SMP Al HusnaTangerang Kunjungi Pemda DIY
?
?
YOGYAKARTA. (23/03/2015). Wakil Gubernur DIY, Sri PadukaPaku Alam IX menerima kunjungan178 siswa siswi dari SMP Al Husna Tangerang, dan diterima di Bangsal Wiyotoprojo Komplek, Kepatihan,Yogyakarta pada Hari Senin (23/03).
Kepala Sekolah SMP Al Husna Tangerang, H Endes Qomari Pasha Ilyas. SH, menyampaikan tujuan kunjungan ke pemda DIY ini adalah untuk silahturahim, disamping itu juga dalam rangka pelaksanaan kegiatan diluar kelas, agar anak didik mempunyai wawasan yang luas yang tentu sangat berguna untuk masadepannya. Diharapkan Wagub DIY dapat memberi nasehat kepada anak didik dari SMP Al Husna Tangerang ini khusus bagi siswa siswi yang akan menghadapi ujian Nasional dalam waktu dekat ini.??Pintanya??
Wagub DIY Sri Paduka Paku Alam IX, menerima kunjungan ini sangat mengapresiasi, terutama kegiatan belajar diluar kelas dikarenakan sangat bermanfaat bagi siswa siswa tersebut. Melalui kegiatan belajar diluar/ lapangan ini siswa harus mampu mengembangkan kreatifitas, giat belajar, serta terbuka pandangannya terutama masalah kebangsaan Negara Indonesia.
Sri Paduka Paku Alam IX, mengatakan bahwa, belajar diluar kelas siswa diharapkan mampu mengambil pengalaman dariapa yang ditemui, akan tetapi tetap disiplin sesuai peraturan. Kegiatan diluar kelas ini harus diagendakan setiap tahunnya, dengan semangat dan format yang berbeda untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
Melalui sesi dialog yang dipimpin oleh Dra. Irawati, Sekertaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, para siswa siswi dari SPM Al Husna Tangerang sangat antusias untuk bertanya langsung kepada Wagub DIY. Sebelum bertanya wagub bercerita mengenai suka dan dukanya dalam menjalankan tugas sebagai Wakil Gubernur DIY.
Dra.Irawati menambahkan, para siswa harus mempunyai semangat tinggi untuk meneruskan kejenjang yang lebih tinggi.Diakhir sesi diskusi bersama murid, Wagub DIY, menuturkan bahwa Yogyakarta sangat menjunjung tinggi kebudayaannya. Walaupun memiliki kebudayaan yang berbeda namun diharapkan siswa tetap memperhatikan adat dan istiadat Indonesia untuk diterapkan dalam kehidupan sehari ? hari dan hidup saling berdampingan sesuai dengan pancasila dan dasar Negara Indonesia, dengan demikian hidup kita akan aman, nyaman trentram dan damai. (n*/***)
HUMAS DIY
?
Kirab Budaya Ogoh-ogoh Menuju Alun-Alun Lor Mewarnai Nyepi Tahun saka 1937? ? YOGYAKARTA (20/03/2015) ? Sebagaimana biasa di setiap tahun, dalam rangka perayaan hari Nyepi tahun ?saka 1937 tahun 2015 ini, dilaksanakan adanya arak-arakan berupa ogoh-ogoh. Proses perayaan Ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta, dan waktu yang maha dasyat. Setelah dilaksanakannya upacara perayaan Nyepi? yang dipusatkan di Candi Prambanan dan dihadiri pula oleh Presiden RI Jokowi, rangkaian ?acaranya dilanjutkan dengan kirab budaya lintas agama yang dimulai sore ini, Jum?at (20/03) yang mengambil start dari halaman Kepatihan Yogyakarta menuju ke Alun-alun Lor Yogyakarta. Menurut Koordinator Kirab, I Ketut S, kirab kali ini diikuti oleh 18 rombongan peserta. Pasukan Bergodo Mangkubumi, Ambarketawang, mengawali kirab? dan dilanjut oleh kelompok jathilan Gunungkidul, kemudian disusul oleh kelompok music rebana yang merupakan perwakilan Umat Islam. Selain itu Barong Sai Pemuda Mataram turut pula didalamnya dan diikuti oleh Perwakilan Umat Kristiani yang merupakan asuhan Romo Sugiyo Pranoto Tegal Senggotan. Dalam arak-arakkan tersebut dimeriahkan pula dengan adanya gunungan lanang dan gunungan wadon. Sedangkan? 