Pemda DIY Mengapresiasi Inovasi Karya Teknologi
Berdasarkan Keppres Nomor 71 Tahun 1995, peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional atau biasa disebut Hakteknas dilakukan setiap 10 Agustus Agustus. Inspirasi peringatan Hakteknas bermula dari penerbangan perdana pesawat N250 Gatotkaca 21 tahun silam di Bandung.
Semangat inovasi yang terwujud dalam berbagai karya teknologi tersebut terbawa pada hari ini di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta. Dalam acara peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Wakil Gubernur DIY KGPAA Pakualam X menyatakan bahwa penghargaan/anugerah iptek bertujuan untuk menumbuhkan dan mendorong semangat, kreatifitas dan partisipasi masyarakat untuk mengambil peran dalam mengembangkan iptek, serya memberikan motivasi kepada lembaga litbang pemerintah, perguruan tinggi, swasta dan individu masyarakat untuk mengembangkan ilmu, sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam berbagai inovasi.
Sebagai wujud atas pernyataan tersebut, atas nama Pemda DIY, Wakil Gubernur DIY didampingi Kepala Biro Administrasi Pemerintahan menyerahkan beberapa penghargaan kepada tokoh/lembaga/duta berjasa/berprestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Apresiasi Pemda DIY kepada berbagai kreatifitas dan inovasi iptek begitu terasa saat Wakil Gubernur DIY, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta dan perwakilan Forkompimda DIY mengunjungi berbagai stand yang dipamerkan di sekitar Bangsal Kepatihan. Di hampir setiap stand yang ditampilkan, Wakil Gubernur DIY beserta rombongan Forkompimda sangat antusias untuk mengulas lebih detail bagaimana sebuah alat bekerja, hingga manfaat ekonomi yang dihasilkan dari sebuah produk inovasi. (ALH)
DIY Aman dari Vaksin PalsuBertempat di studio RB TV Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara Yogyakarta berlangsung talkshow dan dialog interaktif mengenai vaksin palsu. Dalam acara tersebut, hadir drg. Pembajun Setyaningastuti, M. Kes. sebagai Kepala Dinas Kesehatan DIY, I?Gusti Ayu?Adhi Aryapatni, Apt. dari Balai Besar POM (Pengawas Obat dan Makanan) dan dr. Mei Neni mewakili IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) DIY. Kepala Dinas Kesehatan DIY mengungkapkan bahwa selama ini vaksin yang didistribusikan melalui Dinas Kesehatan DIY sepenuhnya berasal dari Kementerian Kesehatan RI. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir mengenai keaslian vaksin yang beredar. Mengenai ketersediaan vaksin sendiri, drg. Pembajun yang baru dilantik beberapa hari yang lalu ini menyebutkan bahwa hingga saat ini vaksin yang ada di Dinas Kesehatan lebih dari kebutuhan hingga masih ada stok sekitar 20%. Pada kesempatan ini dr. Mei Neni menjelaskan lebih detail mengenai vaksin berbagai jenis vaksin. ?Memang cukup sulit untuk membedakan vaksin asli atau palsu, karena harus melalui uji laboratorium?, seru dr. Mei Neni. Sementara itu I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt. menyatakan bahwa permasalahan vaksin selalu dikoordinasikan Balai Besar POM Yogyakarta dengan Dinas Kesehatan. Koordinasi dan sinergi dengan segala pemangku kepentingan membuat pengawasan peredaran vaksin semakin baik. (ALH) Gubernur DIY Halal Bi Halal Dengan Masyarakat GunungkidulSyawalan dan Halal-Bi-Halal telah mengakar menjadi Tradisi dan Budaya Bangsa Indonesia, semua agama mempunyai hari-hari yang diagungkan sebagai hari besar atau hari raya, dalam agama Islam hari raya yang dianggap resmi adalah Idul Fitri dan Idul Adha, yang merayakannya dan tingkat apresiasi pada kedua hari raya itu cukup bervariasi dan cukup penting, demikian sambutan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X yang disampaikan oleh Wakil Gubernur DIY Paku Alam X, sekaligus mewakili dalam Kunjungan Kerja dan Halal-Bi-Halal dengan Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Gunungkidul di Bangsal