Ngampilan Peserta Lomba Desa Tingkat DIY Tahun 2015
Yogyakarta (09/06/2015) Tim Penilai Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat DIY, datang ke Kelurahan Ngampilan kali ini adalah sebagai tindak lanjut ekspose mengenai potensi-pontensi yang dimiliki. Tim ingin melihat secara langsung di lapangan, apakah hasil-hasil yang dicapai dalam program pembangunan di Kelurahan Ngampilan telah benar-benar sesuai dengan hasil ekspos, dan apakah semua potensi ada telah tergarap dengan baik oleh warga masyarakat.
Demikian sambutan tertulis Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan Setda DIY Drs Sulistyo, SH. CN, M.Si pada acara Penilaian dan Verifikasi Lomba Desa tingkat? DIY di Kalurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta Selasa siang. (09/06).
Lebih lanjut Gubernur mengatakan Untuk itu, saya berharap Kelurahan Ngampilan sebagai salah satu peserta lomba, telah benar-benar melakukan pembenahan dan pembangunan yang optimal. Sehingga, hasil akhir yang nanti akan diperoleh merupakan sebuah potret dari Kelurahan Ngampilan yang sesungguhnya.
Asisten Pemerintahan Kota Yogyakarta Drs. Ahmad Fadli mewakili Wali Kota Yogyakarta dalam sambutannya mengatakan selamat datang kepada segenap tim yuri dari Pemda DIY yang dipimpin Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda DIY semoga dengan dinilainya kelurahan Ngampilan menjadi cambuk bagi kegotongroyongan masyarakatnya dan tidak semata mata mencari juara.
Sedang Lurah Ngampilan Maryuni, S.Sos dalam laporannya mengatakan unggulan yang ada di wilayah ngampilan diantaranya adalah, Meja Serasi, Mawar Arum, Merti Bakpia, Perpus digital, dan Pos obat keluarga, beliau juga mengatakan ?walau kota yogyakarta mewakilkan dua kecamatan untuk maju lomba desa namun ia berharap ngampilan sebagai pemenang dan berhak maju ke tingkat nasional.(bin)
?
Gubernur DIY inginkan kerjasama sister city dengan New ZealandYOGYAKARTA (12/05/2015) ? Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedong Wilis Kepatihan Yogyakarta menerima kunjungan duta besar New Zealand untuk Indonesia Trevor Matheson. Kedatangan ke Yogyakarta dimaksudkan untuk pengembangan kerjasama yang sudah terjalin sejak tahun 1960.Beberapa poin yang dibicarakan saat ini antara lain bidang pendidikan, ?pertanian, penanganan kegempaan? dan energi terbarukan di Yogyakarta. Gubernur DIY ?mengatakan sangat menyambut maksud tersebut dan menginginkan terbentuknya wadah kerjasama sister province/ sister city antara Yogyakarta dengan provinsi di New Zealand yang memiliki kesesuaian. Sebagaimana sister city antara Yogyakarta dengan beberapa provinsi lain dari negara sahabat, hal ini akan memudahkan untuk peran serta timball balik misalnya misi art and culture , mengalirkan investasi, pelibatan masyarakat, dan fasilitasi dukungan dari pemerintah pusat di Indonesia. Gubernur DIY ?membuka kemungkinan kerjasama dalam berbagai hal, antara lain pendidikan, pertanian, peternakan dan pengembangan pariwisata. Khususnya wisata alam di Gunungkidul kondisi alamnya ada kemiripan dengan beberapa kawasan di New Zealand yang sudah lebih dulu dikembangkan. Gubernur DIY juga menjelaskan kepada dubes bahwa disamping sangat terbuka kerjasama yang bisa dibangun, lebih dari itu masyarakat Yogyakarta sangat komunikatif dan nantinya mudah dilibatkan di dalam kerjasama? tersebut. Ketertarikan Matheson berkunjung ke Yogyakarta karena menurutnya Yogyakarta merupakan model terbaik dan dapat dijadikan teladan dalam pengelolaan pemerintahan dan masyarakatnya. ?Yogyakarta merupakan pusat pendidikan atau jantung pendidikan di Indonesia dan ?khususnya ?pada kesempatan ini dia mengagendakan membahas kembali kerjasama dengan UGM dalam bidang pendidikan, berbagai macam studi geotermal, penanganan pasca merapi dan penanganan masyarakat kurang mampu. Nantinya kerjasama tersebut akan dikembangkan mencakup pendidikan yang