Ekspose 6 Desa dan Kelurahan Dalam Rangka Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat DIY
Masyarakat pedesaan dan perkotaan di masa yang akan datang diharapkan akan lebih siap dan mampu membangun dirinya menuju tatatan masyarakat yang maju, sejahtera dan mandiri, demikian disampaiakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda DIY, Drs. Sulistyo, SH, CN, MSi mewakili Gubernur DIY saat membuka Ekspose Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat DIY Tahun 2014, pagi ini senin (19/05) di Gedung Pracimasono, Kepatihan Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu Drs. Sulistyo menambahkan bahwa, lomba desa dan kelurahan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam rangka untuk menilai keberhasilam pembangunan desa dan kelurahan yang dilakukan secara terarah, terkoordinasi, terpadu dan berkelanjutan.tandasnya.
Sementara itu kepala BPPM (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat) DIY, Dra. Kristiana Swasti, M.Si dalam laporannya menjelaskan bahwa, perlombaan desa dan kelurahan tingkat DIY tahun 2014, ini merupakan upaya mendorong penguatan Otonomi Desa dan peningkatan kinerja aparat kelurahan serta untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan di setiap sektor pembangunan.
Selain sebagai salah satu bentuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan menurut Dra.Kristiana, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mendorong penguatan otonomi desa, penguatan kelembagaan desa maupun kelurahan, Badan permusyawaratan Desa (BPD) serta kelembagaan masyarakat. Selain itu bertujuan untuk peningkatan kinerja pemerintahan desa dan kelurahan, penguatan perekonomian desa maupun kelurahan seraya peningkatan motivasi dan swadaya gotong royong masyarakat serta untuk peningkatan partisipasi masyarakat.
Kegiatan ekspose yang merupakan tahapan awal kegiatan lomba desa dan kelurahan akan ditindak lanjuti dengan tahapan verifikasi lapangan dengan ketentuan penilaian sesuai dengan indicator yang ditentukan.
Adapun jadwal 6 desa dan kelurahan yang masuk dalam nominasi penilaian dan verivikasi lapangan adalah :
Tanggal 22 Mei 2014, Desa Piyaman, Wonosari, Gunungkidul; tanggal 23 Mei Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul; tanggal 26 Mei Kelurahan Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta; tanggal 28 Mei Desa Tamanmartani, Prambanan, Sleman; tanggal 20 Mei Kelurahan Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta; tanggal 2 Juni Desa Sidomulyo, Pengasih, Kulonprogo. (teb/skm)
Gubernur DIY Tak Berkeinginan Menjadi PresidenSanter beredarnya berita di media Jakarta bahwa Sri Sultan HB X, yang Gubernur DIY dicalon menjadi calon Presiden 2014- 2019. Haln tersebut ditanggapi Gubernur DIY,dengan tenang. Bahkan Wartawan yang menunggu sejak pagi hari saat hari libur kemarin (Kamis,1/05) di kepatihan akhirnya sebelum menerima kunjungan Bhiksu dari 17 Negara mendapatkan jawaban pasti langsung dari Raja Kraton tersebut. Adapun setelah diberondong pertanyaan dari awak media dari berbagai media tersebut Raja Kraton Yogyakarta tersebut ![]()
dengan tenang menjelaskan bahwa apa yang disampaikan Partai Demokrat itu baru wacana. Karena dia sendiri belum pernah dihubungi oleh Partai Demokrat. ” Pencalaonan dari Partai Demokrat itu baru wacana, wong saya belum pernah dihubungi,”Tandas Sultan''. Lebih lanjut Sultan mengatakan ''Saya sendiri tidak tahu, karena belum dihubungi mengani hal itu, Mau menjawab apa,'' kata Sultan HB X pada wartawan saat di Kepatihan kemarin. Apabila nantinya akan diajak dialog dengan Partai Demokrat akan menanggapinya ? ''Jadi itu jangan menjadi sikap permusuhan. Kalau karakter saya itu membangun kebersamaan dan tidak suka bermusuhan. Jangan sampai permusuhan itu sampai ke keturunannya. Kita bukan orang asing dan bangsa ini harus punya harmoni dengan orang lain,''kata Sultan. Lebih