8 kelompok ogoh-ogoh yang diarak? adalah : anak-anak saraswati, PMHD kecil, kuda dari dari Sleman, buta putih (respati), bekakak (genderuwa) dari Sleman, buta abang dari ISI, Ayam dari Sleman, Buta jenar (Baracada), Buta ireng dari UGM, PMHD besar dan Buta Brumbun. Terlihat antusiasme masyarakat serta parawisatawan yang berkunjung ke DIY, terutama di sepanjang Malioboro turut pula mewarnai kirab budaya ini. Namun dari semua itu makna yang terkandung dalam pawai Ogoh-Ogoh sebenarnya merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia. Hal tersebut secara implisit, memberikan ide bagi kita semua untuk bersedia melihat sifat-sifat negatif dalam diri kita, dan menjadi terbuka akannya, bahwa hal itu bukanlah hal yang harus ditakuti, namun untuk bisa dilihat dan amati bersama, sehingga dapat dipahami maknanya.(t*)
? ? Situasi Sepi Sudah Menjadi Kebutuhan Manusia Masa KiniYOGYAKARTA (20/03/15) ? Tawur Agung Kesanga Nasional Tahun Baru Saka 1937 atau tahun 2015 masehi dipusatkan di Komplek Candi Prambanan khususnya di Pelataran Candi Siwa (20/03). Acara ini merupakan ritual yang ?digelar sehari sebelum Hari Raya Nyepi dan menjadi spesial karena dihadiri secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo.
Melalui sambutannya, Presiden berharap Upacara Tawur Agung Kesanga dapat memberi inspirasi dan semangat dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Presiden juga berpesan melalui Hari Raya Nyepi, umat Hindu dapat meningkatkan kualitas diri kepada Tuhan serta membangun hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan lingkungan, maupun antara manusia dengan sesamanya. Dimensi vertikal dan horisontal ini menurut Presiden akan melahirkan kehidupan yang aman tentram, dan damai di muka bumi.
Gubernur DIY, Hamengku Buwono X, dalam sambutan selamat datangnya mengatakan situasi sepi sudah menjadi kebutuhan manusia masa kini. Manusia membutuhkan suasana dan udara yang benar benar bersih meski hanya untuk satu hari saja. ?Dengan misi spirirtual dan filosofis itu diharapkan dapat menghantarkan diri pada peningkatan kualitas moral dan pencerahan batin,? kata Gubernur.
Sementara itu Ketua Umum Panitia Nasional Nyepi Tahun Baru Saka 1937, Mayjen TNI I Gede Sumertha, KY, PSC, M.Sc, mengatakan ?tema peringatan Hari Raya Nyepi tahun ini adalah ?Penyucian Diri dan Alam Semesta Menuju Peningkatan Kualitas Kerja?. Tema ini diambil sebagai momentum untuk introspeksi dan mawas diri dalam meningkatkan etos kerja dan menata lingkungan dalam kebersamaan menuju kehidupan yang sejahtera dan damai. Rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan adalah bakti sosial, upacara melasti, serta Tawur Agung yang dilaksanakan pada hari ini.
