Penilaian Lomba Desa Di Desa Tamanmartani, Kalasan
Tim Penilai Lomba Desa DIY Tahun 2014 melaksanakan verifikasi data di Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Beberapa SKPD penilai yang termasuk dalam rombongan dipimpin oleh Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda DIY, Haryanto, SH diterima oleh Lurah Desa, Gandang Harjanta beserta perangkatnya di Kantor Kelurahan Desa Tamanmartani yang tidak jauh dari lokasi Candi Prambanan yang merupakan salah satu obyek wisata ternama di DIY.
Dalam penerimaan kunjungan Tim Lomba Desa Staf Ahli Bidang SDM dan Kemasyarakatan Kabupaten Sleman, Sri Murni Rahayu, MM mewakili Bupati Sleman antara lain mengemukakan bahwa kehadiran tim penilai lomba desa DIY menjadi motivasi bagi pemerintahan desa untuk menjadi lebih baik. Pemerintah desa mempunyai misi yang strategis untuk mewujudkan masyarakat Sleman yang sejahtera lahir dan batin. Karenanya pemerintah desa terus dikembangkan kapasitas dan kinerjanya.
Sementara itu Gubernur DIY dalam amanat yang disampaikan oleh Kepala Biro Tapem Setda DIY antara lain mengemukakan bahwa, karena lomba desa dan kelurahan identik dengan evaluasi dan penilaian pelaksanaan pembangunan pemerintahan di desa dan kelurahan, maka yang menjadi dasar penilaian adalah keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah bersama masyarakat yang di titik beratkan pada penyelenggaraan pemerintah desa dan kelurahan, usaha kegotongroyongan dan keswadayaan masyarakat.
Lebih lanjut Gubernur DIY berharap desa yang terpilih menjadi ajang lomba nantinya dapat melanjutkan dan meningkatkan kinerja masyarakatnya, serta masyarakat juga dapat memberikan dukungan kepada pemerintah desa dalam bentuk partisipasi aktif dan kreatifitas secara optimal dari segala potensi yang dimilikinya, sehingga akan semakin mampu memberdayakan diri sendiri untuk bisa hidup lebih sejahtera lagi.
Tamanmartani yang mempunyai lahan seluas 740 Ha dan berpenduduk sekitar 15.854 jiwa ternyata menyimpan potensi yang luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari banyak karya masyarakat yang mempunyai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan baik yang bersifat social maupun untuk tujuan profit. Sebagai contoh, adanya usaha ternak sapi maupun kambing, pengolahan limbah sampah secara professional serta pemanfaatan lahan pertanian yang semula banyak warga yang menjadi buruh di lahan ini, berubah mindsetnya menjadi warga pengguna lahan pertanian.
Dalam Ferifikasi lapangan, selain pencocokan data di kantor kelurahan, tim diajak serta turun ke tujuh titik peninjauan yang potensial yaitu ke : Dusun Cageran, Karangmojo, Randu Gunting dan Pakem. (teb)
PERKUAT KETAHANAN PANGAN DI DIY, DEWAN PANGAN GELAR RAPAT KERJA DAERAHPangan merupakan kebutuhan paling mendasar dari suatu bangsa, maka kebutuhan akan pangan sangatlah penting dalam menunjang ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat dan dalam hal ini menjadi tantangan yang harus mendapatkan prioritas.