lanjut Raja Keraton Yogyakarta mengatakan, dalam UUK DIY tidak ada aturan tentang larangan untuk dipilih dan memilih, melainkan hanya tidak menjadi kader partai. Karena itu dia sudah resmi menyatakan keluar dari Partai Golkar. Ketika ditanya apakah Sultan siap dicalonkan jadi capres/cawapres dari partai manapun, Sultan menegaskan belum bisa mengatakan hal itu. ''Kalau dicalonkan kan saya tidak minta. Lagi pula saya tidak mendaftarkan karena bukan kader partai. Seandainya dicalonkan oleh partai, saya harus tahu dulu negosiasinya mau apa, persyaratannya apa, saya tidak tahu. Sultan mengaku selama ini tidak ada keinginan untuk menjadi capres, karena kalau punya keinginan dia sudah berjalan menghubungi partai. ''Selama ini saya hanya di rumah dan saya tidak pernah berbicara tentang politik pemilu kok,'' ujarnya.(kar/skm) Surjan Dan Kebaya Warnai Hari Jadi Kabupaten SlemanGending Ladrang Prabu Mataram, mengiringi kedatangan Bupati Sleman Drs.H Sri Purnomo, MSi, saat memimpin upacara hari jadi Kabupaten Sleman ke-98, sekaligus membacakan sambutan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, dalam bahasa jawa di lapangan Denggung Sleman, rabu sore(14/05). Dalam sambutanya Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dikemas dalam bahasa jawa antara lain mengatakan, " Dinten ambal warso ingkang kaping 98 menika, sedayanipun tansaya majeng, sae lan dadosaken gumregahing Sleman Sembada. Ingkang sedaya wau saget nuwuhaken greget anggenipun majengaken tumraping warga Sleman kangge nindakaken karya sesarengan dadosaken karaharjan lan kemajenganmliginipun ing Kabupaten Sleman. Sedoya menika temtu bade murwakani, tumrap lumampahing Pemerintah ingkang sae (good governance) ing satunggaling pihak, lan mbudidaya ekonomi rakyat sanesipun, ingkang basisipun masyarakat. Selanjutnya Sultan berharap “Sageto para pangembating praja ningkataken profesionalisme kangge ngleksanani krenteg lan strategi kanti leres lan trep, saengga bade mujudtaken otonomi ingkang nyata, dinamis endah lan tanggel jawab” harapan Sultan. Momentum pengetan menika sampun trep menawi kita nindakaken evaluasi dumateng lampahing otonomi daerah, awit daerah boten namung menggalihaken keperluanipun piyambak minongko prinsip otonomi, nanging ugi daerah sanes minongko prinsip toleransi " . Dalam peringatan hari jadi kabupaten sleman ini penuh dengan nuansa jawa, mulai dari pagi hingga sore hari saat pelaksanaan upacara digelar, tampak peserta upacara dan pegawai dilingkungan Pemda kabupaten Sleman mengenakan kain dan surjan lengkap dengan keris yang diselipkan dipinggang bagi pria, sementara bagi wanita menggunakan kain dan kebaya, bahkan rabu pagi pada jam sekolah guru dan murid sekolah di wilayah kabupaten sleman, turut serta mengenakan surjan dan kebaya Sebelum upacara dimulai,dihadapan peserta upacara digelar Tari Sleman Sembada oleh Sanggar Tari Puri Prambanan,yang sebagian besar adalah penari Ramayana, upacara ini diakhiri kirab oleh beberapa Bregada peserta upacara, dalam kirab tersebut disertakan Pusaka Tumbak Kyai Turunsih pemberian Sultan Hamengku Buwono X, umbul-umbul Mega Ngampak, dan penghargaan Samkaryanugraha Parasamya Purnakarya Nugraha, dari Pemerintah RI kepada Pemda Kabupaten Sleman. Hadir dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-98, Wakil Bupati Sleman, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Sleman, pejabat militer dan polri, pejabat di lingkungan Pemda Sleman.(ip/krn/skm). Bhiksu Dari 17 Negara Bertemu Gubernur DIYBertempat di Gedung Pracimosono, Komplek Kepatihan Yogyakarta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, hari ini (Kamis,15/05) meskipun hari libur Waisak Tahun 2558 BE/2014 tetap berkantor dan menerima kunjungan kehormatan Bhiksu dari 17 Negara yang dipimpin Bhiksu Syu Khwanrhu dari Taiwan dan didampingi Ketua Walubi Pusat Sutjito Kusumo.SE.MBA.
