Panitia Peringatan Hari Ibu Audiensi Dengan GKR Hemas
Sebagai bagian dari rangkaian acara Peringatan Hari Ibu 2016 maka pada, Senin (21/11), panitia Peringatan Hari Ibu yang dipimpin oleh Ny.Agnes Paulus? melakukan audiensi dengan GKR Hemas.
Kegiatan audiensi bertempat di Gedung DPD DIY, Jl Kusumanegara Yogyakarta. Ada beberapa kegiatan yang disampaikan kepada GKR Hemas dalam acara tersebut,baik yang telah selesai dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang telah selesai dilaksanakan antara lain kegiatan cek darah gratis untuk mengetahui kadar kolesterol dan asam urat. Kegiatan tersebut telah diikuti sekitar 180 orang, yang merupakan anggota dari 5 komponen organisasi wanita di DIY yaitu : Bhayangkari Daerah DIY, TP PKK DIY, BKOW DIY, Dharma Pertiwi DIY dan Dharma Wanita Persatuan DIY.
Kemudian mengenai kegiatan sarasehan entrepeneurship yang dimaksudkan untuk mendorong? jiwa wirausaha dikalangan ibu-ibu dengan menghadirkan pemilik usaha Gendhis Bag. Acara tersebut telah? dihadiri oleh sekitar 100 orang ibu anggota 5 komponen.Disamping itu juga kegiatan ??bakti sosial untuk kaum dhuafa, berupa pembagian voucher makan gratis untuk kaum dhuafa yang bertempat di Parkir Abubakar Ali.
Panitia akan melaksanakan Kegiatan Bakti Sosial, pemberian sembako pada Buruh Gendong dan Penyapu Jalan Malioboro, rencana penyerahannya? bertempat di Bangsal Wiyoto Projo, pada 28 November 2016. Dan Dialog Interaktif di TVRI ?tanggal 30 November 2016 ,pukul 18.00 WIB. Pada 2 Desember 2016 ada senam massal, lomba senam maumere serta ?bazaar yang bertempat di GOR Amongrogo.
Puncak acara Hari Ibu akan dilaksanakan pada 22 Desember 2016 akan dilaksanakan di Bangsal Kepatihan Yogyakarta.
Selain meminta masukan, saran, dan bantuan dari GKR Hemas, panitia juga mengharapkan kehadiran beliau pada puncak peringatan Hari Ibu. GKBRAy A. Pakualam X selaku penasihat dan Haryanta, SH selaku Kepala Biro Umum dan Protokol Setda DIY juga turut hadir dalam acara ini. (nier)
GKR Mangkubumi Tanam Tebu Rakyat Lahan Kering ?Gandeng Gerbong?Sistem tanam tebu rakyat? ?gandeng gerbong? merupakan system tanam tebu yang dikembangkan di lahan kering di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta .? Adapun system ini dikembangkan bertujuan agar tunas dapat? tumbuh dengan baik. Program ini di kembangkan di wilayah Gunungkidul dalam rangka? untuk mewujudkan swasembada gula bagi DIY,serta sebagai salah satu penunjang ketahanan pangan. Hal ini sangat beralasan karena menurut Ketua Koperasi Tebu Rakyat Argo Manis Kabupaten Gunungkidul Suwardiyono bahwa pengembangan tanaman tebu rakyat dilahan kering Wilayah Kabupaten Gunungkidul yang dimulai sejak tahun 2011 dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan. Menurut Suwardiyono Tanaman tebu di Gunungkidul tahun 2011 hanya 100 hektar dan hanya dibeberapa kecamatan saja, tetapi saat ini? telah hampir merata di 15 Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul dengan luasan mencapai 600 hektar, dan hasilnya rata-rata mencapai 19 ton/hektar. Demikian disampaikan Ketua Koperasi Tebu Rakyat Kabupaten Gunungkidul Suwardiyono seusai menandamping GKR Mangkubumi pada penanaman tebu Rakyat lahan kering di Dusun Pak Wungu, Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul tadi pagi ( Senin,21/11) yang dihadiri Staf Ahli Bupati Gunungkidul? Dra. Siwi? Irianti.MSi, Komisaris? PT Madubaru, Kepala Bidang Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian DIY Ir.Suparjiyem.MP. Sementara itu Bupati Gunungkidul? Hj.Badingah.S.Sos melalui sambutan tertuloisnya yang disampaikan? Staf Ahli Bupati Gunungkidul Dra. Siwi? Irianti.MSi menyatakan bahwa Wilayah Kabupaten Gunungkidul yang merupakan Kabupaten terluas di bandingkan dengan Kabupaten Kota se DIY sangat cocok untuk pengembangan tebu rakyat lahan kering mengingat wilayahnya berbukit dan kurang air juga masih banyak lahan yang belum digarap masyarakat.?? Oleh karena itu pengembangan? tebu rakyat lahan kering dilahan tidak digarap untuk pertanian diharapkan dapat menambah nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Naruhadi? (59)? Warga Pak Wungu,Sumberwungu,Tepus,Gunungkidul yang merupakan salah satu Penanam