14 Atlet PON Remaja DIY Terima Penghargaan
YOGYAKARTA (01/07/2015) ? Pemerintah Daerah DIY bersama KONI DIY, tentu belum banyak yang dapat disumbangkan pada kegiatan olah raga ini, tetapi kedepan akan berupaya sekuat tenaga, untuk bagaimana ini baik dari sisi sarana prasarana, anggaran dibidang olah raga semakin diperhatikan, demikian sambutan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY Drs. Sulistyo, SH.CN.MSi pada pemberian penghargaan Atlet PON Remaja I tahun 2015, di Graha Wana Bhakti Yasa Yogyakarta kemarin sore Selasa ( 30/6 ).
Lebih lanjut dikatakan Negara, Pemerintah Daerah harus hadir dalam bidang olah raga ini, sebagaimana dapat membina atlet bersama dengan pelatih, official bagaimana kedepan bersama-sama kita dan stickholder didalam bidang olah raga untuk membangun? bersama, ?sekiranya program apa yang yang harus dilakukan di DIY.
?Kami sangat terbuka untuk diberikan masukan bagaimana membangun kususnya dalam bidang olah raga ini, tentu akan melibatkan kita semua, tidak hanya dari sisi pemerintah saja, tetapi apa yang mesti kita lakukan sehingga apa yang kita inginkan dapat jumbuh? harapnya.
Sementara Ketua Umum KONI DIY GBPH.Prabukusumo. dalam laporanya, bahwa dalam pemeberian penghargaan sekarang ini baru diperuntukan bagi atlet berprestasi pada PON Remaja I tahun 2015, yang diselenggarakan di Jawa Timur, sementara untuk atlet lainya baik atlet SEA Games, ASEAN Games, ASEAN Para Games, belum dapat diberikan penghargaan hari ini, dan akan diusahakan secepatnya.
Pemberian penghargaan ini diberikan kepada 14 orang? atlet PON Remaja I dan 9 orang pelatih dalam? cabang olah raga Atletik, Panahan, Volley Pasir, Yudo dan Pencak silat.
Hadir dalam acara ini, Perwakilan DPRD DIY, Perwakilan dari Dinas Pemuda dan Olah Raga, pengurus KONI kabupaten-Kota,
Penghargaan diserahkan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY, didampingi Ketua Umun KONI DIY, dan dilanjutkan buka bersama. (i**)
Asisten III Pimpin Upacara Peringatan 66 Tahun Jogja Kembali? ? YOGYAKARTA - Peristiwa Yogja Kembali adalah peristiwa yang penting bagi kemerdekaan Republik Indonesia pada masa itu. Kembalinya Yogya dari tangan penjajah Belanda menjadi awal dari kedaulatan RI yang pada waktu itu beribukota di Yogyakarta. Pada hari tersebut pula penjajah Belanda untuk pertama kalinya meninggalkan Yogya dan Indonesia untuk selamanya dan tidak kembali lagi. Demikian disampaikan Gubernur DIY, Hamengku Buwono X, melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Admininstrasi Umum Sekda DIY (Asisten III), Drs. GBPH Yudhaningrat, MM yang bertindak sebagai pembina upacara pada upacara Peringatan ?Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Jogja Kembali 29 Juni 1949 Sebagai Tonggak Perjuangan Menuju NKRI yang Merdeka, Berdaulat dan Merakyat? yang dilangsungkan di halaman parkir Hotel Inna Garuda, Senin (29/06). Lebih lanjut Gubernur menyatakan bahwa kunci sukses kedua peristiwa tersebut adalah semangat persatuan dan kesatuan semua lapisan masyarakat. ?Keberhasilan perjuangan ini karena terjalinnya kekompakan antara tentara angkatan bersenjata dan rakyat yang mempunyai semangat pantang menyerah, ulet, gigih, rela berkorban serta percaya kepada diri sendiri dan peristiwa tersebut merupakan wujud nyata adanya persatuan dan kesatuan, maka semangat dan jiwa dari nilai-nilai keteladanan tersebut patut untuk kita warisi dan diteladani hingga kini dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,? kata Gubernur. Upacara pada hari ini dihadiri oleh para pejabat militer dan sipil, serta berbagai organisasi seperti Paguyuban Werkreis, PEPABRI, PP Polri, PP AL, PP AU, PP AD, FKPPI, Pemuda Panca Marga, Dewan Harian Cabang 45, LVRI, serta Komunitas Jogjakarta 