![]()
Penegasan tersebut disampaikan Gubernur DIY Sri Sulktan Hamengku Buwono X dalam paparan sambutan tertulisnya yang sekaligus sebagai Keynote Speech yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunaan Setda DIY Dr.Ir. Didiek Poerwadi siang tadi (Rabu,28/5) di Gedung Unit VIII lantai III Komplek Kepatihan Yogyakarta. Menurut Gubernur DIY Wilayah DIY dengan sumberdaya alam dan social budaya yang beragam, dan tingkat pertumbuhannya yang tinggi harus dipandang sebagai karunia Illahi guna mewujudkan ketahanan pangan ini. Kebutuhan yang besar harus diimbangi dengan peningakatan produksi pangan, karena jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi pangan, maka akan menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan yang harus dipenuhi. Terkait dengan hal tersebut Gubernur DIY lebih jauh mengatakan bahwa konsep yang digunakan tidak semata-mata pendekatan dari sisi produksi saja. Akan tetapi konsep ketahanan pangan dapat meliputi meningkatkan produksi, memperbaiki distribusi dan meningkatkan daya beli masyarakat, yang dilakukan dengan pendekatan keunggulan komaratif dan kompetitif. Jenis dan ragam pangan di sini trandas Gubernur DIY bukan hanya berarti beras., tetapi dapat berupa semua produk tanaman pangan dengan mengutamakan swasembada. PLT Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Ir. Arofah Nur Indriyani.M.Si melaporkan bahwa Rapat Kerja Daerah Dewan Ketahanan Pangan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta diikuti oleh 75 orang pejabat dan instansi terkait baik dari Pemda DIY, Kabuipaten/Kota se DIY serta dari para pakar perguruan tinggi di DIY dngan menghadirkan nara sumber Bupati Kulonprogo serta pakar yang berkompeten dibidangnya dari UGM Yogyakarta berlangsung sehari. Dibagian lain sambutannya melalui Didiek Purwadi Gubernur DIY mengatakan memang tidak bisa dipungkiri, bahwa ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran pangan sering terjadi dan kita seringkali menyalahkan factor cuaca atau alam sebagai dampak dari peruabahan iklim yang tidak menentu. Maka dengan adanya upaya dari segenap unsure terkait diharaapkan daapat memperoleh pencapaian yang ideal, yaitu dengan harapan tidak ada lagi kelangkaan pangan dan terlebih dapat menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, serta dapat meningkatkan daya saing. Menyinggung upaya untuk mewujudkan sumberdaya pangan local Gubernur DIY minta agar pembangunan pertanian di DIY dapat bersinergi dengan pembangunan wilayah pedesaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan taraf kehidupan social dan perekonomian masyarakat setempat. Mengingat bidang pertanian memegang peranan penting dalam pencapaian target produksi pangan local, tandas Gubernur DIY pembangunan pertanian tidak lagi hanya dapat dilakukan melalui kebijakan di dalam sector pertanian, tetapi juga harus merevitalisasi bidang pertanian. Untuk itu diperlukan komitment yang kuat dari seluruh sector untuk mendukungnya. Pada prinsipnya pertanian tetap harus dimajukan dalam format menuju pertanian modern, dengan membuka peluang partisipasi warga masyarakat desa. Sementara itu Bupati Kulonprogo dr.H.Hasto Wardoyo.SP.OG(K) dalam paparan hasil pengamatannya blusukaan di kantong-kantong kemiskinan di Kulonprogo yang masih mencapai angka 23 % angka kemsikinannya mengatakan bahwa orang miskin akan tetap tinggi selama tidak mau merubah perilakunya yang cenderung boros dan konsumtif. Apalai kebanyakan kemiskinan itu terjadi disentra-sentra strategis produksi pangan ini sangat memprihatinkan. Sebagai contoh penderes kepala di wilayah Kulonprogo punya hp lebih dari satu, kalau hp 1 diisi pulsa Rp.5000 saja kalau hpnya 2 sudah Rp.10.ribu sementara deres kelapa sekali panjat hanya dapat Rp.5 ribu. Ini berarti nombok. Belum lagi cost social masyarakat yang masih tinggi.