Sewokoprojo Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta Senin (18/7). Hadir dalam syawalan ini Bupati Gunungkidul Hj.Badingah, S.Sos, Wakil Bupati Gunungkidul DR.Immawan Wahyudi, MH Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, Jajaran Forkompimda Kabupaten Gunungkidul, Kepala SKPD, Pejabat Instansi Vertikal, Camat, Kepala Desa, Kepala Sekolah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama se Kabupaten Gunungkidul. Lebih lanjut Sultan HB X mengatakan di Dunia Arab Idul Adha selalu jauh lebih agung, sebab berkaitan dengan ibadah haji, dibandingkan dengan Idul Fitri, namun dikalangan orang jawa menyebut Idul Adha sebagai Riyaya Besar atau Grebeg Besar, sedang Idul Fitri disebut Riyaya atau Bada saja. ?Idul Fitri bagi orang jawa lebih penting daripada Idul adha, sebab menurut Prof Nurcholis Madjid, ketika menjalankan puasa sedemikian membekasnya hingga datangnya 1 Syawal, menjadi sangat kontras denga suasana sebulan penuh tanpa makan-minum disiang hari, karenanya Idul Fitri bagi orang jawa menjadi amat bermakna, begitu kontek Idul Fitri atau Riyaya dalam kontek budaya Islam dilingkungan orang jawa? tegasnya. Demikian Hikmah Idul Fitri dapat ditangkap bersama dan menjadi salah satu dasar pembangunan bangsa ini, yang berkaitan lansung dengan prinsip-prinsip ajaran agama, walaupun manusia mempunyai fitrah dan hanif tetap sebagai makluk lemah, gampang tergoda, karenanya manusia tidak dapat menahan diri dari godaan dosa. Sebagai makluk Tuhan, puasa membimbing manusia mendapatkan kembali fitrah dan kesucian, dengan hari raya manusia diharapkan kembali sebagai manusia suci, yang dipertahankan sebagi makluk yang suci pula, konsekuensinya harus saling menghormati sesamanya, dijiwai sikap saling percaya dengan prasangka baik. Sementara Bupati Gunungkidul Hj. Badingah S.Sos, didampingi Wakil Bupati Dr. Immawan Wahyudi, MH dalam sambutanya mengatakan bahwa dalam perjalananya pemerintahan, pembangunan, pelayanan umum dan pembinaan sosial kemasyarakatan, telah dilaksanakan dengan segenap upaya, program-program yang telah diagendakan dalam, visi misi daerah telah dijabarkan dalam tindakan nyata, secara terintegrasi dan terorganisir. Dalam pemerintahan bidang keuangan telah mendapatkan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sejak tahun 2012, serta berdasarkan penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI berhasil masuk Top 99, dalam pelayanan publik melalui inovasi One Stop Service Toilet (OSST). Demikian pula mengenai potensi pengembangan desa Gunungkidul mengirim wakil lomba desa tingkat Nasional, sementara dalam penerapan sistem Informasi Desa (SID) telah dilaksanakan dengan baik, hingga bermuara pada peningkatan kerja Pemerintah Desa. ?Bidang Wisata Gunungkidul telah menampakan hasil, beberapa potensi wisata telah mampu mewarnai geliat pariwisata di DIY, secara langsung ataupun tidak, piopularitas obyek-obyek wisata dan atraksi seni budaya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke DIY, namun untuk Taman Geologi Gunungsewu harus dipromosikan lebih luas lagi? pungkasnya. Acara ini diakiri dengan jabat tangan kepada Wagub DIY didampingi ?Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu (BRAy) Adipati Paku Alam yang didahului oleh Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul dilanjutkan jajaran Forkompimda, pejabat pemda dilanjutkan masyarakat umum. (ip) Diklat Internalisasi Budaya Pemerintahan 2016 Resmi DitutupDiklat Internalisasi Budaya Pemerintahan 2016 resmi ditutup oleh Sekretaris Daerah yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY, Ir. Gatot Saptadi pada Kamis (14/07) di Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan (Bandiklat) DIY. Dalam sambutan tertulis Sekretaris Daerah DIY yang dibacakan oleh Ir. Gatot Saptadi, disampaikan bahwa Pemerintahan yang bersih dan jujur selalu menghindari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta bersifat objektif dan tidak melakukan diskriminasi. Untuk membentuk sosok aparatur Negara yang demikian, perlu dilaksanakan pembinaan salah satunya melalui jalur pendidikan dan pelatihan yang mengarah pada upaya peningkatan sikap dan pengabdian yang berorientasi bagi perlindungan masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan laporan dari Kepala Bandiklat DIY bahwa Diklat Tata Nilai Budaya diikuti oleh 40 orang peserta pejabat (PNS) dari lingkup Pemda Kabupaten Gunung Kidul. Dilaksanakan sejak 9 Mei ? 