45. (hdi) ? Menteri Agama Buka Konferensi Wanita Budhis InternasionalYOGYAKARTA (23/06/2015) ? Pertemuan yang diikuti para peserta dari manca negara ini, merupakan bukti nyata betapa emansipasi wanita semakin berkembang diberbagai belahan dunia, terutama dalam aktualisasi pengembangan spiritualitas, transformasi sosial dan keadilan gender ditanah air, demikian sambutan Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifudin dalam pembukaan Konferensi Internasional Sakyadhita ke-14 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Selasa (23/6) Lebih lanjut dikatakan dalam abad ke 21, hampir para agamawan dan komunitas pemeluk agama diseluruh dunia terlihat aktif dalam wacana kesetaraan gender, sebagian dari mereka menggali dan menampilkan perspektif gender yang? bersumber dari ajaran spiritualitas dan moralitas agama yang dianutnya. ?Hal tersebut mampu memberi muatan spiritual dan moral kegamaan agar isu-isu gender membawa kebaikan dan kemaslahatan kemanfaatan bagi kemajuan peradaban, karena dituntun dan diarahkan oleh nilai-nilai agama? harap Lukman HS. Di Indonesia gerakan gender tak bisa dipisahkan dari kisah emansipasi wanita, yang dipelopori oleh RA. Kartini, pembebasan wanita dari keterkungkungan dan perjuangan? meraih persamaan hak kesetaraan dengan laki-laki dalam pendidikan dan kiprah wanita ditengah-tengah masyarakat. Gerakan emansipsi wanita mengalami perluasan orientasi dari sekedar menuntut hak pendidikan, kesehatan dan kehidupan yang baik menjadi sebuah arus yang menuntut? penyetaraan dan persamaan mutlak antara kaum laki-laki dan perempuan. Sementara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutanya mengatakan dalam konteks tema Konferensi ini ?Welas Asih dan Keadilan Sosial?, kita lebih membutuhkan orang yang berani hidup syahid, yang mengasihi sesama, saling tolong menolong, dan saling melindungi. ?Kita yang hari ini gigih sebagai pluralis dan sangat toleran belum tentu bebas dari cobaan, sebaliknya mereka yang anti sikap pluralis tak mustahil berubah menjadi pluralis sejati, dan sangat toleran kepada pihak lain, selebihnya kita tebarkan kebenaran tanpa mengenal lelah dengan cara yang benar? harap Sultan. Dalam ?Sutra Avatamsaka? difatwakan semua Budha dan Bodhisatwa pada dasarnya berlatih prinsip welas-asih agung, penderitaan dari makluk hidup menimbulkan welas asih? agung mereka, dari sinilah menimbulkan kebijakan agung, dan dengan kebijaksanaan agung inilah mereka mencapai pencerahan tertinggi. Ketua Panita Konferensi? Wanita Budhis Internasional Sakyadhita ke-14 Ayya Nyana Pundarika, melaporkan, bahwa konferensi ini, belangsung dari tabggal 23 ? 30 Juni 2015, adalah merupakan festival Dharma yang kaya dan terbuka bagi Pria dan Wanita? dari semua latar belakang dan agama, dihadiri oleh 1000 peserta dari 40 negara. Hadir dalam acara ini Ketua Sakyadhita? Verelable Jetsunma Tensin Palmo, Jajaran Forkompida DIY, dan diakhiri dengan penyerahan cindera mata oleh Ketua Sakyadhita kepada Menteri Agama RI, kepada Gubernur DIY dan Pendoa dari 5 agama.(ip/skm) ? ? Pembukaan Safari Tarawih Pemda DIY
YOGYAKARTA (19/06/2015)? ? Bertempat di Bangsal Kepatihan Yogyakarta Gubernur DIY Hamengku Buwono X membuka safari tarawih Ramadhan 1436 H di lingkungan Pemda DIY. Bertindak selaku imam Sholahudin SAg, Bilal Hilmi Mustofa dan kajian ramadhan disampaikan oleh Prof Dr H Muhammad MA. Dalam laporannya Kakanwil Kemenag DIY Prof Dr H Nizar Ali MAg mengatakan safari tarawih pada tahun ini akan dilaksanakan 12 kali putaran dengan jadwal dan tempat yang sudah ditentukan. Tujuan safari tarawih disamping untuk menyemarakkan bulan Ramadhan penuh rahmad juga untuk menjalin silaturahim di antara para pejabat dan aparat Pemda DIY dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dalam sambutan tertulis Gubernur DIY yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan Setda DIY Sulistyo SH,CN dikatakan bahwa ibadah puasa merupakan bagian dari pembentuk jiwa keagamaan dan pendidikan seorang muslim. Selanjutnya dikatakan ibadah puasa merupakan mementum merefleksi keinsyafan serta meningkatkan kadar keimanan diri. Puasa juga berarti pertempuran besar antara yang hak dan yang batil yang menuntut tingkat kesabaran dengan mampu menahan diri. Kesabaran hakiki ialah yang tumbuh dari kemampuan dan kerelaanbukan dari kelemahan dan keterpaksaan. Sedangkan Prof Dr H Muhammad MA dalam tausiahnya mengatakan puasa merupakan proses pengedalian diri dan nafsu untuk mencapai keihsanan manusia yang di dalamnya mengandung keiklasan. Nafsu antara lain katanya mencontohkan, kencintaan manusia terhadap wanita, anak-anak dan harta yang melimpah sebagai kesenangan didunia. Keihlasan dimaknainya menjalani tanpa mengungkit-ungkit. Safari tarawih diikuti kurang lebih 600 Orang jamaah para pejabat dan aparat di lingkungan Pemda DIY, Jajaran Forkompimda DIY, DPRD DIY, SKPD DIY.(m7) ? Pemda DIY Tetap Mempertahankan Opini WTP ke 5Yogyakarta (16/06/2015)? ? Dalam kerangka penciptaan good governance, kondisi idealnya adalah semua kegiatan organisasi pemerintahan harus senantiasa terarah dan terukur, termasuk kaitannya dengan kegiatan pembinaan serta pengawasan. Demikian Wakil Gubernur DIY, Paku Alam IX dalam pembukaan Gelar Pengawasan Daerah (larwasda) dan Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Inspektorat DIY dan Pemeriksaan Inspektorat Jendral Kementrian Dalam Negeri Tahun 2015 pada Senin (15/06) di Aula Dinas Kebudayaan DIY, Jl. Cendana No.11 Yogyakarta. ? Lebih lanjut ditegaskan bahwa fungsi pengawasan harus dapat memberikan arah jelas serta dapat dievaluasi. Dengan demikian, fungsi dan peran Pemerintah sebagai akselerator pembangunan dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat dalam bentuk kesejahteraan yang senantiasa meningkat. ? Larwasda menjadi sangat penting dan strategis sebagai upaya memasyarakatkan penyelenggaraan pengawasan dan hasil pengawasan sekaligus sebagai umpan balik, pedoman dan dasar perbaikan kinerja bagi SKPD selaku entitas objek pengawasan pada masa-masa yang akan datang. ? Sementara itu Inspektur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumadi, SH, MH dalam laporannya mengemukakan bahwa sampai dengan tahun 2013 Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas laporan keuangan Pemda DIY sudah dapat diraih selama 4 tahun berturut-turut dan opini itu diraih kembali oleh DIY di Tahun Anggaran 2014 ini. Hal ini masih bisa dipertahankan untuk yang kelima kalinya dan diumumkan pada sidang Paripurna DPRD DIY hari ini, Selasa (16/06). ? Dalam menghadapi tantangan perubahan di lapangan yang begitu dinamis baik itu peraturan perundang-undangan, SOTK dan kondisi masyarakat itu sendiri, nantinya Inspektorat DIY akan mengedepankan keseimbangan antara fungsi pembinaan dan pengawasan. ? Inspektorat Wilayah harus dapat menjadi insurance bagi instansi dalam mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Selain itu pula ingin merubah image bahwa Inspektorat tidak menjadi instansi yang menakutkan, namun menjadi instansi yang dirindukan, tandasnya. ? Adapun sebagai nara sumber pada kegiatan tersebut adalah Kepala Bagian Evaluasi dan Lapangan Inspektorat Jendral Kementrian Dalam Negeri, Ahmad Husin Tambunan, SSTP, MSi, Sekda DIY Drs. Ichsanuri dan Inspektur DIY Sumadi, SH, MH. ? Larwasda digelar dua hari sejak 15 hingga 16 Juni 2015 diikuti oleh Jajaran SKPD DIY, UPTD di Lingkungan Pemda DIY serta Inspektur Kabupaten / Kota. (teb) ? ? HUMAS DIY KOMENTAR |