Dengan Bermusik Membantu Pengembangan Integritas Seseorang
Belajar musik sebaiknya dikenalkan pada usia awal, yaitu sekitar usia Sekolah Dasar (SD) antara 8 hingga 12 tahun. Dengan musik dan gamelan akan menambah kepekaan seseorang, dalam hal ini? dari segi kemanusiaannya. Hal demikian dikemukakan Gubernur DIY, Hamengku Buwono X di ruang kerjanya, Gedung Willis Kepatihan Yogyakarta pada ?Rabu (19/10) dalam menerima audiensi rombongan dari MSO Australia.
Kebanyakan anak-anak di Yogyakarta bisa membunyikan dan mengenal musik rata-rata di level SMA. Dengan kehadiran MSO (Meulbourne Sympony Orchestra) ke Yogyakarta selama seminggu ke depan. Mungkin hal ini akan meningkatkan kualitas bermusik orchestra ?di Yogyakarta, ujarnya.
Gubernur DIY ?yang didampingi oleh Kepala BKPM DIY, Drs. Totok Priamnanto dan Wakil Kepala Dinas Kebudayaan, Singgih Raharjo, SH, MEA menandaskan bahwa, kedepannya dengan serius akan merumuskan program yang berkelanjutan. Setiap SD di DIY diharapkan mempunyai seperangkat gamelan maupun alat musik. Karena dengan bermusik menurutnya akan membantu pengembangan integritas seseorang.
Para guru MSO yang dipimpin oleh Ketua Rombongan, Sophie Galaise selaku Managing Director MSO yang datang dari Australia selama seminggu ini, akan melatih siswa SMKI Yogyakarta dan kemudian akan mengadakan pentas bersama di ISI (Institut Seni Indonesia) pada Sabtu, 23 Oktober 2016 yang akan datang. Disamping itu dari hasil pelatihan tersebut akan dipilih beberapa siswa untuk diberikan beasiswa belajar musik di Australia. (Teb)
Perlu Adanya Upaya Untuk Menjaga Kualitas PemudaPemuda merupakan agen perubahan dan sumber kekuatan reformasi moral dan tentunya perlu dibina. Hal tersebut dibahas pada acara dialog interaktif Jogja Gumregah edisi Rabu (19/10) dengan mengusung tema ?Pemuda Cerdas, Berbudaya dan Berkarya?. Bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, disiarkan langsung dari studio 1 TVRI Jogja pukul 18.00-19.00 WIB. Dialog interaktif yang dipandu oleh Artika Amalia, mengulas tentang kondisi pemuda saat ini. Kemajuan teknologi dan berkembangnya informasi yang semakin luas mengakibatkan terkikisnya budaya yang ada pada diri pemuda. Pemuda yang cerdas, namun masih dipertanyakan segi berbudayanya yang diharapkan untuk menghasilkan karya. Drs. Suroyo selaku Kepala Bidang Perencanaan dan Standarisasi Dikpora DIY menuturkan, ?Secara umum pemuda di DIY sudah sangat maju. Dari tingkat pendidikannya mayoritas sudah sampai pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada segi kecerdasan sudah memadai, baik sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Namun, perlu adanya upaya untuk terus menjaga kualitas mereka?. Mengingat bahwa kemajuan teknologi yang tidak dapat dipungkiri, jika tidak di bimbing dengan baik akan terkena pengaruh global yang negatif. Tantangan generasi muda saat ini ialah adanya interaksi yang mudah dan luas dari segala sisi. Ini yang diharapkan pemuda dapat menyaring dari sumber-sumber yang ada. Memilah segi positif dan negatif. Seperti yang di sampaikan oleh Drs. Bayu Haryana, M.Si, Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan bahwa pendidikan harus sampai pada pembangunan karakter. Pendidikan secara cerdas bisa membangun manusia secara beradab. Karena selain pendidikan merupakan alat transformasi, pendidikan juga dapat memanusiakan manusia dan memberdayakan. ?Pendidikan tidak harus cerdas, tetapi berbudaya. Adanya olah pikir, rasa, karsa akan membentuk pemuda yang menghasilkan karya?, tambahnya. Peran serta keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah harus saling bersinergi. Selain itu, perlunya komitmen yang dimiliki dalam tiap diri pemuda membantunya untuk survive dalam kehidupan. Untuk menyiapkan pemuda cerdas, berbudaya dan berkarya, tidak lepas dari peran pemerintah.? Fasilitas yang baik dalam membina para pemuda akan menghasilkan pemuda yang berkualitas. Dialog semalam yang berdurasi selama 60 menit, dihadiri oleh beberapa guru sekolah dasar (SD) dari SDN Tegalrejo 3 dan beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. (rzm/irw) Rombongan MIKTA Simak Penjelasan Tata Ruang YogyakartaGubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengadakan jamuan makan malam dengan