Aksesibilitas Kaum Disabilitas Masih Perlu Perhatian
WHO mengestimasi bahwa 15-20% jumlah penduduk dunia adalah penyandang disabilitas. Data Susenas BPS 2012 pun mencatat bahwa tak kurang dari 6.008.640 orang Indonesia mengalami disabiltas. Hal tersebut menunjukkan betapa keberpihakan terhadap hak-hak penyandang disabilitas adalah suatu hal yang penting.
Lebih lanjut dengan telah ditandatanganinya Konvensi PBB mengenai Hak-hak penyandang disabilitas pada 30 Maret 2007, maka sebagai konsekuensinya, persoalan aksesibilitas kaum disabilitas harus menjadi tanggung jawab masyarakat dan negara.
UU no 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas pun telah disahkan dan menjadi bukti telah adanya keberpihakan tersebut. Namun pertanyaannya adalah bagaimana implementasinya dalam memenuhi hak-hak kaum disabilitas. Hal tersebut menjadi materi yang akan dibahas dalam munas ini. Demikian disampaikan oleh Ketua PPDI Drs. Sakaril, MM pada acara Pembukaan Munas VI Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) yang diselenggarakan pada hari ini Senin (28/11) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta. Acara Munas sendiri akan dilaksanakan pada 28-29 November 2016 dan bertempat diBalai Diklat Kementerian Sosial RI Kalasan Sleman.
Acara pembukaan ini dihadiri oleh Sekretaris Dirjen? Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Dr. Kanya Eka Santi, MSW dan Direktur Rehabilitasi Penyandang Disabilitas, Drs Bambang Sugeng, MM.
PPDI sendiri merupakan organisasi payung yang beranggotakan organisasi-organisasi disabilitas dari berbagai jenis disabilitas. Ada dari disabilitas fisik, sensorik, dan mental. Munas ini diikuti oleh 150 perwakilan PPDI dari smua provinsi de-Indonesia yang diselenggarakan dalam rangka konsolidasi organisasi guna menjaga konsistensi dan kesinambungan organisasi baik secara internal secara eksternal sehingga dapat memberikan kontribusi kepada Negara Indonesia. Selain itu juga akan diselenggarakan pemilihan Ketua umum 2016-2021.
Gubernur DIY, yang ??Wakil oleh Gubernur DIY, menyatakan bahwa, bentuk keberpihakan terhadap kaum disabilitas Pemerintah DIY, telah ?menetapkan Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 4 Tahun 2012, tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. Perda ini disusun dengan partisipasi penuh dari penyandang disabilitas serta pihak-pihak yang mempunyai keberpihakan serta bekerja untuk isu disabilitas. Sehingga muatan/isi dari Perda ini secara tegas dan detail telah memuat nilai-nilai serta isi dari Konvensi Hak Penyandang Disabilitas (Convention on The Rights of Persons with Disabilities) yang telah diratifikasi menjadi UU Nomor 19 tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak Penyandang Disabilitas.
Perda tersebut menunjukkan komitmen dan kesungguhan Pemerintah Daerah DIY untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak penyandang disabilitas yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas.
Pembukaan Munas VI. PPDI ini ditandai dengan pemukulan bende oleh? , Sekretaris Dirjen ?Rehabilitasi Sosial, Kemensos RI (Dr. Kanya Eka Santi, MSW), didampingi Wagub DIY dan ?Direktur Rehabilitasi Penyandang Disabilitas, Drs Bambang
Gubernur DIY Meninjau Museum Sonobudoyo serta Kawasan MaliboroGubernur DIY, Hamengku Buwono X Didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumberdaya Mineral DIY Ir. Rani Sjamsinarsi, juga selaku Pj.Sekretaris Daerah DIY, Serta Kepala Dinas Kebudayan DIY dan Kepala Bappeda DIY, meninjau gedung ?Museum Sonobudoyo serta kawasan Malioboro. Peninjauan di gedung Museum Sonobudoyo yang sebelumnya merupakan bekas gedung KONI sekarang telah diperbaikidan menjadi bagian dari gedung Museum Sonobudoyo. Gubernur DIY meninjau setiap ruangan, selanjutnya beliau meninjau ke ruang audiovisual yang mana ruangan audiovisual sebagai tempat untuk melihat video yang ditata seperti bioskop kecil. Gedung Museum Sonobudoyo tersebut akan menyelenggarakan Pameran Temporer sekaligus sebagai Peresmian gedung tersebut pada tanggal 16 Desember hingga 25 Desember 2016. Dalam pameran temporer mengusung tema BUJANA: Between conflict and Negotiation. Selanjutnya Gubernur DIY melakukan peninjauan di kawasan malioboro yang sekarang menjadi kawasan untuk pejalan kaki dan area devable. Kawasan tersebut juga tersedia tempat duduk untuk wisatawan beristirahat yang dilengkapi dengan tanaman sepanjang jalan sebagai penghiasnya, serta adanya fasilitas air bersih.