Gubernur DIY Lantik Pejabat Eselon II
Bertempat di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, melantik sekaligus mengambil Sumpah Pejabat Eselon II, dilingkungan Pemda DIY, Rabu (13/7).
Dalam sambutanya Gubernur DIY mengatakan, berlangsungnya regenerasi kepemimpinan yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama berdasarkan Undang-Undang Nomer 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), Undang-Undang ASN memiliki makna ganda, selain merupakan lanjutan tongkat estafet kepemimpinan, juga sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi.
Hal tersebut akan menjalin kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan terus berlangsung, yang akan memberikan kesempatan bagi yang berprestasi untuk menunjukan kemampuanya, jangan sampai terjadi mereka yang memiliki kapabilitas tak dapat dipromosikan hanya karena sistemnya tidak mendukung, bagi yang dilantik mereka bukanlah sekedar seorang Kepala Kantor, tetapi juga seorang Pemimpin sekaligus Manager, kepemimpinan berhubungan dengan efektifitas, dan managemen dengan efisiensi, Pemimpin mengembangkan filosofi, visi, sistem nilai pencapaian tujuan.
Rekruitmen ini adalah yang pertama kali melalui seleksi Komisi ASN, yang prosesnya tidak jauh berbeda dengan fit and proper test oleh Baperjakat., keduanya sama-sama menghasilkan pejabat struktural yang terbaik atas dasar meritokrasi dengan pertimbangan kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan.
Sementara Pejabat Eselon II yang dilantik dan diambil sumpahnya adalah. Ir. R.Hananto Hadi Purnomo, M.Si sebagai Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, ?Drs. Krido Suprayitno, SE. M.Si sebagai Kepala BPBD DIY,? Drs. Tri Saktiyana, M.Si sebagai Kepala Dinas Koperasi,Usaha Mikro, Kecil dan Menengah DIY, drg, Pembayun Setyaning Astutie, M.Kes menjabat Kepala Dinas Kesehatan DIY, Ir. Rony Primanto Hari, MT menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Drs, Bayu Haryana, M.Si sebagai Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, Ir. Sugeng Purwanta, MMA menjabat Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekda DIY, Singgih Raharjo, SH. M.Ed sebagai wakil Kepala Dinas Kebudayaan DIY, dr. Etty Kumolowati, M.Kes menjabat Direktur RS Jiwa Ghrasia DIY, dan pejabat yang dilantik mengenakan pakaian jawa.
Hadir pada pelantikan ini, ?Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, Wakil Ketua DPRD DIY, Jajaran Forkompimda DIY, Perwakilan BI dan OJK DIY, Bupati dan Walikota se DIY, Pimpinan SKPD DIY dan pejabat vertikal,
?Khusus Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, karena tugasnya adalah menegakan dua pilar penyangga status keistimewaan DIY, bersama tiga pilar utama lainya, tanah selain memiliki? fungsi ekonomis, juga berfungsi sosial, ?karena perlu pengaturan oleh Negara secara ketat tentang kepemilikan, penataan dan pemanfaatannya? pesan Sultan.
Demikian pula dilakukan penanda tanganan pakta integritas oleh pejabat baru, sesuai pasal118 Undang- Undang Nomer 5 Tahun 2014 tentang ASN, apabila tidak dapat memenuhi target tertentu sesuai perjanjian kinerja yang sudah disepakati, maka pejabat yang bersangkutan siap dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kopetensi yang dimiliki, siap ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah sesuai dengan kepatuhan peraturan per undang-undangan, dilanjutkan pemberian selamat yang diawali oleh Gubernur DIY dan diikuti pejabat yang lain.(ip)
Gubernur DIY Gelar Open House dan Syawalan dengan MasyarakatHari Raya Idul Fitri merupakan momentum istimewa yang selalu dimanfaatkan untuk saling bermaafan, melebur kesalahan, berkumpul, serta memperkuat ikatan silaturahim antar sanak famili, kawan maupun kolega. Dalam masyarakat kita, Lebaran juga identik dengan tradisi halal bi halal dan penyelenggaraan open house oleh para pejabat dan tokoh masyarakat. Tak terkecuali Gubernur DIY. Pada Lebaran tahun ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menggelar open house, yang dilaksanakan bertepatan dengan hari pertama masuk bagi PNS setelah libur Hari Raya Idul Fitri dan Cuti Bersama, Senin (11/07/2016). Open house bertempat di Bangsal Kepatihan, dan terbuka bagi semua kalangan, termasuk PNS, awak media, wisatawan, dan masyarakat umum lainnya. Sejak pagi, warga sudah mulai berduyun-duyun memasuki Kompleks Kepatihan. Bahkan ada yang sengaja datang rombongan dalam satu bus, demi bisa mengikuti agenda