kulinernya. Ia berharap acara ini dapat turut memperkenalkan Yogyakarta kepada peserta dari daerah lain. Akan ada 19 BPD GGBI dari seluruh Indonesia yang berpartisipasi dengan total peserta hingga hari ini 742 peserta.??

Hadir mendampingi Wakil Gubernur pada audiensi pagi ini yaitu Kepala Kanwil Kemenag DIY, Drs. H. Maskul Haji MPdI, dan Kepala Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY, Drs. RM. Wijoseno Hario Bimo. (hdi)