Peringatan Hari Aksara Internasional DIY Tahun 2015
YOGYAKARTA ( 09/11/2015 ) - Kita menyadari bahwa dunia pendidikan adalah dunia yang amat komplek, menantang dan mulia karena spektrumnya sangat luas dan dapat menentukan masa depan bangsa? serta memuliakan manusia, salah satu dari kompleksitas adalah menyangkut soal penuntasan buta aksara, dimana tepatnya pada hari ini melalui Peringantan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-50 tingkat DIY, kita kembali saling mengingatkan tentang pentingnya keaksaraan sebagai bagian dari pencapaian pendidikan untuk semua, demikian sambutan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, pada Peringatan HAI ke-50 di DIY, yang disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY, Drs.Sulistyo.SH.CN.Msi di Gedung Among Rogo Yogyakarta Senin (9/11)
?Buta aksara merupakan ketidakmampuan membaca dan menulis baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya. Buta aksara juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk menggunakan bahasa dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan? lanjut Sultan
Dalam perkembangan saat ini kata buta aksara diartikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca dan menulis?????? pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain,
Karena, membaca dan menulis merupakan jendela untuk melihat dunia, dimana dengan kemampuan membaca dan menulislah seseorang bisa melihat dunia dengan segala perkembangannya.
Sehingga? pemberantasan buta aksara juga memerlukan waktu dan perancangan program yang tepat, karena masalah ini erat kaitannya dengan kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan dan ketidakberdayaan.
Di zaman informasi seperti sekarang ini, mereka mengalami kesulitan dalam menerima informasi, yang sebagian terbesar dikomunikasikan melalui aksara. Maka mereka akan terpinggirkan dari persaingan, karena tidak mampu menyerap informasi.
Cara yang dapat ditempuh yaitu melalui upaya pendidikan keaksaraan, yang memang memiliki sistem dan metode pengajaran yang berbeda dari pendidikan formal. Pendidikan keaksaraan sebagai bagian dari pendidikan nonformal juga tidak terlepas dari tugas dan fungsinya, yaitu sebagai pelengkap, penambah, dan pengganti yang tercipta dari suatu sistem pendidikan secara menyeluruh.
Sementara dalam laporanya Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Drs.Kadarmanta Baskara Aji mengatakan Peringatan Hari Aksara (HAI) ke-50 di DIY ini sebagai rangkaian dari puncak acara, dari HAI tingkat Nasional yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015 di Kerawang Jawa barat
Hal tersebut hasil dari konferensi para menteri anggota Negara-Negara PBB, pada 1965,di Teheran menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Aksara Internasional, agar semua anggota PBB, supaya menindak lanjuti upaya pemeberantasan buta aksara internasional.
Sebagai bentuk komitmen penuntasan buta aksara di DIY, telah dilaksanankan penanda tanganan kesepakatan bersama antara Pemda DIY dengan Pemerintah Kabupaten/Kota tanggal 15 Oktber 2014, sedang tahun 2015 telah dilaksanankan perjanjian kerja sama Pemda dIY dengan Kabupaten/Kota? se DIY, hal ini dalam rangka bentuk penuntasan penduduk buta aksara.
Jumlah pengaksara di DIY pada tahun2015 adalah 94,44% diharapkan pada tahun 2017 di DIY pencapaian buta aksara mencapai 95%
Juga dilaporkan pembentuan satuan tugas (Satgas), untuk menuntaskan buta aksara DIY, yang selanjutnya diikuti Kabupaten/kota untuk segera membentuk satgas sampai tingkat desa.
Dalam acara itu sekaligus pengukuhan satgas percepetan penuntasan buta aksara di DIY serta Tutor Pendidikan pelaksananan dasar ?tematik Batik oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Rada DIY.