(Kar/Skm) Pemda DIY Selenggarakan Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad.SAWDalam peristiwa Isro’ Mi’roj terdapat hikmah dan pelajaran yang berharga, karena dapat diposisikan sebagai motivasi untuk kembali memperteguh komitmen keagamaan seseorang. Rangkaian perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsho serta dari bumi ke Sidratul Muntaha, terjadi riil dengan melibatkan ruh sekaligus fiisik Nabi Muhammad SAW, sebagaimana tertuang dalam ayat pertama Al-Qur’an Surat Al-Isro: yang artinya “ Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsha, yang telah Kami perlihatkan kepadanya sebagaian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Demikian dikemukakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, pada peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad.SAW Tingkat DIY tadi pagi (Rabu,28/5) di Bangsal Kepatihan,Yogyakarta yang dihadiri Kepala Dinas, Kepala Biro, Kepala Lembaga, Aparat TNI/Polri serta PNS di lingkungan Pemda DIY, dengan menghadirkan pembicara KH.Drs. Fathul Hilal dari Pondok Pesantren Al-Miftah Yogyakarta. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Drs H Maskul Haji M.Pd.I dalam laporannya menjelaskan bahwa, tujuan diselenggarakannya Peringatan Isro’ Mi’raj yang bertemakan “ Makna Isro’ Mi’ raj bagi Kehidupan Manusia “ tersebut untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqawaan serta keislaman umat manusia sehingga dapat mentauladani apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isro’ Mi’ raj tersebut bagi kehidupan kita sehari-hari. Lebih lanjut Wakil Gubernur DIY, menyatakan Isro’ Mi’roj seakan menyampaikan satu pesan utama, bahwa solusi dan jalan keluar niscaya akan datang bagi Muslim yang senantiasa bersabar dan berusaha. Kekuatan doa, amat kuat untuk mendatangkan pertolongan dari Allah SWT. Isro’ Mi’ raj juga meyakinkan umat akan urgensi lemah lembut dan simpati dalam berdakwah. Adapun menurut Paku Alam IX “ hadiah “ paling istimewa yang diterima Rasulullah dalam peritiwa ini adalah perintah untuk menjalankan shalat lima waktu yang diterima langsung Nabi Muhammad SAW . Dipandang dari sudut pemerintahan, tandas Wakil Gubernur DIY shalat dijadikan sebagai takaran profesionalisme kinerja dan performen seseorang. Shalat adalah tolok ukur konsistensi bagi aparatur Negara. Apabila shalat seseorang terjaga. Maka yang bersangkutan tidak akan mentelantarkan urusan yang lain. Karena barang siapa yang menjaga dan membiasakannya, maka ia telah memelihara agamanya. Jika meninggalakannya maka ia akan rentan menelantarkan urusan selain shalat. Sementara itu KH.Drs. Fathul Hilal dari Pondok Pesantren Al –Miftah Yogyakarta dalam tauziahnya menjelaskan tentang hikmah Isro’ Mi’raj makna dari Isro’ Mi’raj bagi kehidupan umat manusia Muslim adalah sepanjang perjalanan Nabi Muhammad SAW mulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsho serta dari bumi ke Sidratul Muntaha, diperlihatkan berbagai peristiwa baik dan buruk oleh Allah SWT hingga pada langit saft ke tujuh. Dari perjalanan Mi’ raj ke tujuh saft langit tersebut tandas KH.Drs. Fathul Hilal Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari saft langit pertama hingga ke tujuh tersebut oleh Allah SWT dipertemukan dengan Nabi-nabi sebelumnya yaitu nabi Ibrahim, setelah sampailah di sidratul Muntaha yang maknanya puncak ilmu pengetahuan manusia, yakni: “ mengetahui yang haq (benar) untuk diikutinya dan mengetahui yang bathil (salah) untuk di tinggalkannya. Sehingga makna sesungguhnya dari perjalanan Isro’ Mi’raj nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada umat Islam maknanya adalah perjalanan hidup yang diridhoi Allah, yang selalu menegakkan sholat kapan saja, dimana saja, dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga. sebagai umat islam harus tetap menjalankan sholat.