yang rutin dilaksanakan oleh Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Yogyakarta ini. Tepat pukul 09.00 WIB, Hamengku Buwono X dengan didampingi GKR Hemas memasuki Bangsal Kepatihan. Kemudian disusul oleh Wakil Gubernur, Paku Alam X beserta istri. Dengan wajah yang selalu dihiasi senyum, mereka menyalami satu per satu tamu dengan penuh suka cita dan keramahan. Para tamu yang jumlahnya ribuan pun dengan sabar mengantri, menunggu giliran untuk dapat berjabat tangan dengan Gubernur dan Wakil Gubernur. Seusai bersalaman, para tamu disediakan berbagai sajian makanan dan minuman, mulai dari aneka jenang, bakso, soto, bakmi Jawa, hingga nasi liwet khas Solo. ?Open house Gubernur Jogja ini sungguh istimewa, karena di sini Gubernur sekaligus sebagai Raja Kraton. Cuma di Jogja ini, warga biasa diperbolehkan bertemu dan bersalaman dengan Raja. Di Kalimantan sana tidak bisa?. Demikian disampaikan salah satu tamu open house, Adi Sayekti, S.IP yang sengaja mengundur kepulangannya ke Seruyan Hulu, Kalimantan Tengah, agar dapat mengikuti acara open house ini. Adi Sayekti sendiri merupakan warga asli Yogyakarta, namun sejak 2011 bermukim di pelosok Kalimantan Timur, dan berprofesi sebagai tenaga pengajar di sana. Setiap Hari Raya Idul Fitri, dia selalu mudik ke Yogyakarta, dan setiap kali itu pula selalu mengikuti acara open house yang digelar oleh Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. ?Sangat senang, tahun depan saya akan datang lagi,? imbuhnya. Kegiatan open house tahun ini berjalan dengan lancar dan lebih tertib dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Semua berkat kesiapan panitia penyelenggara dan juga kesigapan petugas keamanan, yang berasal dari unsur Kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Paksikaton. Para tamu juga terlihat sangat puas dapat bertatap muka langsung serta bersalaman dengan para pemimpin mereka. Sementara itu, kegiatan safari syawalan Gubernur DIY Tahun 2016 dijadwalkan sebagai berikut: 1. Syawalan Gubernur dengan FKPD, Anggota DPRD, Pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah DIY dan Instansi Vertikal, serta Pengusaha akan dilaksanakan pada Rabu 13 Juli 2016. 2. Syawalan Gubernur dengan Abdi Dalem akan dilaksanakan pada Kamis, 14 Juli 2016. 3. Syawalan Gubernur dengan Pejabat, Aparat dan Masyarakat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, akan dilaksanakan pada Senin 18 Juli 2016. 4. Syawalan Gubernur dengan Pejabat, Aparat dan Masyarakat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, akan dilaksanakan pada Selasa 19 Juli 2016. 5. Syawalan Gubernur dengan Pejabat, Aparat dan Masyarakat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman, akan dilaksanakan pada Senin 26 Juli 2016. 6. Syawalan Gubernur dengan Pejabat, Aparat dan Masyarakat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, akan dilaksanakan pada Kamis 28 Juli 2016. 7. Syawalan Gubernur dengan Pejabat, Aparat dan Masyarakat di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, akan dilaksanakan pada Selasa 2 Agustus 2016. (Rn) Grebeg Syawal 1437 H di Kepatihan YogyakartaSalah satu tradisi yang terus dilaksanakan oleh Keraton Yogyakarta dalam menyambut idul Fitri adalah dengan menyelenggarakan upacara tradisi Grebeg Syawal selain Grebeg Maulud yang dilaksanakan pada peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW serta Grebeg Besar pada Hari Raya Idul Adha. Perayaan ini ditandai dengan diaraknya tujuh buah gunungan yang terbuat dari aneka macam sayuran seperti : cabe, kacang panjang, beras, telur dan hasil bumi lainnya. Ketujuh buah gunungan itu diperebutkan di tiga tempat. Sebanyak lima gunungan diperebutkan di halaman Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Satu buah gunungan dibawa menuju Kadipaten Puro Pakualaman. Satu gunungan lagi dibawa menuju kompleks Kantor Gubernur DIY di Kepatihan. Gunungan diserahkan oleh KRT. Widyo Condro Ismoyoningrat dan diterima oleh Asisten Keistimewaan DIY Dr. Ir. Didik Purwadi, MEc mewakili.Sekretaris Daerah DIY. Dalam kesempatan tersebut Condro Ismoyoningrat menyampaiakan salam dari Kraton dan mohon doa untuk kesehatan dan kesejahteraan raja beserta garwa, putra dan wayah serta para punggawa dalem. Sementara itu dalam Asisten Keistimewaan DIY menyampaikan salam dan mendoakan , semoga raja, isteri, anak serta cucu dan para saudara dan juga para kawulanya dalam keadaan sehat selalu dandijauhkan dari mara