Hadir dalam peringatan HAI ke-50 ini, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY, Ka Subdit Program dan Evaluasi Kementrian Pendidikan Nasional RI, Pahala Simanjuntak, Perwakilan dari Korem 072 Pamungkas, Perwakilan dari Kabupaten/Kota, Perwakilan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota DIY, Kepala Kanwil Kemenag DIY, Perwakilan dari Kantor BPS Yogyakarta, Ketua Forum BKBM se DIY, para Tutor PKBM se DIY, Peserta Didik Kesetaraan. (i8)
Kadisbud DIY Buka Gelar Budaya Etnis Selendang Sutera 2015YOGYAKARTA (08/11/2015) - Gelar Budaya Etnis Selendang Sutera 2015 merupakan wujud nyata komitmen Yogyakarta terhadap nusantara. Kegiatan ini merupakan dari kita untuk kita semua. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini kontribusi Yogyakarta untuk Indonesia bisa dilakukan. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Drs. Umar Priyono, M.Pd, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Gelar Budaya Etnis Selendang Sutera 2015, Jumat malam (06/11) di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Umar menambahkan, melalui kegiatan gelar budaya ini Yogyakarta mencoba untuk menghargai budaya-budaya yang dimiliki nusantara. Kepala Bidang Tradisi, Seni dan Film Dinas Kebudayaan DIY, Setyawan Sahli, SE, MM, dalam laporan penyelenggaraan menyampaikan bahwa Gelar Budaya Etnis Selendang Sutera 2015 diikuti 34 Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah (IKPMD). Gelar budaya diselenggarakan dengan maksud memberikan wadah untuk ekspresi budaya bagi berbagai etnis yang ada di Yogyakarta, sebagai sarana saling memahami nilai-nilai budaya etnis untuk membangikitkan kesadaran dan toleransi antar etnis, serta untuk menumbuhkan jati diri dan kecintaan nilai kearifan lokal yang ada pada budaya etnis untuk memperkokoh jati diri bangsa Indonesia. Acara ini akan berlangsung dari tanggal 6-10 November 2015 mulai pukul 19.30 wib di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret 1949 dan menampilkan tari-tarian, musik etnis, serta pertunjukan budaya lainnya. Lima penampil terbaik akan memperoleh uang pembinaan dari Dinas Kebudayaan DIY. Acara pembukaan Gelar Budaya Etnis Selendang Sutera 2015 ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY. (**17**) Menpora Ajak Pemuda Indonesia Menjadi Pemimpin Bumi Yang BaikYOGYAKARTA(28/10/2015)-Pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua. Satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi, sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan skill. Namun, pada sisi yang lain membawa dampak negatif. Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya tanpa dapat kita bendung dengan baik.? Lahir generasi baru yang memiliki pola pikir serba cepat, serba instan, lintas batas, cenderung individualistik dan pragmatik Demikian sambutan tertulis Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Imam Nahrawi yang dibacakan Kapolda DIY, Brigjen Pol. Drs. Erwin Triwanto, SH sekaligus bertindak selaku Pimpinan Upacara pada Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-87 ?Daerah Istimewa Yogyakarta, di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Rabu (28/19). Hadir dalam upacara peringatan hari sumpah pemuda itu, Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, Jajaran Forkompimda DIY, Pimpinan SKPD terkait, serta Pimpinan Perwakilan Organisasi Pemuda DIY. ?Melalui gerakan Revolusi Mental, kita berharap para pemuda Indonesia memiliki kemandirian untuk mengambil keputusan-keputusan terbaik secara jernih sesuai akal sehat mereka, tanpa harus tergantung dari kehadiran orangtua maupun negara di sampingnya. Sudah bukan eranya lagi pemuda diawasi,? dikekang apalagi diintimidasi. Saatnya kita memberikan pendampingan, fasilitasi dan motivasi kepada mereka untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki? lanjut Imam. Salah satu ikrar penting dalam Sumpah Pemuda 1928 adalah memberikan tekanan yang sangat kuat kepara para pemuda akan pentingnya menjaga tanah dan air sebagai bagian penting dari komponen bumi yang kita pijak ini demi