(kar/skm) Verifikasi Lapangan Oleh Tim Lomba Desa di Kelurahan Wirogunan YogyakartaDihari ketiga Tim Lomba Desa Tingkat Provinsi DIY tahun 2014 melaksanakan verifikasi data di Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan Yogyakarta, Senin (26/05). Tim diterima oleh lurah berserta jajarannya serta masyarakat kelurahan di Pendopo Kantor Kelurahan yang berada di tengah-tengah perkampungan. Kelurahan Wirogunan merupakan salah satu kelurahan diantara empat puluh lima kelurahan di Yogyakarta, berpenduduk 11.096 jiwa. Wilayah ini mempunyai 7 kampung yang terdiri dari : Mergangsan Lor, Surokarsan, Wirogunan, Bintaran, Mergangsan Kidul, Nyutran dan Joyonegaran. Banyak potensi yang dipunyai Kelurahan Wirogunan, antara lain terletak di sepanjang jalan Sultan Agung, Jalan Tamansiswa hingga Jalan Kolonel Sugiono. Potensi tersebut antara lain adalah : terdapat usaha jasa percetakan dan desain, pendidikan formasl maupun informal mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Aneka ragam kuliner juga terdapat di kelurahan ini baik berupa makan dan minuman, maupun beraneka ragam kue. Disamping itu terdapat jasa perhotelan yang sangat mendukung industri pariwisata Yogyakarta. Dalam kesempatan itu Gubernur DIY dalam amanatnya yang disampaikan oleh Kepala Biro Kesra Setda DIY, Drs.Wijoseno Hario Bimo antara lain mengemukakan bahwa, perlombaan desa yang dilaksanakan merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan aparatur desa bersama masyarakat dalam membangun desanya. Untuk itu Kepala Desa beserta jajaranannya diingatkan hendaknya dapat memetik hikmah dari pelaksanaan perlombaan tersebut, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus dapat menjadi contoh untuk membangun desanya. Sementara itu Wakil Wali Kota Yogyakarta yang diwakili Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Kota Yogyakarta, CH Lusi Irawati menyampaikan dengan hadirnya tim verifikasi ke Kelurahan Wirogunan merupakan motivasi bagi lurah dan perangkatnya. Menurut Wawali, bukan hasil yang menjadi tujuan utama, namun diharapkan kinerja aparat dapat menjadi lebih baik dan berkesinambungan. Selain dilaksanakan pencocokan data di Kelurahan, Tim Verifikasi diajak untuk meninjau 7 titik yang dipunyai oleh kelurahan Wirogunan yang berisi aneka partisipasi masyarakat dari kegiatan yang berujud seni hingga home industri.(teb) Upacara Peringatan Hadeging Kabupaten Gunungkidul Ke-183Upacara Peringatan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul ke-183 tadi pagi (Selasa, 27/5) dilaksanakan di Alun-alun Wonosari secara meriah, seluruh peserta upacara berpakain Jawa,demikian juga tata cara upacarapun menggunakan bahasa jawa, dengan komandan Upacara Asung Bintara dari Bagian Umum,sedangkan Inspektur Upacara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
![]()
Peringatan Hari jadi yang mengambil tema” Dengan Semangat Hari Jadi Ke-183 Kabupaten Gunungkidul Menjadi Landasan Kebersamaan dan Daya Kreativitas Masyaraklat Menuju Gunungkidul Bhumikarta” Menurut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutannya yang disampaikan dalam bahasa jawa, bahwa tema tersebut dapat diwujudkan dalam langkah dan tindakkan yang teratur dan khidmad jauh dari bencana.” Tema puniki muga bisa rancak ing tumindak kanthi khidmat nir sambekala” Sementara itu Gunungkidul Hj.Badingah.S.Sos dalam laporannya menjelaskan bahwa, Masyarakan Gunungkidul masih merasa belum mampu mengolah potensi dan sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Gunungkidul,untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Gunungkidu. Namun demikian Pemerintah Gunungkidul akan berusaha sekuat tenaga mengolah potensi tersebut dengan baik, atas dukungan serta partisipasi dari seluruh masyarakat, dan arahan dari Pemerintah, baik Pemerintah pusat maupun DIY. Sehingga sinerginitas pelaksanaan program akan bisa dilaksanakan dengan baik. Dijelaskan oleh Bupati Gunungkidul Hj.Badingah.S.Sos, bahwa Aparatur Pemerintah Gununungkidul menyambut baik adanyan Undang-undang Keistimewaan DIY (UUK) yang dititik beratkan pada lima Bidang, salah satunya Kebudayaan. Sehubungan dengan hal tersebut Bupati beserta jajarannya menyatakan dukungannya dengan setiap tanggal 27 setiap bulannya, seluruh jajaranya mulai dari pegawai Kabupaten hingga desa dalam melaksanakan tugas memakai busana