(dew) Pergantian Kapolda DIY Bagian Dari Kaderisasi dalam Suatu OrganisasiRasa bahagia terpancar dari wajah Brigjen Pol. Drs. Prasta Wahyu Widayat, SH MM M.Hum dan Brigjen Pol Drs Ahmad Dofiri, M.Si tatkala secara bergantian memberikan sambutan dalam acara Kenal Sambut Kapolda DIY, yang bertempat di Kasultanan Ballroom Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta pada Sabtu (26/11) malam tadi. Turut hadir pula dalam acara tersebut, Danrem 072 Pamungkas, Danlanud Adisucipto, ?Plt Walikota /Bupati se-DIY, perwakilan Forkompimda DIY dan segeap tamu undangan. Brigjen Pol Drs. Prasta Wahyu Widayat, SH MM M.Hum, Kapolda DIY yang sebelumnya, telah selama 7 bulan 12 hari menjabat sebagai Kapolda DIY. Kemudian ??akan berpindah tugas ke Jakarta, dan menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi dan sekaligus mendapat promosi menjadi bintang dua, (Irjen Pol). Sementara bagi Brigjen Pol Drs Ahmad Dofiri, MSi, ini adalah kali ketiga ditugaskan di Yogyakarta, setelah sebelumnya di tahun 2010 beliau bertugas di Yogyakarta sebagai Kapoltabes Yogyakarta, kemudian tahun 2013 menjabat sebagai Wakapolda DIY dan kali ini mengemban amanah sebagai Kapolda DIY. Lulusan Akpol tahun 89 ini pun merasa mendapatkan tantangan untuk meneruskan karya yang telah dilakukan oleh Kapolda DIY sebelumnya, khususnya berupa inovasi di bidang IT, dengan diciptakannya Polisi Kita dan Command Center yang telah berhasil mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. Gubernur DIY, ?yang diwakili oleh Wagub DIY, Paku Alam X . dalam sambutan tertulisnya menyatakan harapannya agar Kapolda DIY yang baru dapat membangun kerjasama dan sinergi yang lebih kuat dengan para ?pimpinan ?di wilayah DIY, sehingga dapat bersama-sama memecahkan masalah dan tantangan baru yang mungkin terjadi. Selain sambutan, acara tersebut diisi juga dengan penyerahan souvenir kenang-kenangan kepada Kapolda DIY lama, yang diantaranya diberikan oleh Wagub DIY, dan Gubernur AAU. Serta dimeriahkan dengan hiburan musik dari Scara Band Polres Sleman.? (nier) Wagub DIY Buka Pekan Adat Dayak Nasional IIBerbagai atraksi seni budaya baik yang tradisional maupun kreasi, digelar dalam Pekan Budaya Dayak, ini merupakan wujud dari rasa tanggung jawab komunitas etnis Dayak untuk memelihara, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya positif yang diwariskan para leluhur, pertunjukan yang disuguhkan mengandung nilai-nilai peradaban, jati diri dan eksistensi budaya suku Dayak yang tetap utuh dan berkembang sejalan dengan peradaban umat manusia, dan tak luntur oleh perjalanan waktu dan tekanan budaya global, demikian sambutan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X pada Pembukaan Pekan Budaya Dayak Nasional (PBDN) II, di Gedung Jogja Expo Centre (JEC) Yogyakarta, Kamis, (24/11). Turut hadir pada pembukaan PBDN II, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Drs. Umar Priyono, M.Pd, dan Pimpinan SKPD terkait se Provinsi Kalimantan. Lebih lanjut Wagub menjelaskan nilai-nilai kehidupan masyarakat Dayak yang telah mengkristal memberikan kontribusi positif dalam pembentukan karakter dan Bbudi pekerti bangsa yang tangguh, ulet, jujur, adil dan bersikap terbuka terhadap etnis lainnya, heteroginitas masyarakat Kalimantan barat menjadikan daerah yang kaya dengan seni budaya etnis merupakan asset yang tidak ternilai harganya, hingga menjadi daya terik tersendiri bagi para wisatawan. Dengan keanekaragaman suku bangsa yang ada di Kalimantan Barat berpotensi untuk menjadikan sebagai truly Indonesia , artinya untuk melihat seni budaya Indonesia, wisatawan cukup dengan mengunjungi Kalimantan Barat, ?Kami mengajak semua pihak untuk menciptakan generasi muda saling memahami, menerima, dan menghargai