keberlangsungan masa depan generasi penerus kita. Oleh karena itulah pada kesempatan ini, dengan tema Sumpah Pemuda satu bumi saya mengajak Pemuda Indonesia menjadi khalifah fil ard (pemimpin bumi) yang baik, adil dan bertanggungjawab. Hanya dengan menjaga dan merawatnya kita bisa menjaga keberlangsungan bumi hingga masa yang akan datang seiring dengan pembangunan peradaban kita. Upacara diikuti gabungan TNI Polri, gabungan PNS, Organisasi Pemuda, Mahasiswa, Pelajar dan Pramuka, dan diakiri pemberian hadiah bagi Pemenang Lomba? Pemuda Pelopor se DIY oleh Kapolda. (i99p) ? Kepala Diskanla DIY Buka Pameran Hari Nusantara ke-15YOGYAKARTA(06/11/2015) - Pameran ini menjadi penting, karena merupakan bagian dari ?promosi gemar? makan ikan, dimana nanti masyarakat dapat? langsung melihat produk-produk yang dihasil kan dari para pengolah, para? pemasar dari 5 kabupaten/kota seDIY, ada inovasi-inovasi yang baru mengenai olahan- olahan produk perikanan, jadi jangan dibayangkan olahan ikan sekarang dengan dahulu, ikan hanya digoreng ataupun dibakar,bahkan diasinkan, demikian sambutan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) Pemda DIY dr. Andung Prihadi Santoso, M.Kes ketika membuka Pameran Nusantara ke-15 di Taman Pintar Yogyakarta, Jumat (5/11) Lebih lanjut diakatan, olahan ikan sekarang luar biasa dan bervariasi, juga banyak sekali produk-produk rekayasa olahan yang macam-macam bentuk dan rasa,, dengan pameran hasil rekayasa ini, diharapkan muncul hasil olahan ikan dari Yogyakarta yang dapat menjadikan Branding DIY, ?seperti halnya empek-empek dari Palembang. Walaupun empek-empek itu dapat dibuat dan diolah di Yogyakarta. ?Warga DIY ?dapat memanfaatkan pemeran selama 3 hari, hal ini agar dapat disebarkan keteman atau saudara agar dapat ikut datang, menyaksikan serta membeli hasil produk olahan ikan dari peserta pameran ini? harap Andung. Ikan jauh lebih menyehatkan,dapat memperpanjang umur dari pada mengkonsumsi ?daging merah, dimana masyarakat DIY ternyata ?gemar makan ikan, ini dapat dibuktikan bahwa pada tanggal 27 September 2015, DIY mendapatkan Rekor Muri, sekaligus pemecahan Rekor Muri Gudeg Toping Tuna, ?tercatat sebanyak 2115 paket dapat dibuat dan dihabiskan, dengan diberikan sertifikat Museum Rekor Dunia Indonesia yang ke-7001, mudah mudahan dapat semakin mendorong untuk mencintai produk-produk olahan dari hasil perikanan yang semakin banayak dengan berbagai macam bentuk dan olahan dan rasa. Sementara Kepala Bidang Usaha Diskanla DIY Ir. Bayu Mukti Sasongka, M.Si dalam laporanya, bahwa pameran hari nusantara ke-15 di DIY ini diikuti sebanyak 20 stan dari seluruh Kabupaten/Kota se DIY, dengan berbagai olahan berbahan baku ikan. Kegiatan hari nusantara ?berlangsung hari Jumat tanggal 6 s/d Minggu 8 Nopember 2015, di Taman Pintar Yogyakarta, diselenggarakan oleh Diskanla DIY, sekaligus dikaitkan dengan Hari Ikan Nasional ke-2? jatuh pada tanggal 21 Nopember 2015 yang akan datang, sebelum Pameran ini ?diselenggarakan ada kegiatan bersih pantai dan cerdas cermat dan seminar. (i9p) ? Jelang HUT Dharma Wanita DWP DIY Gelar Senam Massal? ? YOGYAKARTA (06/11/2015)? ? Bertempat di Gedung Olah Raga(GOR) Among Rogo ?Yogyakarta Dharma Wanita Persatuan(DWP) DIY Gelar Senam Massal yang diikuti para anggota se-DIY yang medati GOR, termasuk pula keikutsertaan DPW Kabupaten/Kota dan instansi vertikal. Dalam sambutannya Ketua Panitia HUT DWP Dharma Wanita DIY Ny Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, perhelatan ini merupakan salah satu ?rangkaian kegiatan menyambut HUT Dharma Wanita yang ke-16. Acara lain yang sudah diselenggarakan meliputi Bazar Romadhon, donor darah,? bantuan droping air bersih ?kepada ?4 Kabupaten yang terkena musibah kekeringan masing-masing 10 truk tangki. Adapun puncak acara HUT yang sedianya akan digelar 9 Desember mendatang kemungkinan akan diundur karena bertepatan dengan pelaksanaan Pilkada serentak di Kabupaten Bantul, Gunungkidul dan Sleman. Usai senam massal acara dilanjutkan pembagian door price bagi peserta yang beruntung.(m99n) ? |