14 Juli 2016 dengan metode pembelajaran On Klas dan Of Klas. On klas selama 9 hari dan selebihnya adalah on klas dengan pembelajaran di lapangan/lokasi dua Kecamatan, dan studio Bandiklat, dilanjutkan dengan seminar dan paparan hasil penyusunan proyek perubahan. Dari 40 Peserta tersebut seluruhnya dinyatakan lulus. Sedangkan untuk Diklat Enterpreneur Spirit diikuti oleh 30 peserta yakni pejabat eselon 4 dari lingkup Pemda DIY yang belum mengikuti diklat PIM IV pola baru dan peserta tidak diasramakan. Pelaksanaan diklat tersebut dimulai sejak 16 Mei ? 14 Juni 2016 dengan metode on klas dan of klas. On klas selama 9 hari dan waktu selebihnya of klas dengan pembelajaran di SKPD masing ? masing peserta guna merancang, menyusun proyek perubahan perorangan yang dikaitkan dengan standar kinerja pegawai sesuai dengan tugas dan kewenangan. Dilanjutkan seminar dan paparan hasil penyusunan proyek perubahan secara perorangan, dari hasil tugas perorangan 30 pesera dinyatakan lulus Turut hadir dalam acara penutupan tersebut Bupati Gunung Kidul, Hj. Badingah S.Sos dan GBPH?Yudha Hadiningrat, Narasumber utama Prof Daryanto. Dr. Suryanto beserta tim dari Fakultas Teknik UGM.(bella/skm) Syawalan Sultan HB X dengan Para Abdi Dalem Ngayogyakarta HadiningratBertempat di Bangsal Kepatihan, Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menggelar acara syawalan dan halal bi halal dengan para abdi dalem Ngayogyakarta Hadiningrat, hari ini Rabu (14/07/2016). Acara syawalan ini diikuti tak kurang dari 700 abdi dalem Kaprajan dan Punakawan dari seluruh Kabupaten/Kota di DIY. Kesemuanya mengenakan busana adat Jawa, yaitu surjan bagi abdi dalem pria, dan kebaya bagi abdi dalem wanita. Sedangkan Sultan dengan didampingi Paku Alam X, mengenakan baju kemeja batik. Dalam sambutannya, Sultan kembali mengingatkan kepada para Abdi Dalem Kaprajan yang saat ini tengah bekerja di sektor pemerintahan, untuk merencanakan dan mempergunakan Dana Keistimewaan sesuai peruntukannya, terutama bagi program-program pemberdayaan kebudayaan di masyarakat. Dengan berpegang pada paugeran ?ambeg paramarta?, para Abdi Dalem Kaprajan dituntut untuk selalu mengedepankan skala prioritas, yang besar daya ungkitnya bagi masyarakat, serta memberikan ?multiplier effects yang luas di masyarakat. Filosofi Jawa ?ambeg paramarta? sendiri dapat diartikan sebagai sikap kepemimpinan yang adil, bijaksana, serta mengutamakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan umum. ?Yektine, para pamong praja pengembating peprentahan kudu tansah makarya migunani mring liyan kanggo raharjaning kawula?, demikian imbuh Sultan. Sementara itu, pesan Sultan bagi para Abdi Dalem Kaprajan dan Abdi Dalem Punakawan lebih kepada kewajiban melestarikan atau nguri-uri Budaya Yogyakarta. Seorang abdi dalem harus merasa memiliki dan mencintai Budaya Yogyakarta, dengan kadar yang lebih besar dibandingkan warga lainnya. Jika budaya adiluhung Yogyakarta terus dipelihara, Sultan percaya Yogyakarta dapat tampil sebagai benteng budaya bangsa, yang patut dijadikan teladan sekaligus diteladani. Terpisah, KPH Indrokusumo selaku pengurus Abdi Dalem Kaprajan, menyampaikan bahwa kegiatan syawalan bersama Sultan dan Paku Alam ini merupakan wujud penyatuan rasa antara pimpinan dengan orang-orang yang dipimpin. Acara syawalan berlangsung meriah, namun tanpa meninggalkan nuansa kekhidmatannya. (Rn) |