bahaya. Setelah pembacaan doa yang dipimpin oleh Iswantoro, SH.Mkes. gunungan lanang tersebut diusung menuju lapangan depan masjid Sulthoni di Kepatihan untuk diperebutkan oleh masyarakat maupun wisatawan yang hadir untuk menyaksikan tradisi ini. Dalam tempo sekejap gunungan yang semula indah berhiaskan aneka sayuran tersebut, hanya tersisa kerangkanya saja. Upacara Grebeg ini pertama kali diperkenalkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I saat keluar istana membagikan gunungan kepada rakyatnya. Kemudian upacara tersebut dilangsungkan turun temurun sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT dan Hajad Dalem atau sedekah serta kedermawanan Sultan kepada rakyatnya. (teb) Grebeg Syawal 1437 di Puro PakualamanPemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1437 H jatuh pada hari Rabu 6 Juli 2016, dan kebanyakan masyarakat kita pun merayakan Idul Fitri pada hari dan tanggal yang sama. Namun sedikit berbeda halnya dengan Kraton Yogyakarta. Sesuai dengan kalender Jawa milik Kraton yang disebut Sultan Agungan, 1 Syawal 1437 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 7 Juli 2016 Masehi. Artinya, Kraton Yogyakarta baru akan ber-Lebaran atau merayakan Idul Fitri 1437 H pada hari Kamis 7 Juli 2016. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pada Perayaan Idul Fitri kali ini Kraton Yogyakarta menggelar tradisi Grebeg Syawal, yang disimbolisasikan dengan membuat 7 (tujuh) gunungan yang berisi aneka ragam sayur dan hasil bumi. Gunungan diarak oleh para abdi dalem dan diperebutkan oleh masyarakat luas, sebagai salah satu wujud Hajad Dalem atau sedekah Sultan kepada rakyatnya. Dari ketujuh gunungan tersebut, satu gunungan dibawa ke Kadipaten Puro Pakualaman, satunya lagi dibawa ke Kepatihan, sedangkan lima lainnya diperebutkan masyarakat di halaman Masjid Gede Kauman. Perayaan Grebeg Syawal dan Penerimaan Gunungan di Kadipaten Puro Pakualaman pada Kamis (07/07/2016) berlangsung semarak. Tepat pukul 11.30 WIB, satu gunungan tiba Puro Pakualaman, dengan dikawal oleh Prajurit Lombok Abang dan Bregodo Plangkir. Dua ekor gajah dari Kebun Binatang Gembira Loka turut serta dalam iring-iringan, membuat suasana semakin meriah. Ratusan masyarakat yang sejak pagi telah memadati halaman Puro Pakualaman pun nampak begitu antusias. Disebutkan dalam prosesi serah terima, sebanyak satu Gunungan Lanang diserahkan kepada Kadipaten Puro Pakualaman. ?Masrahaken Pareden Kakung cacah setunggal hanyarengi Hajad Dalem Garebeg Sawal Jimawal 1949 dinten Kemis Pon surya kaping 7 Juli 2016, hingkang dados Karsa Dalem Hingkang Sinuwun kasudiyakake kagem Puro Kadipaten Praja Paku Alaman?, demikian tutur KRT. Wijoyopamungkas SE selaku wakil dari Kraton Yogyakarta. Selepas dibacakan doa, gunungan selanjutnya dibawa ke halaman depan Puro Pakulaman untuk diperebutkan masyarakat. Dalam hitungan menit, aneka sayur dan hasil bumi yang dipercaya membawa berkah tersebut ludes di ?rayah? warga. (Rn) Jumpa Pers Hasil Pantauan Harga Pasar TPID DIY Jelang LebaranJumpa Pers dalam rangka menyampaikan Hasil Pantauan harga pasar menjelang hari raya Idul Fitri 1437 H oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY diselenggaran di Ruang Pers Humas Diskominfo DIY pada Kamis (30/06) siang. Dalam jumpa pers tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Ir. Gatot Saptadi menyampaikan bahwa TPID DIY secara fisik melakukan pantauan dalam 2 periode ke 5 pasar yaitu Pasar Beringharjo, Pasar Sleman, Pasar Wates, Pasar Bantul dan Pasar Agrosari. Adapun kesimpulan yang disampaikan tekait dengan hasil pantaun harga pasat menjelang lebaran yaitu yang pertama, kecukupan produksi dari 6 jenis bahan pokok dalam kondisi cukup untuk menghadapi lebaran bahkan sampai dengan 6 bulan kedepan. Kedua, dari sisi harga berdasarkan pantauan satu bulan kebelakang, secara keseluruhan dapat dikatakan stabil meskipun sempat terjadi fluktuasi harga pada beberapa jenis komoditas seperti daging ayam dan gula pasir, namun fluktuasi tersebut masih dalam batas normal. Disamping itu, ?Kepala BPOM DIY, I Gusti Adhi Arya Patni menyampaikan bahwa kegiatan pengujian mutu keamanan produk pangan di 5 Pasar Tradisional yang dilakukan bersama ? sama dengan TPID DIY. Dalam pengujian periode kedua menjelang lebaran, BPOM menguji 47 sampel. Dan dari hasil pengujian tersebut, 22 tidak memenuhi syarat yang mayoritas masih mengandung bahan pewarda tekstil atau Rodamin B. (bella/skm) |