tebu lahan Kering? di sela-sela menyambut kunjungan kerja GKR Mangkubumi kepada reporter jogjaprov.go.id menyampaikan apresiasinya dan menyambut baik adanya program tanam tebu lahan kering? di wilayah ini oleh pemerintah. Karena sebagai manusia biasa semakin tua semakin tidak mempunya kemampuan tenaga kalau untuk berolah tani secara terus menerus. Sebab berolah tani secara umum membutuhkan tenaga sejak ?dari mengolah, merawat, memetik dan membawa pulang hasilnya? semakin lama semakin tidak kuat. Tetapi kalau ditanam tebu menurut Naruhadi hanya? menanam dan merawat , mengolah dengan tractor dan panen tenaganya sudah dari pabrik. ?Saya kan semakin tua, anak-anak untuk bertani sudah tidak mau/ sulit? bercocok tanam mas , kalau tidak ditanami tebu terus siapa yang mengolah saya saudah tidak rosa ?tandas nya. Ketika ditanya? apakah ditanam tebu lebih menguntungkan dari pada ditanam tumpangsari (padi gogo,kacang dan ketela pohong)? Dia mengatakan lebih untung tanam tebu, karena kalau ditanam tebu benih, pengoalahan tanah dan panen oleh perusahaan, kita hanya merawat/menyiangi saja dan untuk awal 90 hari pertama sejak tanam bisa ditanam kacang tanah dan tidak mengganggu tanaman tebu. Kalau kondisinya banyak panah rendemen nya sangat tinggi perhektarnya mampu mencapai 19 ton/ha. Sedangkan tanaman pertanian tumpang sari tidak mencapai sebanyak itu. Tanam tebu bersama dalam rangka pengembangan? areal Tebu di wilayah Kabupaten Gunungkidul diawali oleh GKR Mangkubumi selanjutnya diikuti Kepala Bidang Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian DIY Ir.Suparjiyem.MP.? mewakili Wakil Gubernur DIY Paku Alam X,jajaran Pejabat PT Madubaru, Staf Ahli Bupati bidang Perekonomian dan Keuangan Kabupaten Gunungkidul dan Ketua Koperasi Tebu Rakyat Lahan Kering Kabupaten Gunungkidul juga dimeriahkan dengan tari? Nawung Sekar oleh anak Gunungkidul.(krn) Wagub DIY Resmikan ?Rumah Ramah Hukum?Peluncuran Inovasi Pelayanan Publik dilingkungan Kejaksaan Tinggi DIY diharapkan bukan hanya sukses dalam peresmian acaranya saja, tetapi menandai bangkitnya gerakan pencegahan dan pemberantasan korupsi, serta pemberantasan pungutan liar. Didukung dengan inovasi pelayanan publik yang akuntable disemua jajaran Kejaksaan di seluruh DIY. Demikian sambutan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X dalam Peresmian Peluncuran Inovasi Pelayanan Publik ?Rumah Ramah Hukum? di Kejaksaan Tinggi DIY, Jl. Sukonandi No. 4, Yogyakarta. Lebih lanjut Wakil Gubernur menjelaskan bahwa, hari ini dapat dijadikan momentum kebangkitan gerakan masyarakat anti korupsi di semua lini kehidupan. Semua adalah rangkaian upaya terpadu guna meningkatkan citra, harkat dan martabat bangsa ini di kancah pergaulan bangsa-bangsa. Sementara Kepala Kejaksaan Tinggi DIY, Tony T. Spontana, SH. M,Hum. Dalam laporannya menyatakan bahwa, tujuan Peluncuran Inovasi Pelayanan Publik adalah untuk mewujudkan Kejaksaan Tinggi DIY sebagai instansi yang dipercaya oleh masyarakat luas, baik sesama instansi pemerintah maupun masyarakat pada umumnya, sebagai institusi yang melaksanakan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. Rumah Ramah Hukum ini akan melakukan penegakan hukum berbasis pelayanan. Dengan sasaran melayani semua lapisan masyarakat di seluruh wilayah hukum Kejaksaan Tinggi DIY, di 5 Kabupaten/ Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul serta Instansi pemerintah yang ingin berkerjasama dengan Kejaksaan Tinggi DIY. Fasilitas yang diberikan pun berupa layanan informasi publik, layanan hukum gratis, layanan pengaduan masyarakat, jaksa pengacara negara (JPN), mobil layanan antar barang bukti, tim pengawalan dan pengamanan pemerintah dan pembangunan daerah (TP4D), desk kajian kebijakan daerah (DKKD), jaksa ojek (Jakjek), tilang online, izin kunjungan tahanan online dan mobil layanan hukum keliling. Turut hadir Ketua DPRD DIY,dan Instansi terkait? Pemda ?Kabupaten/Kota se- DIY. (rsy) Talkshow DI RBTV Tentang Pengembangan Angkutan Perkotaan Di DIYPemda DIY melaksanakan Talkshow di RBTV dengan tema ?Rencana Pengembangan Angkutan Perkotaan di Yogyakarta? pada? Senin (21/11) pukul 15.30 WIB. Talkshow tersebut dihadiri oleh Ir.Gatot Saptadi? sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Ir.Sigit Haryanta, MT sebagai Kepala Dinas perhubungan DIY dan Agus Andriyanto dari DPD Organda DIY. Sesuai dengan UU No.