![]()
Menurut Ketua Walubi Pusat tujuan bertemu Gubernur DIY, selain untuk bersilaturahim, juga ingin mempererat tali persaudaraan, disamping itu juga menyampaikan keprihatinannya atas kerusakan beberapa batu candi dan patung budha yang ada di Candi Sewu. Sehubungan hal tersebut maka memohon Sri Sultan Hamengku Buwono X, baik selaku Gubernur DIY maupun sebagai Raja, untuk bisa membantu memperbaiki kerusakan tersebut. Keprihatinan ini disampaikan kepada Sri Sultan HB X, karena para Bhiksu dan umat Budha dari berbagai Negara itu merasa tidak rela melihat kondisi patung-patung budha yang dahulu menjadi junjungannya saat ini hilang tangannya, hilang kepalanya, serta bagian-bagian lainnya dipatung tersebut. ”Terus terang saja, umat Budha merasa junjungannya berbadan tak ada tangan, dan tak ada kepala, tentu merasa sangat prihatin“ tandas Sutjito Kusumo. Sri Sultan HB X menurut pandangan para Bhiksu, beliau Sultan bisa dan mampu memfasailitasi, guna memperbaiki kerusakan candi tersebut, karena Sri Sultan HB X, merupakan tokoh yang mampu ngayomi semua pemeluk agama yang ada di DIY bahkan di Indonesia. Disamping itu Sutjito Kusumo menyatakan bahwa, Candi Borobudur juga salah satu dari 7 (tujuh) Keajaiban Dunia yang harus dilindungi yang merupakan peninggalan Budha, maka umat Budha dari berbagai Negara ingin bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk merenovasi candi tersebut, terutama kerusakan yang terjadi pada kepala yang hilang, tangan putus, karena hal tersebut bisa disempurnakan. Sementara itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, selain mengucapkan selamat datang di Yogyakarta juga selamat merayakan Hari Raya Waisak 2558 BE/2014. “Kedatangan para Bhiksu dari 17 negara ini membesarkan hati saya, di mana khususnya umat Budha di Indonesia bisa menyelenggarakan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur, yang dihadiri tamu dari 27 negara, sekaligus membesarkan hati umat Budha di Indonesia “ tandas Gubernur DIY Menanggapi apa yang disampaikan Ketua WALUBI yang atas nama Umat Budha dari berbagai Negara tersebut ![]()
Gubernur DIY mengatakan bahwa Candi Borobudur pada tahun 1001, pernah tenggelam terkubur akibat letusan Gunung Merapi. Dimana Gunung Merapi ini mempunyai kegiatan rutinnya setiap 4 tahun sekali erupsi sehingga, Yogyakarta ini menikmati lava dari gunung ini, dan erupsi atau letusan terhebat terjadi tahun 2010. Terkait dengan restorasi secara internasional pernah dilakukan oleh UNICEF dan dinyatakan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia, disatu pihak merupakan kebanggaan, namun disatu pihak lainnya apabila terjadi perubahan dan penambahan, yang sifatnya tidak asli harus dikomunikasikan dengan UNICEF. Namun demikian apabila Borobudur harus di perbaiki, maka hal ini menjadi wewenang Pemerintah Pusat serta dikomunikasikan dengan UNICEF, tandas Sri Sultan. Dalam kesempatan pertemuannya dengan Bhisku dari 17 negara tersebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X, juga menjelaskan sejarah panjang Kerajaan Mataram, pasang surut masuknya berbagai agama sampai berdirinya Kraton Yogyakarta Hadiningrat, hingga sekarang ini. Usai dialog antara Sri Sultan HB X dengan para Bhiksu, pertemuan diakhiri dengan berfoto bersama didepan Gedung Pracimosono, Kepatihan, Yogyakarta. (kar/skm) Percepatan RB Harus Menjadi Komitmen Semua PihakTantangan besar dalam gerakan Reformasi Birokrasi (RB) saat ini adalah merupakan tanggungjawab semua pihak, yang mana semua pihak berupaya untuk bisa menjalankan reformasi birokrasi dengan baik, serta mampu untuk diajak menjadi bagian yang peduli dengan upaya pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut. Hal demikian disampaikan oleh Kepala Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY, Ir. Sigit Haryanta, MT, saat membuka Workshop Kehumasan di Hotel Grage, jalan Sosrowijayan, Yogyakarta, Rabu pagi (14/05). “Kita perlu membangun komunikasi yang efektif, sehingga pesan-pesan Reformasi Birokrasi akan sampai kepada stakeholders terkait, melalui bahasa yang mudah dimengerti, jelas dan tegas,” ungkapnya. Lebih lanjut Kepala Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY mengatakan bahwa, percepatan Reformasi Birokrasi harus menjadi komitmen semua pihak, mulai dari pimpinan hingga jajaran birokrasi yang paling bawah, sehingga akan dicapai langkah yang sama dan seirama. Workshop Kehumasan kali ini mengambil tema ‘Percepatan Reformasi Birokrasi di DIY Dalam Rangka Implementasi Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara’. Kepala Bagian Humas ,Biro Umum,Humas dan Protokol Setda DIY, Menjelaskan bahwa peserta workshop kehumasan berasal dari beberbagai instansi terkait diantaranya, dari Bagian Humas, Pemerintahan, Bappeda, Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten / Kota, se DIY, serta utusan dari SKPD dan UPTD di lingkungan Pemda DIY, setrta media massa lokal, dengan jumlah 50 peserta. “Workshop kehumasan ini menghadirkan dua nara sumber, yaitu Kepala Kantor BKN Regional 1 wilayah Jateng -DIY, dengan paparan tentang ‘Implementasi Program Percepatan Reformasi Birokrasi pasca disahkannya UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara’, dan Kepala BKD DIY dengan judul ‘Upaya Percepatan Reformasi Birokrasi di Pemda DIY dalam rangka Implementasi UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara’,”.( kar/skm) |