keberagaman budaya nasional? pesan Wagub Ketua Pelaksana PBDN II Fornestor Mindau menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 24-27 Nopember 2016, semua kegiatan melibatkan seluruh Dewan Adat Dayak (DAD) di Kalimantan. Tema yang diambil pada PBDN tahun 2016 adalah ?Mempertegas Budaya Dayak Dalam Bingkai Keindonesiaan? kegiatan ini meliputi beberapa kegiatan diantaranya ritual adat dayak, parade music sape, pameran aksesoris khas suku dayak, pertunjukan tari tradisional, parade lagu bahasa dayak, bajongan, semua ini melibatkan Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) serta dukungan dari Pemerintah Propinsi se Kalimantan. Pembukaan PBDN ditandai dengan Pengguntingan buntal oleh Wagub DIY Paku Alam X, dan pemukulan bende sebanyak tujuh kali oleh Sekretaris Jenderal MADN Yacobus Kumis. (ip) Ibu Negara Iriana Jokowi Kunjungi Pekan Deteksi Dini IVA TES di KlatenAkibat tingginya prevalensi penyakit kanke/tumor di Indonesia cukup tinggi yaitu berdasarkan Riset? Kesehatan Dasar (Riskesdes) Tahun 2013 prevalensi menunjukkan ?1,4 pert 1000 penduduk atau 347.000 orang. Adapun? kanker tertinggi ada pada perempuan ?yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim. Berkaitan dengan itu bertepatan dengan? memperingati hari Guru se Indonesia ke 71 Ibu Negara Iriana Jokowi? yang didampingi ?Organisasi? Aksi Solidaritas? Era Kabinet Kerja (OASE-KK) melakukan? kunjungan kerja ke Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah yang disambut Atika Ganjar Pranowo ?Istri Gubernur Jateng dan Atika Paku Alam istri? Wakil Gubernur DIY Paku Alam X di alun-alun Klaten Jawa Tengah tadi pagi (Kamis,24/11). Kunjungan kerja dalam rangka Gerakan Nasional Pekan deteksi Dini IVA TEST dan SADANIS bagi ibu Guru se Indonesia untuk Provinsi Jawa Tengah dan DIY dipusatkan di Alun-alun Kabupaten Klaten merupakan tindak lanjut? dari Pencanangan? Peningkatan Peran Serta Masyarakat? dalam Pencegahan? dan Deteksi? Dini Kanker pada perempuan oleh Ibu Negara tanggal 21 April 2015 di Kabupaten Kulonprogo. Menurut Ketua Panitia penyelenggara rangka Gerakan Nasional Pekan deteksi Dini IVA TEST dan SADANIS bagi ibu Guru se Indonesia? Hj.Erni Cahyo Kumolo hal yang sama dilaksanakan secara serentak bersama-sama ?di 10 Provinsi di Indonesia ?yaitu di Kota Banda ?Aceh, Palembang , Bandar Lampung, Bandung, Klaten, Surabaya, Palangkaraya, Balikpapan, Makasar, Ambon, dengan target masing-masing 200? Guru di tiap-tiap kota dan Puncaknya di kabupaten Klaten ini. Ditambahkan Erni ?Cahyo Kumolo bahwa cakupan? deteksi dini IVA TEST dan SADANIS di Indonesia sampai dengan akhir tahun 2016 adalah 1.480.468 orang atau sekitar 4 %? dan berbagai cara pun dilakukan untuk meningkatkan pelayanan ini. Ibu Negara Iriana Jokowi mengharapkan dengan adanya Gerakan Nasional Pekan deteksi Dini IVA TEST dan SADANIS bagi ibu Guru se Indonesia dapat memotivasi guru-guru yang lain? atau secara gethok tular dengan ibu guru-ibu guru yang lain untuk segera melakukan IVA TEST ini. Apabila? guru-gurunya terjaga kesehatannya maka selaian memberikan pelajaran kepada anak-anak juga dengan baik juga? akan meningkatkan kualitas pendidikan terhadap anak didik. Sementara itu BRAY Atika Paku Alam? di sela-sela peninjauan Gerakan Nasional Pekan deteksi Dini IVA TEST dan SADANIS di alun-alun? Klaten menghimbau dan mengajak pada perempuan? dan Ibu ?ibu guru di Daerah Istimewa Yogyakartra juga melaksanakan Deteksi Dini IVA TEST? karena untuk menjaga kesehatan fisik? ibu-ibu guru, karena dengan guru-gurunya sehat bisa memberikan pelajaran kepada anak didik? kesehatan dan lebih baik lagi.? Dengan? Ibu guru sehat dapat memberikan pelajaran pelajaran lebih baik lagi ?tandasnya. Ibu Negara Iriana Jokowi seusai menyapa dan berdialog dengan beberapa ibu guru dari Klaten dan DIY selanjutnya meninjau pelaksanaan Deteksi Dini IVA TEST di ruangan tenda seputar alun-alun Klaten yang didamping Ibu Atika Ganjar Pranowo dan Istri-istri Kabinaet Kerja dan? rencananya akan dilanjutkan dengan? berkunjung ke sentra kerajinan UKM di Kabupaten Klaten, Prov.Jawa Tengah.(krn) |