Menko PMK RI Canangkan GERMAS di Bantul DIY
Permasalahan yang timbul saat ini, merupakan akibat dari perilaku hidup yang tidak sehat, ditambah sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih yang kurang memadai dibeberapa tempat. Hal tersebut sebenarnya dapat dicegah bila fokus upaya kesehatan diutamakan pada upaya preventif dan promotif dalam menumbuh kembangkan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Demikian sambutan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani pada pencanangan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Bantul Yogyakarta Selasa (15/11) pagi.
Lebih lanjut disampaikan,perilaku sehat sebenarnya sudah ada di masyarakat, namun perlu dikuatkan dan diperluas dalam prakteknya dikalangan keluarga dan masyarakat, Gerakan Nasional ini diprakarsai oleh Presiden RI, Joko Widodo dalam rangka penguatan pembangunan kesehatan,dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam paradigma sehat.
?GERMAS bertujuan menurunkan beban penyakit, menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk, dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan?, tutur Puan.
Untuk menyukseskan GERMAS tidak hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja, Puan mengajak agar Kementerian atau Lembaga Pemerintah, dunia usaha, tokoh agama, akademisi dan masyarakata dapat memberikan dukungan dan peran serta bergotong royong meningkatkan kesadaran hidup sehat bagi setiap orang.
Dukungan itu nyata pada saat bersamaan pencanagan dilakukan Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) disepuluh wilayah yang berfokus pembangunan akses air minumm,sanitasi dan pemukiman layak huni yang merupakan pendukung PHBS.
Sementara Menteri Kesahatan RI, Prof.DR.dr.Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) menjelaskan GERMAS menjadikan momentum bagi masyarakat guna membudayakan hidup sehat, tidak mengkonsumsi alkohol, pemeriksaan kesehatan secara rutin, kebersihan lingkungan, melakukan kegiatan fisik (olah raga ) mengonsumsi buah dan sayur.
?Hal itu dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dapat dilakukan mualai sekarang dan tidak membutuhkan biaya besar serta dapat membangkitkan rasa tanggung jawab? pesanya.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulis, dibacakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X menyampaikan, penyakit Stroek, jantung, Hipertensi, Kolesterol, Diabetes tidak lagi menyasar kepada manula, tetapi sudah menyasar kepada usia produktif rentang usia 25-55 tahun.
Hal ini merupakan potret keluarga masa kini terutama dikota-kota besar, beban pekerjaan, problematika hidup, serta tingkat stress kerap menjadikan sesuatu megabaikan kesehatan diri sendiri, karenanya manusia berusaha menjaga kesehatan denga mengatur pola hidup sehat.
Pencanangan GERMAS ditandai dengan pemukulan kentongan oleh Menko PMK, didampingi Menkes RI dan wagub DIY, dilanjutkan dengan pemberian sepeda kepada pelajar dan masyarakat.
Hadir Pejabat Instansi vertikal dan Daerah, Bupati Bantul Suharsono, jajaran Forkompimda Kab Bantul. (ip)
Seminar Tanda Tangan Digital Pada Transaksi Elektronik Di YogyakartaKementerian Komunikasi dan Informasi mengadakan Seminar dan Workshop pemanfaatan Tanda Tangan Digital Pada Transaksi Elektronik DIY pada Senin (14/11) pukul 09.30-16.30 WIB, di Hotel Tentrem Yogyakarta. Acara resmi dibuka oleh Herry Abdul Aziz sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kominfo mewakili Menteri Kominfo RI ditandai dengan memukul Gong dan Penandatanganan Digital secara simbolis. Dalam acara tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan Keynote Speech yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY, Ir.Gatot Saptadi. MM.? ?keynote menyampaikan bahwa sesuai dengan perkembangan wilayah, DIY telah mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi sejak tahun 2005, yang disebut?Jogja Cyber Province (JCP). Pemerintah DIY juga mengembangkan DGS (Digital Goverment Service) yang diyakini akan mempercepat tercapainya visi pemerintah daerah. Karena dengan pengembangan DGS diyakini dapat mewujudkan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat serta merupakan bagian upaya terwujudnya?Jogja Cyber Province. Ir. Gatot Saptadi menambahkan, ?Dengan adanya tanda tangan digital diharapkan dapat dihindari adanya pemalsuan dokumen sekaligus dapat meningkatkan layanan publik.? Pelaksanaan seminar dan workshop Tanda Tangan Elektronik, sesuai dengan UU No. 11 tahun 2008 mengenai Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). UU ini mengatur sistem pembuktian dari informasi, dokumen, dan tanda tangan elektronik yang secara rinci dituangkan dalam pasal 5 sampai pasal 1. Menggunakan tanda tangan elektronik memiliki banyak keuntungan, lebih efisien, lebih cepat, dan lebih ramah lingkungan karena menghemat penggunaan kertas. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan tanda tangan digital kepada masyarakat, dengan demikian pegawai pemerintah dan masyarakat dapat membuat dokumen legal tanpa menggunakan kertas lagi. Sebaliknya dari sisi instasi pemerintah yang menerima dokumen digital mampu memverifikasi keaslian dokumen digital bertanda tangan tersebut serta tidak meminta dokumen kertas sebagai persyaratan layanannya. Diharapkan dengan semakin banyaknya pegawai pemerintah dan masyarakat yang memahami betapa kuatnya perlindungan Tanda Tangan Digital ini, maka kita tidak ragu lagi menggunakan dokumen digital sebagai pengganti dokumen kertas dalam kehidupan sehari-hari. Karena pemanfaatan tanda tangan digital selain aman dan akurat juga telah dilindungi oleh UU ITE sejak tahun 2008.? (fy) Bhakti Sosial Dalam Rangka Hari Ibu DIY Tahun 20165 Komponen Organisasi Wanita DIY yang terdiri dari Bhayangkari DIY, TP PKK DIY, BKOW DIY, Dharma Pertiwi DIY, serta Dharma Wanita Persatuan DIY, menyelenggarakan Bakti Sosial Makan Bersama 400 Kaum Dhuafa dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke 88 tahun 2016, di Area Taman Parkir Motor Malioboro (Abu Bakar Ali), pada Jumat (11/11) pukul 08.00 WIB. Acara ini juga dihadiri oleh Kapolda DIY Brigjen Pol Prasta Wahyu Hidayat beserta Ibu Kapolda Ny.Molly Prasta Wahyu Hidayat. Tema peringatan hari Ibu ke-88 tahun 2016 ini adalah ?Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki untuk Mewujudkan Indonesia Terbebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan dan Perdagangan Orang?. Ny.Sri Endah Pudjianti Baskara Aji sebagai ketua V yang mewakili Komponen Dharma Wanita persatuan DIY mengatakan, ?Peringatan Hari Ibu bertujuan untuk mengingatkan kepada seluruh warga Negara Indonesia di dalam maupun di luar negeri untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Kaum perempuan bersama dengan kaum laki-laki merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari warga Negara yang mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan demokrasi.? Agnes Ayu Datri Purwanita sebagai Ketua I mewakili Komponen Bhayangkari, menyampaikan bahwa acara makan bersama ini bertujuan untuk lebih dekat dengan masyarakat. Dalam hal ini, 5 Komponen Organisasi Wanita dapat Ikut merasakan dan merangkul mereka dalam peringatan Hari Ibu. Selain makan bersama hari ini, terdapat beberapa rangkaian acara yang dilakukan sebelum puncak acara pada tanggal 22 Desember nanti, yaitu pembagian sembako untuk Ibu-ibu Penyapu Jalan dan Buruh Gendong pada 29 November di Benteng Vredeburg, Talk Show di TVRI pada 30 November, serta Lomba Senam dan Senam Massal pada 2 Desember mendatang. (fy) PEGAWAI PEMDA DIY MELAKSANAKAN UPACARA HARI PAHLAWAN DI KEPATIHANAsisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah DIY, Dra. Kristiana Swasti M.Si. sebagai Inspektur Upacara Bendera Memperingati Hari Pahlawan ke-71 Tahun 2016, di halaman Kantor Kepatihan pada Kamis (17/08). Dan peserta upacara terdiri dari seluruh karyawan/karyawati SKPD di Komplek Kepatihan Danurejan, Yogyakarta dengan berpakaian atasan berwarna putih serta bawahan berwarna hitam. Dra.Kristiana Swasti.M.Si selaku Inspektur Upacara juga membacakan Amanat Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawangsa. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang diperingati sebagai hari pahlawan. Peristiwa tersebut memberikan pelajaran moral bahwa warisan terbaik para pahlawan bangsa bukanlah ?politik ketatukan?, melainkan ?politik harapan?. Bahwa seberat apapun tantangan yang dihadapi dan keterbatasan yang ada, tidak akan menyurutkan semangat perjuangan. Satukan Langkah Untuk Negeri?, tema peringatan hari pahlawan tahun ini. Tema tersebut mengandung pesan kepada kita semua untuk bersatu dalam kebersamaan dan kebersamaan dalam persatuan untuk mewujudkan cita-cita negeri yang kita cintai ini. Disamping itu untuk petugas upacara sebagai Komandan upacara adalah Iswantoro,SH, dari Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY. Sementara petugas pengibaran Bendera Merah Putih yaitu Yudhistira Bayu Aji, Tedi Kusuma, dan Timotius dari Satuan Polisi Pamong Praja, Dan Petugas KORSIK (Korp Musik Upacara) dari Badan Kesbangpol DIY Romi Danan H. dari Biro Tata Pemerintahan Setda DIY membacakan Pembukaan UUD 1945. Pada upacara peringatan hari Pahlawan ini, dibacakan pula Pesan-Pesan Perjuangan Dari Pahlawan Nasional oleh Ngudi P. dari Biro Adm. Perekonomian dan SDA Setda DIY. Isi pesan tersebut diantaranya adalah pesan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo, KGPAA Mangkunegoro I, yaitu berupa prinsip Tri Dharma : Rumangsa Melu Handarbeni (Merasa Ikut Memiliki), Wajib Melu Hangrukebi (Wajib Ikut Mempertahankan), Mulat sariro Hangroso Wani (Mawas diri dan berani Bertanggung Jawab). Upacara Hari Pahlawan ke-71 di Halaman Kepatihan Danurejan Yogyakarta, diakhiri dengan Pembacaan Doa yang dibacakan oleh Ahmad Hanif dari Biro Adm. Kesra dan Kemasyarakatan Setda DIY. (fy) Gelar Seni Budaya DIY Di Anjungan TMII Dihadiri Wagub Paku Alam XTema ?Explore Jogja Trhough Cultural Of Yogyakarta ?? diharapkan dapat membangkitkan kembali nilai nilai budaya lokal/tradisional yang dulu tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat kita, sekaligus mendorong kreatifitas? seniman muda untuk berkreasi, serta menjadi media hiburan sehat, edukatif dengan tanpa menghilangkan nilai kultur budaya bangsa sendiri. Harapan demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam sambutan tertulisnya? yang dibacakan Wakil Gubernur DIY? KGPAA Paku Alam X hari minggu (06/11) di Anjungan DIY Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta pada Kirab dan Gelar ?Seni Budaya Yogyakarta dalam rangka memperingati Hadeging Nagari Ngayogyakarta ?Hadiningrat ke-269 yang diselenggarakan masyarakat DIY yang ada di Jakarta yang dihadiri Anggota Parampara Projo (Dewan Penasehat Gubernur DIY) Prof. Dr. AM Hermin Kusmayati, S. ST, Direktur Utama? TMII? Sulistyo Tirtokusumo, Duta besar dari 20 negara sahabat serta Tokoh masyarakat Yogyakarta dan Puro Pakualaman yang ada di Jakarta. Menurut Gubernur DIY Seni budaya tradisional sangat penting dilestarikan sebagai representasi dari nilai kearifan local Yogyakarta yang kita banggakan dan dikembangkan sebagai ruh dalam tatanan bermasyarakat. Selain itu ?Tandas Gubernur DIY ? Kirab budaya dan Gelar? seni budaya juga merupakan proses sosialisasi nilai kehidupan tidak saja dapat menciptakan suasana damai dalam masyarakat, tetapi pendekatan seni telah melahirkan kesatuan, kelembutan, ketenangan bathin atau rasa.? Seni? akan mengasah ketajaman bathin dan rasa manusiawi, sehingga lebih peka untuk menangkap esensi kehidupan serta nilai kemanusiaan yang sebenarnya ?. Gelar Seni Budaya Yogyakarta di Anjungan DIY Taman Mini ?Indonesia Indah (TMII) diawali dengan kirab Prajurit Kraton Yogyakarta, Prajurit Trah Puro Paku Alaman Hudyana yang kemudian diikuti? kirab? Kontingen seni Budaya Kabupaten Gunungkidul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kulon Progo dan kabupaten Bantul., Sementara itu untuk? Pentas Seninya sebagai pembuka dalam Gelar Budaya? ditampilkan Tari Golek Sekar Pudyastuti yang menggambarkan rasa syukur dan ungkapan kegembiraan seorang gadis remaja? sedang bersolek mempersiapkan kedewasaannya dan tari ini biasanya sering ditampilkan ketika menyambut kedatangan tamu-tamu agung ke Yogyakarta . Tari Pudyastuti dibawakan oleh ?kontingen Dinas Kebudayaan DIY. Kontingen Trah Puro Pakualaman Hudyana Jakarta menampilkan? Tari Bedoyo ?Catur Sagotro. Catur Sagotro yang berarti empat sedarah, yang menggambarkan dan memadukan nilai nilai kearifan dan adikarya budaya yang beraneka warna serta adiluhung dari? empat kraton yaitu Kaasultanan, Pakualaman, Kasunan dan Mangkunegaran. Kontingen Kabupaten Gunungkidul menampilkan Klenting Nggoling, tari ini menggamnbarkan Desir suara angin? menambahh indahnya alam di pegunungan Gunungkidul, air yang merupakan? sumber penghidupan sejauh apapun dan dimanapun akan tetap dicari karena sudah menjadi kebutuhan. ?Klenting sebagai piranti? ? Perawan untuk pengabdian, membawa tirta dari sendang ke rumah. Namun sekarang Klenting telah tergilas kemajuan jaman, klenting terabaikan/ terlupakan bahkan tercampakkan. Kontingen Kota Yogyakarta tak mau ketinggalan menampilkan tari ?Gumregah Tandang Gawe ? yang tak kalah? menariknya. Tari ini menggambarkan Pasar Beringharja yang merupakan salah satu ?dari 4 pilar ekonomi Jogja ?Catur Tunggal? Kraton, Alun-alun, Malioboro dan Beringharjo itu sendiri. Segala aktifitas ekonomi Jogja berpusat di sini yang memberi penghidupan dan menggerakkan roda ekonomi di seluruh jogja. Pasar ini? Tahun? 1758 dan tahun 1925 pasar ini diberinama Beringharjo oleh Sri Sultan HB IX.tari ini diilhami oleh gerak dan tandang gawene warga masyarakat di Beringharjo. Untuk Kontingen Kabupaten Sleman menampilkan Tari kidung Sembada Mahambara yang menggambarkan ?Kolaborasi dan kedinamisan masyarakat Kabupaten Sleman DIY yang kaya akan seni tradisional yang sangat merakyat. Tari ini gabungan dari tari jathilan, kubrosiswo, Trengganon dan badui? menjadi satu tari Kidung Sembada Mahambara. Kabuapaten Bantul menampilkan Sendratari Sunan Geseng. Sendratari ini diilhami atau menggambarkan seorang Tokoh Cakrajaya yang seorang santri dalam mencari ilmu agama yang hakiki ditempuh demi kebenaran sejati, dari ulama ke kyai satu ke yang lainnya. Pada akhirnya pilihan? hatinya membawa ke Wali yang bergelar Sunan Kali Jaga. Namun ternyata untuk dapatkan ilmunya tidak semudah yang dibayangkan dan diinginkan, berbagai cobaan dan rintangan maupun halanga harus dilalui? yang pada akhirnya harus dibakar di hutan jalasutra. Tetapi atas kehendak? Illahi yang maha Kuasa? dia ditengah api tetap bisa mengarungi kehidupannya. Maka akhirnya dia bergelarlah? menjadi Sunan Geseng. Dua Kontingen lainnya masing-masing Kabupaten Kulon Progo lebih menampilkan Peragaan ?Buasana ?Kraton Yogyakarta dan Kontingen? Dinas Kebudayaan 2 menampilkan prosesi Tedak Siten tradisi Kraton. Kirab dan Gelar Seni Budaya ke XVI Anjungan DIY di Taman Mini Indonesia mendaptakan? Apresiasi luar biasa dari pengunjung bahkan tamu? asing sangat antusias mengabadikan? event yang jarang? ditemuinya tersebut. Wakil Bupati Gunungkidul Dr.Drs.H.Himawan Wahyudi.MH. seusai? menyakasikan Kirab dan Gelar Seni Budaya Yogyakarta di Anjungan DIY Taman Mini Indonesia sehari penuh kepada reporter Jogjaprov dia mengapresiasi Gelar Seni Budaya tersebut dan dia berharap Gelar Budaya ini hendaknya bisa ditampilkan bukan hanya di anjungan DIY di TMII ini bisa kiranya di anjungan yang lain ?di TMII dengan cara menjalin kerjasama sehingga budaya kita? semakin dikenal daerah lain.(Krn) |