Acara Tawur Agung Kasanga Nasional turut dihadiri Menteri Agama RI, Panglima TNI, Gubernur Jateng, Forkompimda Jateng dan DIY, para pendeta dan tokoh agama, serta umat Hindu yang datang dari seluruh Indonesia. (h*) ? DPRD PROVINSI JABAR BERSAMA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KE PEMDA DIY? YOGYAKARTA (20/03/2015), - Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang wilayahnya tidak terlalu luas, hanya 3.185,80 kilometer atau 0,17% dari luas Indonesia, dengan luas wilayah yang sangat terbatas ini memiliki predikat yang melekat pada daerah sebagai tujuan Wisata, Kota Budaya dan Kota Pendidikan, demikian yang disampaikan oleh Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Dr.Ir. Didik Purwadi M.Ec Asisten Perekonomian dan Pembanguanan Sekda DIY, saat menerima kunjungan DPRD DAN Dinas pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jabar, dan diterima di Gedgong Dalem Ageng Komplek, Kepatihan, Hari Jum?at (20/03) Selanjutnya Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, mengatakan bahwa banyaknya muncul pariwisata di Yogyakarta ini mendapatkan warisan dari para leluhur, dimana dikembangkan menjadi suatu tempat Pariwisata Daerah yang bebasis masyarakat, dengan didukung oleh inovasi, penajaman promosi, peningkatan aksebelitas dan konektivitas, pengembangan SDM pariwisata, serta sinergitas antar pelaku pariwisata Lebih lanjut dikatakan bahwa pembangunan Kepariwisataan Daerah di dukung dengan adanya tercipta pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, menjalin jaringan kerja bersama-sama dengan seluruh pelaku dan masyarakat pariwisata sehingga, mampu menjadikan andalan bagi peningkatan daerah dan kesejahteraan masyarakat Sementara itu pimpinan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Rido dalam kesempatan itu dia sangat tertarik dengan obyek wisata yang ada di Yogyakarta, karena memanfaatkan kekayaan produk-produk wisata yang terdapat di DIY yang merupakan modal dasar yang sangat besar dan terus di manfaatkan melalui cara-cara yang benar. Adapun tujuan kunjungan kerja ke Pemda DIY ini untuk mengetahui bagaimana cara dan proses mengembangkan produk-produk wisata dan pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) yang merupakan tindak lanjut dari UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan. ??Ungkapnya?? Acara dialnjutkan dengan dialog guna mendapatka informasi yang banyak tentang pariwisata DIY, dan cara pengembangannya yang nantinya infomasi ini akan di bawa ke Jabar untuk di implementasikan di Provinsi JABAR. (m*/***)
HUMAS DIY ? Biro UHP Setda DIY Upacara Mengeti Hadeging Nagari Ngayogyokarto HadiningratYOGYAKARTA (20/03/2015) ? Biro Umum Humas lan Protokol Setda DIY ngadani upacara kanggo mengeti Hadeging Nagari Ngayogyokarto Hadiningrat sing kaping 260 ono ing pelataran sisih kulon Bangsal, Kepatihan Yogyakarta, dino Jemuwah Pon esuk,arso 29 wulan Djumadilawal 1948 ehe, ngepasi tanggal 20 Maret 2015. Minongko pengarep ing upacoro Ir. Sigit Haryanta, MT sing ugo Kepala Biro Umum Humas lan Protokol Setda DIY ngendiko yen ing dinten meniko sederek-sederek ketingal saiyek saeko kapti ngagem busono kejawen utawi mataraman ngayogyokarto, sak dangunipun kito wonten ing mriki nembe dinten meniko kito saget ngagem busono metaraman kados ketingal ing jemuwah pon punika. Kejawi puniko, Ir Sigit Haryanto, MT jlentrehaken, andadosno ing pamrikso bilih rikolo semanten suryo kaping 29 Jumadilawal warso 1755 meniko pinuju Hadeging Nagari Ngayogyokarto Hadiningrat engkang adedasar wontenipun perjanjian giyanti. Wonten ing perjanjian tuwuh pemerintahan engkang dipun wonteni tatanan soho paugeran, saenggo gumelar dados negari Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Naliko semanten Kasultanan Ngayoyokarto Hadiningrat madeg ing warso 1755 dening pangarsaning Pangeran mangkubumi kanthi gelar Sri Sultan Hamengku Buwono engkang jumeneng kaping I. Semanten ugi Kadipaten Pakualaman dipun jumenengaken rikolo warso 1813 dening Pangeran Notokusumo (sederek Sultan Hamengkubuwono II) engkan pinaringan gelar Adipati Paku Alam I. Sakbubaring Upocoro diadani sarasehan ing gedung Pracimosono kanti irah-irahan coro ngagem busono jowo ingkang dipun aturaken dening Ki Danu Wresni minongko abdi dalem Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Ono ing kalodangan kasebut, kabeh poro punggowo Biro Umum Humas lan Protokol Setda DIY melu nganti paripurno.(b*)
Humas DIY
? |
- Mujahadah Akbar Hadeging Nagari Ngayogyakarta ke - 268
- Sarasehan Hari Perempuan Internasional DIY 2015
- Aksi Sosial Donor Darah dalam rangka Peringatan Hari Kartini Tingkat DIY Tahun 2015
- SEMANGAT HUT 69 PERSANDIAN REPUBLIK INDONESIA
- Gubernur DIY meresmikan dua Embung dan showroom batu akik di Gunungkidul