lebih rendah hingga pendidikan anak usia dini.. ?Staff kedutaan ?bila belajar bahasa Indonesia juga datang ke Yogyakarta? tambah Matheson. ? Menjawab pertanyaan terkait seberapa populer Yogyakarta di mata masyarakat New Zealand, Matheson mengungkapkan kepopuleran Yogyakarta belum setara dengan Bali. Hal tersebut terkendala belum ada penerbangan langsung Yogyakarta-New Zealand pp. Kedepan dapat harapannya segera teratasi sehingga masyarakat New Zealand bisa lebih sering mengunjungi Yogyakarta. Hadir mendampingi Gubernur DIY Kepala BKPM DIY Drs. Totok Prianamto dan Kepala Bidang Kerjasama BKPM DIY. (m7) ? Pemda Kepulauan Riau Studi Orientasi Kemiskinan Di DIY? Yogyakarta (09/06/2015) Bertempat di gedung Prcimasono Kepatihan Yogyakarta WakilGubernur DIY, Paku Alam IX menerima kunjungan kerja studi orientasi Program Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Riau yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Riau Dr. HM Suryo Respati, SH, MM, Selasa (09/06). Pada sambutan selamat datangnya Wagub DIY mengemukakan bahwa permasalahan kemiskinan tetap menjadi permasalahan pelik untuk dipecahkan, walaupun adanya pertumbuhan ekonomi, ternyata juga tidak berdampak siginifikan terhadap angka kemiskinan. Dalam rangka mengimplimentasikan program-program penangulangan kemiskinan, ketersediaan data tentang siapa dan dimana warga miskin menjadi modal dasar dalam menjalankan program. Akurasi data tentang kemiskinan yang ter-up date merupakan sebuah keharusan, tambah Wagub DIY. Adapun tujuan dilaksanakannya kunjungan kerja ini menurut Respati adalah untuk melakukan koordinasi dan studi orientasi dengan Tim Koordinasi Penanggulangann Kemiskinan (TKPK) DIY terkait dengan kebijakan dan upaya-upaya percepatan penurunan angka kemiskinan di Yogyakarta. Disamping itu rombongan juga ingin mendalami pembangunan system pemetaan basis data di bidang penanggulangan kemiskinan. Hal ini dianggapnya menarik karena system pemetaan dapat menunjang perencanaan di bidang penanggulangan kemiskinan. Dalam kesempatan yang sama Kepala Bappeda DIY, Drs. Tavip Agus Rayanto, MSi mengemukakan bahwa presentasi jumlah penduduk miskin DIY cukup tinggi, yaitu karena rata-rata asupan kalori penduduk DIY dibawah cakupan nasional. Penurunan jumlah penduduk miskin relative sangat kecil, yaitu 0.4 ? 0,5 % per tahun, sehingga perlu percepatan. Sejak 3 tahun yang lalu DIY (2013) menerapkan penggunaan data ?bersama? secara nyata dengan memberikan BKK (kelompok Sasaran RT miskin produktif). Program dilaksanakan sampai dengan tahun anggaran 2015 ini. Sambil melakukan evaluasi, sementara program BKK ini untuk tahun 2016 dihentikan dulu. Data bersama yang disepakati adalah berasal dari data PPLS. Melalui data PPLS 2011 Pemda DIY bekerjasama dengan BPS DIY mengolah dan memverifikasinya. Hasil ini dilengkapi dengan aplikasi GIS sederhana yang dapat mencari RTS berdasarkan nama dan alamat (by name by address). Turut hadir dalam kesempatan tersebut adalah Kepala Dinas Sosial DIY, Drs. Untung Sukaryadi, MM, akademisi Gatot Murseto serta beberapa SKPD terkait. (teb)
? Ekonomi Kreatif Penggerak Perekonomian di DIY 11 Mei 2015 14:10 WIBYOGYAKARTA(11/05/2015) ? Definisi ekonomi kreatif, sejuh ini masih belum dapat dirumuskan secara jelas. Hal ini karena kreatifitas manusia sendiri masih sulit untuk dibedakan, apakah sebagai proses atau memang sebuah karakter bawaan manusia, demikian sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang dibacakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, pada acara Penerimaan Kunjungan Kerja Komite III DPD RI Dalam Rangka Penyusunan Rancangan Undang Undang Ekonomi Kreatif, di Gedhong Pracimosono Komplek Kepatihan Yogyakarta Senin (11/5). Gubernur DIY menyambut baik atas kunjungan anggota Komite III DPD RI dalam rangka penyusunan RUU Ekonomi Kreatif, hal ini penting dalam memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi pelaku ekonomi serta industri kreatif di Indonesia, hal ini seperti yang diharapkan oleh sebagian besar masyarakat DIY. ?Yogyakarta memang merupakan wilayah dengan segudang potensi ekonomi kraeatif, mulai dari sumber daya manusia hingga kultur tradisional yang melekat pada masyarakat, sehingga dengan lahan yang terbatas, potensi ekonomi kreatif dan pariwisata di DIY? sangat menjanjikan sebagai penggerak perekonomian di Yogyakarta? tandas Sultan. Pimpinan rombongan Komite III DPD RI Ir. Abraham Riyanto menjelaskan, Komite III ini membidangi Pendidikan, Agama, Kebudayaan, Kesehatan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, Kesejahteraan Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Ekonomikreatif dan Administrasi Penduduk, Pencatatan Sipil, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perpustakaan. Kunjungan Kerja ini diikuti 8 anggota DPD RI, bertujuan untuk diskusi tentang permasalahan-permasalahan kedaerahan termasuk ekonomi kreatif, untuk kami dalami dan mencari solusi dalam rangka penyusunan RUU tentang ekonomi kreatif. Turut hadir mendampingi Wagub DIY, Asisten II, Dr Ir Didik Purwadi M.Ec serta SKPD terkait, dilanjutkan paparan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UKM DIY, serta Prof DR M Suyanto dari Amikom. (i*/s*) Menggali Potensi Budaya di Bukit Manore Kulon ProgoKULON PROGO ( 09/06/2016) Portla.jogjparov.go.id.- Tari Lengger topeng merupakan seni budaya dari Desa Pagerharjo, Samigaluh Kabupaten Kulun Progo, Tari Lengger Topeng ini menrupakan seni budaya yang sudah turun temurun di uri uri oleh masyarakat pagerhadjo. Hal itu terbukti saat Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY kerjasama dengan TVRI, menyelenggarakan kegiatan Temu Wicara dengan Masyarakat Desa Pagerhardjo, Selasa ( 09/06) di Balai desa Pagerhardjo, Samigaluh Kulon Progo. Narasumber Temu Wicara yang berasal darai Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Dispubpar Kabupaten Kulon Progo dan Dewan Kebudayaan Kulon Progo, menjelaskan bah, di Pagerhadjo ini tidak hanya seni budaya saja yang masih mempunyai ciri khas tersendiri, tetapi di wilayah Samigaluh ini masih banyaka naskah naskah kuno bersejarah masih tersimpan oleh masyarakat. Maka harapannya naskah yang menjadi warisan budaya ini bisa diselamatkan, demikian juga denngan seni tari lengger topeng bisa di angkat menjadi potensi seni budaya yang ada di bukit manoreh. Bukit manoreh masyarakatnya juga masih kental dengan hidup gotong royong yang mana di daerah lain sudah semakin menipis, tetapi di bukit manoreh tetap berjalan dengan baik, dalam gotong royong tidak membedakan suku, agama maupun asalnya. Misalnya umat kristiani ikut membangun masjid, demikian juga sebaliknya umat islam ikut membangun gereja . Di Bukit manoreh selain seni budaya , juga potensi wisata alamnya sangat indah dimana udara yang sejuk dengan tanaman teh disamping kanan kiri sepajang jalan, menambah sejuknya pemandangan bagi wisata yang berkunjung di bukit manoreh. Bukit manoreh tidak hanya dimiliki oleh masyarakat Kulon Progo saja, tetapi juga milik Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelan, sehingga dalam kegiatan seni budaya sering melakukan sinerginitas antar tiga Kabupaten. Dan rencana akan dilaksanakan bedah bukit manoreh yang mana akan menyelenggarakan saresehan mengenai budaya, dan akan melibatkan SKPD di tiga Kabupaten, agar bisa sinergi guna menggali potensi yang ada di bukit manoreh. Masyarakat desa pagerhardjo sangat apresiasi dengan kegiatan temu wicara yang diselenggarakan Biro UHP Setda DIY, karena bisa saling sering mengenai kendala yang dihadapi oleh masyarakat untuk menggali potensi bukit manoreh. Dukungan dari berbagai pihak tentunya sangat diharapkan agar bukit manoreh bisa menjadi IKON , baik seni budayanya maupun wisata alam yang ada di bukit manoreh.( tim hms) HUMAS DIY ? |