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Pemerintah bertanggung jawab dan wajib menyediakan layanan angkutan umum bagi masyarakatnya. Pemda DIY berencana untuk mengembangkan Angkutan Umum di Yogyakarta, sebagai konsep mengalihkan kebiasaan warga yang menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan angkutan massal. Dengan demikian diharapkan kemacetan lalu lintas di Yogyakarta dapat berkurang. Pelayanan angkutan ini diharapkan dapat menjangkau para pelajar, pekerja kantoran, hingga wisatawan. Ir, Sigit Haryanta MT, mengatakan, saat ini terbatasnya layanan Angkutan Trans Jogja yang hanya 8 koridor dengan 74 Bus, nantinya akan dikembangkan menjadi 17 koridor dengan 124 bus. Dengan memperbanyak koridor dan jumlah bus, nantinya akan menjangkau lokasi-lokasi yang selama ini belum terjangkau oleh angkutan kota atau Trans Jogja. Penambahan ini akan resmi dioperasikan pada April 2017 mendatang. Selain Trans Jogja, Pemda DIY juga telah memiliki AKDP sebagai angkutan pedesaan, nantinya ditargetkan akan adanya angkutan atau interkoneksi yang menghubungkan antara AKDP dan Trans Jogja, Hal ini berguna untuk menghubungkan titik-titik transportasi umum yang terputus agar dapat dijangkau semua lokasi. ?Sistem pembayaran Trans Jogja dengan angkutan Interkoneksi nantinya berbeda, jika di Trans Jogja dibayar melalui pembayaran di halte atau e-money, namun pembayaran angkutan Interkoneksi akan dilakukan diatas bus sehingga halte hanya berfungsi sebagai naik turunnya penumpang.? tutupnya. (fy/hrd) Peringatan Hari AKSARA Internasional ke-51 DIY 2016Makna terdalam dari peringatan Hari Aksara Internasional adalah seberapa jauh kita sebagai bangsa baik pemerintah maupun masyarakat pada umumnya bertekad dan berikhtiar secara berkelanjutan untuk menuntaskan saudara-saudara kita yang masih buta Aksara. Demikian sambutan tertulis Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X yang di bacakan oleh Endar Susilowati, SH selaku staf ahli Gubernur? Bidang Hukum, Pemerintah dan Politik Pemda DIY. Lebih lanjut ?Gubernur menjelaskan bahwa, tidak pernah ada kehidupan yang cerdas ditengah bangsa yang tidak mengenal Aksara. Pada gilirannya, kondisi seperti itupun tidak pernah mampu menghadirkan kehidupan yang sejahtera. Untuk itulah peringatan Hari Aksara Internasional ini memiliki arti penting. Sebab Aksara merupakan perwujudan salah satu amanat yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara Kepala Dinas DIKPORA, Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji dalam laporannya menyatakan bahwa tujuan diadakannya Peringatan Hari Aksara adalah sebagai motivasi untuk pembangunan yang lebih bermanfaat. ?Lembaga PKBM Untuk ?DIY berjumlah ?217 lembaga, lembaga tersebut yang sudah terakreditasi sekitar 60 lembaga. Yang sudah dinilai kinerjanya 15 lembaga, kemudian yang dinilai kinerjanya dan mendapatkan nilai Terakreditasi A, satu-satunya di DIY adalah PKBM Mandiri Bantul?, ungkap Ketua PKBM Bantul, Yuli Sutanta. Untuk memotivasi penyelenggara, tutor dan peserta didik agar semangat dalam pembelajaran, Dinas DIKPORA DIY menyelenggarakan kegiatan lomba antara lain Lomba Tutor Paket A, B, dan C, Lomba Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan, Lomba Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan, Lomba Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan Lomba Cerdas Cermat (LCC) Paket A,B dan C. Acara Peringatan Hari Aksara Interasional ke-51 yang bertema ?Keberaksaraan untuk kehidupan yang bermartabat menuju masyarakat Jogja Istimewa? ini dilaksanakan di Gedung Sasana Among Raga Yogyakarta juga di ikuti dengan pameran dari Rumpin Mata Aksara, Forum PKBM Kota Yogyakarta, Forum PKBM Bantul, Forum PKBM Gunung Kidul, Forum PKBM Sleman, Warlami dan Forum PKBM Kulon Progo. Turut hadir dalam acara ini, Ibu GKBRAy?? Paku Alam X, para tutor penyelenggara Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan peserta didik pendidikan keaksaraan yang berasal dari seluruh Kabupaten dan Kota se-DIY. (rsy) |