jawa, dengan komunikasinyapun juga bahasa jawa, ini merupakan komitmen untuk melestarikan budaya jawa. Lebih lanjut Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa, menurut buku “Peprentahan Praja Kejawen “ yang ditulis Mr.R.M, Suryadiningrat yang kemudian dikuatkan oleh Mr.AK.Pringgodigdo, bahwa berdirinya Wilayah Administrasi Kabupaten Gunungkidul tahun 1831, setahun setelah terjadinya perang Diponegoro itu bersamaan dengan berdirinya kadipaten-kadipaten lainnya di Yogyakarta dan disebutkan bahwa Gunungkidul merupakan wilayah DIY sebelah timur sungai Opak” Goenoengkdidoel, wewengkon pareden wetan Opak” Terkait dalam mewujudkan Gunungkidul Bhumikarta, karena berlandasakan semangat kebersamaan, yang artinya kita harus bisa melaksanakan tepo sliro, dengan mempererat tali persaudaraan antar suku, agama, ras dan golongan. Sebab ada pepatah mengatakan bahwa “ rukun agawe santosa, crah agawe bubrah “. Artinya lanjut Sultan HB X, apa karena hanya beda agama dan keyakinan kita harus “ crah” (berkelahi). Mestinya tidak seperti itu ?. Oleh karena itu Gubernur DIY dalam kesempatan Peringatan Hari jadi ke-183 tersebut menegaskan dan percaya bahwa, masyarakat Gunungkidul sudah paham terhadap makna kebersamaan hakiki. Karena seluruh landasan dan aturan tersebut sudah tersurat dan tersirat dalam dasar Negara dan ideologi bangsa yaitu Pancasila dan sesanti “Bhenneka Tunggal Ika” Disamping itu menurut Gubernur DIY, sebenarnya pengetahuan Jawa sudah mempunyai pitutur luhur yaitu “rukun dan kurmat “ Rukun dan saling hormat menghormati sesama, hablum minna nas, meskipun berbeda agama dan keyakinan.” Sejatine kawruh Jawi ugo nduweni paugeran luhur “ rukun lan kurmat “. Rukun lan kurmat-kinurmatan ing sesame. Menyinggung misi Kabupaten Gunungkidul untuk mewujudkan majunya “Among Tani “ harus diupayakan bersamaan dengan mulai menyiapkan sarana dan prasarana pembudidayaan yang menuju kearah “ dagang layar “. Sebagai contoh saja dalam sejarah Sriwijaya bahwa Sriwijaya yang juga mempunyai nama Swarnadwipa, runtuh dalam kemajuan dagang layar karena tidak didukung oleh olah tani yang kuat. Untuk itu diakhir sambutannya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, disamping mengucapkan selamat ![]()
memperingati Hari Jadinya ke- 183 bagi masyarakat Gunungkidul,Gubernur DIY,juga senang karena seluruh kepala pamong se Kabupaten Gunungkidul yang bersedia menggunakan busana dan bahasa jawa setiap tanggal 27, sebgai bukti nguri-uri kebudayaan jawa supaya tradisi ini tidak hilang tetapi bisa berkembang di wilayah Gunungkidul. Peringatan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ke-183 dimeriahkan tari Gambyong yang dimainkan oleh 120 siswa SMP,SMA/SMK se Kabupaten Gunungkidul tersebut dengan disaksikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kapolda DIY Haka Astana, Dan Rem 072 Pamungkas Sabrar Fadillah, Muspida Kabupaten Gunungkidul, dan masyarakat. Bupati Hj.Badingah.S.Sos menerima pisungsung (Upeti tanda tresno) berupa gunungan terbuat dari berbagai hasil olah tani dari 18 Camat se Kabupaten Gunungkidul, namun oleh Bupati dikembalikan lagi kepada para camat tersebut untuk dibagikan kembali kepada masyarakat guna kesejahteraan masyarakat dan kemudian diperebutkan oleh asyarakat ditengah Alun-alun Wonosari. Peringatan Hari Jadi /Peringatan Hadeging kabupaten Gunungkidul tidak hanya berakhir dengan upcara ini, namun sore harinya akan dimeriahkan dengan persta Karnaval kelingling Kota Wonosari, yang diikuti dari 18 Kecamatan, serta utusan Desa-desa se Kabupaten Gunungkidul.(kar/skm) |
- Desa Panggungharjo Bantul dinilai Tim Verifikasi Lomba Desa Tingkat DIY
- Sarasehan Kehumasan DIY Di Bakulan Bantul Angkat Tema” Sedumuk Bathuk, Senyari Bumi”
- Tim Verifikasi Lomba Desa Dan Kalurahan DIY 2014 Nilai Desa Piyaman,Wonosari Gunungkidul
- Grup Ongkek Suryo Bawono Duta DIY Dalam Pertunra Tingkat Nasional 2014
- Prangko Cetak Tindih Akan Diluncurkan di Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta