8th JIHW 2016, Jalan Kaki Sebagai Gaya Hidup
Rangkaian acara Jogja International Heritage Walk 2016 berakhir sudah. Bertempat di Bangsal Kepatihan Yogyakarta? Minggu (20/11) Wakil Gubernur DIY,? KGPAA Pakualam X menutup acara tersebut secara resmi dalam acara Farewell Dinner. Selain makan malam bersama dan beramah tamah dengan para peserta, pada acara tersebut juga diserahkan penghargaan berupa medali bagi peserta yang dapat menyelesaikan jarak 20 km selama 2 hari.
Jogja International Heritage sendiri merupakan kegiatan jalan kaki tahunan berskala internasional yang diadakan oleh Jogja Walking Association. Tahun ini merupakan pelaksanaan yang ke-8. Acara ini selain mengusung konsep kesehatan, juga mengusung tema penghijauan, pendidikan, komunikasi, pariwisata, dan ekonomi, sesuai dengan mottonya : "Walk for Green and Community." JIHW secara resmi dikukuhkan sebagai anggota ke 27 Liga Jalan Kaki Dunia (International Marching League) pada 7 Mei 2013 di Chantonnay, Prancis. Dengan demikian Indonesia satu-satunya negara di ASEAN menjadi anggota dari IML. JIHW juga secara resmi diterima sebagai anggota International Federation of Sports Populer (IVV) yang akan menangani triathlon di bulan November 2018.
Untuk tahun ini rangkaian acara JIHW, telah berlangsung pada 19 November 2016, di Prambanan dan 20 November 2016 di Imogiri. Jogja International Heritage Walk hari pertama menempuh rute kawasan di sekitar Candi Prambanan serta menempuh jarak 5, 10, dan 20 km. Selain peserta asing, hadir pula peserta jalan kaki profesional, komunitas jantung sehat Indonesia, perwakilan komunitas dari dalam dan luar DIY, serta kelompok pejalan kaki umum. Diperkirakan lebih dari 3000 peserta mengikuti JIHW di Prambanan.
Hari kedua di Imogiri menempuh jarak 2,12 dan 20 km dengan start dan finish di Lapangan Selopamioro. Selain peserta internasional yang mencapai lebih dari 350 peserta dari 28 negara, adanya peserta jalan kaki profesional, perwakilan komunitas, serta warga setempat turut memeriahkan acara ini. Dipekirakan lebih dari 3.500 peserta mengikuti JIHW 2016 di Imogiri.
Negara Eropa dan Asia Pan Pasific yang turut berpartisipasi antara lain, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Thailand, Belanda, Australia, Swedia, Norwegia, Inggris, Jerman, Italia, Afrika Selatan, Denmark, Taiwan, Amerika Serikat, Belgia, Swiss, Ceko, Perancis, Finlandia, Luxemburg, dan Austria.
Gubernur DIY dalam sambutan yang dibacakan oleh? Wagub DIY beharap agar dengan dilaksanakannya 8th Jogja International Heritage Walk di Yogyakarta ini, dapat memberikan manfaat-manfaat dalam dunia pariwisata. Dan agar melalui forum ini, para utusan dan delegasi dari negara sahabat dapat bersama-sama mengembangkan industri pariwisata yang ramah lingkungan serta mendorong persahabatan diantara masing-masing negara.
Acara jamuan makan malam yang turut dihadiri oleh Mr. Pieter Norro, IML Representative; Mr. Takashi Fujimoto, AVV Representative dan Mr. Koji Age, YS Tech President, diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta dari dalam negeri dan delegasi dari negara asing dengan Wagub DIY. (nier)
Wagub DIY Buka HotRod Weekend Party 2016Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X membuka acara kontes HotRod Weekend Party tahun 2016 pada Sabtu (19/11) di Jogja Expo Center (JEC). Acara ini diselenggarakan selama 2 hari dari tanggal19-20 November 2016. Hot Rod Weekend Party merupakan kontes mobil dan motor klasik Amerika ke- 2 yang tahun ini akan dipajang sebanyak 75 mobil dan 20 motor keluaran pabrikan Amerika, khususnya produksi tahun 1930-an.Terselenggaranya acara ini tidak terlepas dari peran Hotroders Yogyakarta yang mengatas namakan dirinya sebagai ?Hotrodiningrat?. Pecinta hotrod dari Sumatera, Bali, Bandung, dan Jakarta akan berkumpul selama 2 hari di acara HotRod Weekend Party ini. Selain itu event ini juga dimeriahkan dengan beberapa komunitas dan acara lainnya seperti Lowrider, Pedal Car, Diecast, Pinstriping, Pin Up Girls, Exhibition Local Builder, Barbeque, Junkyard, Barbershop dan penampilan band Rockabilly dari Bali. Ketua Komunitas Hotrodiningrat, Arief Van Jamil menambahkan Hotrod Weekend Partybukan hanya ajang? kontes tetapi mengumpulkan para pecinta mobil klasik yang bisa membangun Jogja sebagai kota budaya dan seni yang dapat meningkatkan kreatifitas, sehingga otomotif di Indonesia semakin hidup dengan segmen-segmen tertentu. Wakil Gubernur DIY berharap tahun depan event ini lebih di apresiasi oleh masyarakat, yang mana mobil klasik memiliki kebutuhan khusus dalam perawatannya yang terkadang memiliki kendala di masalah mesin dan hal tersebut sudah menyatu dengan kolektor mobil klasik. (hrd) Wagub DIY Buka Pasar Malam Perayaan Sekaten Tahun 2016Pembukaan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) Tahun Je 1950/ 1438 H/ 2016. M. telah resmi dibuka oleh Wakil Gubernur ?DIY,? Paku Alam X, yang di dampingi oleh GKBRAy ??Paku Alam X. Bertempat di Alun alun Utara Yogyakarta, pada hari Jum'at ( 18/11) Pembukaan Sekaten ditandai dengan pemukulan Kenong Sekaten.Oleh Wakil Gubernur DIY didampingi Plt Walikota Yogyakarta. Kali ini PMPS mengangkat? tema ?Harmoni Budaya Religi dan Ekonomi untuk Jogja yang Istimewa?. Sekaten telah menyatu dengan budaya dan tradisi masyarakat Yogyakarta dengan? senantiasa mengupayakan? bersinerginya unsur religi, budaya, hiburan dan ekonomi, serta mengedepankan isi utamanya dalam rangka syiar islam yang dikemas dalam bentuk keramaian menyambut peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. Peristiwa Sekaten masih menjiwai masyarakat Jogja yang konsisten setiap menjelang peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dimulai dengan keluarnya 2 perangkat gamelan yang dibunyikan sampai 7 hari berturut-turut di Masjid Agung Yogyakarta sampai tanggal, 11 Maulud malam dilanjut kondhur Gongso kedalam Keraton. Dalam sambutanya Gubernur DIY, yang dibacakan oleh Wagub DIY ??Paku Alam IX memaparkan bahwa, Sekaten merupakan kebudayaan yang lahir dan tumbuh berkembang atas dasar inspirasi Islam yang mengandung nilai-nilai spiritual keagamaan. Peristiwa Sekaten mengandung dua makna, yaitu peristiwa budaya yang dimulai saat Sunan Kalijaga mengumpulkan masyarakat dengan membunyikan gamelan di halaman masjid besar, setelah warga berkumpul Sunan Kalijaga berdakwah tentang ajaran islam, sedangkan makna pariwisata Sekaten dapat menjadi daya tarik pariwisata Yogyakarta. Pada acara ini turut dihadiri Plt Walikota Yogyakarta, Forum Koordinasi Pimpinan DIY. Serta SKPD Lingkungan Pemda Kota Yogyakarta, Sekaten ini akan berlangsung selama 24 hari mulai tanggal, 18 November-11 Desember 2016. (hrd/dew) Rakordal Triwulan III PEMDA DIYDalam menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama di Yogyakarta dibutuhkan jiwa intrepreneurship di berbagai bidang. Dalam hal ini diperlukan pemikiran yang tidak hanya berbicara secara lokal, namun harus berskala internasional. Demikian Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X pada dialog interaktif di Inna Garuda Selasa, (15/11). Dalam konteks ini para birokrat perlu adanya pelatihan interprenuership dan tidak hanya paham mengenai leadership saja. Bagaimana DIY bisa menahan wisatawan dengan berbagai obyek wisata yang menarik untuk tinggal lebih lama di Yogyakarta sehingga akan lebih mendorong berkembangnya kegiatan di berbagai sektor, tandasnya. Kegiatan dialog interaktif yang diusung dalam Rakor Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan III tahun 2016 ini menghadirkan nara sumber? selain Gubernur DIY? juga Wagub DIY, Paku Alam X; Wakil Ketua DPRD DIY, Arif Noor Hartanto; Kepala Bappeda serta Sekda DIY dengan pembahas? Indra Wicaksono.Adapun tema yang diusung adalah : Bandara Baru di Kulon Progo Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Dalam kesempatan tersebut diserahkan pula rapor Tri wulan III untuk setiap SKPD DIY. Adapun Hasil Kinerja Terbaik Eselon II adalah? Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sedangkan menduduki peringkat terbawah adalah dari Biro Administrasi Perekonomian Setda DIY. Sedangkan Untuk Kinerja Eselon III peringkat terbaik diperoleh Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna dan terendah oleh Sekretariat Parampara Praja. Hadir pula dalam kesempatan tersebut adalah para Bupati/Wali Kota se DIY UNTUK menandatangani Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilakukan oleh Gubernur DIY selaku Pihak Pertama dengan Pihak Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kota Yogyakarta. Maksud kesepakatan bersama ini adalah untuk bersinergi dalam rangka mengintegrasikan data pembangunan daerah antara para pihak tersebut,? yang bertujuan untuk mewujudkan ketersediaan data pembangunan DIY yang terintegrasi, akurat, mutakhir, lengkap dan akuntabel. (teb) Dialog Budaya dan Gelar Seni ?Yogya Semesta"Dialog Budaya dan Gelar Seni ?Yogya Semesta? Seri-92 yang kerjasama dengan Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (PaTrah ? PaDi) dengan mengangkat topic tentang ?Aktualisas iSemangat Kejuangan Pangeran Diponegoro? yang dilaksanakan pada Selasa Wage Malam (15/11) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta. Dihadiri oleh trah dari beberapa cabang Keluarga Diponegoro. Dialog ini merupakan acara peringatan Hari Lahir Pangeran Diponegoro ke-231 dan acara berkala yang diselenggarakan rutin dengan menghadirkan 3 narasumber, yaitu Dr.Peter Brian Ramsey Carey (Pengarang dan Pengaja Sejarah Universitas Oxford Inggris, Pemerhati Sejarah Jawa, khususnya Penulis Sejarah Diponegoro, yang kini Mengajar di UI Jakarta), KH. Muhammad Jazir ASP (Ketua Takmir Masjid Joglokaryan dan Pemerhati Sejarah Jawa, khususnya Sejarah Keraton Yogyakarta), dan Drs.Manu-Padmadipura Wangsawikrama (Pakar Fisiologi Jawa Kuna dan Staf Pengajar FakultasIlmu Budaya UGM). Acara yang diawali dengan pemotongan tumpeng oleh Sunaryadi. Maksud dan tujuan dilaksanakannya acara ini adalah untuk meneladani dan mengaktualisasikan semangat perjuangan Diponegoro di jaman Kltidh, masa tidh-tidh yang penuh dengan ketidakpastian sekarang ini, disampaikan oleh perwakilan PaTrah PaDi. ?Bisa membangkitkan semangat dan menumbuhkan rasa memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia?, tutur Beliau dalam sambutanya. Dialog dalam bentuk talkshow dimoderator oleh Hari Dendi bersama Martha Sasongko. Gelar Seni oleh Pusat olah tari dan bahasa ?Retno Aji Mataram? dpp. Dr. KRT. Sunaryadi Maharsiworo, SST, MSn berupa kolaborasi lelangen beksan ?Diponegoro? serta pagelaran Wayang Kulit Ringkes Diponegaran Lakon ?Bedah Tegalrejo? oleh dalang Ki Catur ?Benyek? Kuncoro, S,Sn diiringi Karawitan Komunitas Seni ?Kecubung Sakti? Bantul. Lakon ini menggambarkan perintah Residen Smissaeret untuk memasang anjir (Pathok) yang melintas di tanah Tegalrejo, telah memicu kemarahan Pangeran Diponegoro. Kemudian, memerintahkan rakyatnya untuk mencabutnya dan menggantinya dengan tombak sebagai pernyataan perang. Keadaan semakin memanas ketika Asisten Chevallier beserta anak buahnya menyerang kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Insiden Bongkar-Pasang Pathokitu menjadi titik awal konflik yang memicu pecahnya perang Diponegoro, perang besar yang hampir membangkrutkan pemerintah negeri Belanda. (id/gap) |