rombongan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia) di Bangsal Srimanganti Kraton Yogyakarta pada Selasa (18/10) malam. Sejumlah petinggi negara hadir dalam jamuan tersebut, antara lain Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, H.E Esti Andayani, perwakilan Anahuac University Mexico Prof. Ricardo Morales, Deputy Chief of Mission, Turkish Embassy Ms Nihan Cetin, perwakilan Australian Centre for Christianity and Culture Prof. Stephen Pikard, dan perwakilan Myongji University Korea Selatan Prof. Park Hyonda. Serta jajaran pejabat dan Kepala SKPD terkait di lingkungan Pemda DIY. Gubernur DIY menyambut baik serta mendukung kegiatan Interfaith and Intercultural Dialog. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat tercipta kerukunan dalam kehidupan beragama diantara masyarakat internasional . Dalam sambutannya Gubernur DIY menyampaikan Yogyakarta merupakan city of tolerance. Hal tersebut tercermin dari nilai-nilai Hamemayu Hayuning Bawana, Sangkan Paraning Dumadi dan Manunggaling Kawulo Gusti yang harus dimiliki oleh seorang raja di Yogyakarta dan juga dari aspek filosofis tata kota Yogyakarta. Lebih lanjut Gubernur menyampaikan bahwa seorang raja bukan eksekutif tetapi kekuatan spiritual yang melambangkan personifikasi nilai. Hal tersebut dapat dibentuk melalui sikap yang adil serta mengayomi masyarakat tanpa terikat oleh agama. Menjadi kewajiban seorang raja dengan tanpa membeda-bedakan asal usul agama rakyatnya untuk menghantar sampai ke Pal Putih Tugu, sebagai simbolisasi vertikal yaitu keimanan dan ketakwaaan. Inilah secara makro hakikat aspek filosofis tata kota di dalam mewarnai kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sehingga yang namanya toleransi menjadi sangat penting sebagai proses perjalanan di dunia ini. Dan ini tetap di pertahankan sampai sekarang. Dengan harapan semoga saja dialog ini dapat menyamakan persepsi dalam lintas agama dan budaya. Lebih bisa memahami kondisi dan potensi yang ada di Yogyakarta. Tidak sekedar masyarakatnya saja yang memiliki kesadaran untuk menghargai satu sama lain. Acara jamuan makan malam interfaith and Intercultural Dialog dimeriahkan dengan penampilan para penari cantik yang membawakan tarian Srimpi Pandelori dan Tari Senggana Yaksadewa. (ay) Kunjungan DPR Papua ke Pemerintah DIYPemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menerima kunjungan dari DPR Papua, siang ini (17/10) pukul 13.00 di Bale Cepoko, Komplek Kepatihan Yogyakarta. ?Kunjungan ini merupakan kunjungan studi banding dengan pemerintah DIY terkait pengendalian dan administrasi kependudukan?, ungkap Ruben Magai selaku ketua rombongan dan wakil ketua Badan Pembentukan PERPASI PERDASUS (BP 3) DPR Papua. Lebih lanjut dijelaskan, mengingat status istimewa yang diberikan kepada Daerah Istimewa Yogyakarta sudah lama, maka pengalaman yang didapat juga lebih banyak. DIY yang diberikan kepercayaan untuk mengelola daerahnya terbukti mampu dapat mengelola dengan baik khususnya kependudukan. Diharapkan studi banding ini dapat memberikan penguatan terhadap regulasi untuk melaksankan setiap kebijakan. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Umum, Dra. Kristiana Swasti, M.Si menyampaikan ucapan terimakasih atas kunjungan DPR Papua ke Pemda DIY. Terkait kependudukan, Gubernur menjelaskan kependudukan merupakan hal yang harus diperhatikan, karena merupakan faktor yang sangat strategis. ?Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas, akan menjadi aset dengan diimbangi perekonomian yang baik. Sehingga sumber daya manusianya harus ditingkatkan?, tambahnya. Pemda DIY telah berkomitmen dan berhasil dalam menahan laju jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sehat (KS) yang bekerjasama dengan BKKBN DIY. Program tersebut merupakan sedikit gambaran dari sistem kependudukan DIY yang dapat dipelajari kepadaDPR Papua. Kunjungan yang sama rencananya akan dilakukan ke Batam untuk mempelajari otoritas dan pemerintahan. Turut hadir perwakilan Asisten Keistimewaan, SKPD Pemda DIY, BKKBN DIY, BAPPEDA DIY, Tata Pemerintahan DIY dan rombongan DPR Papua. Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Kemudian ditutup dengan penukaran cinderamata dan foto bersama. (rzm) Sri Sultan HB X Hadiri Hari Jadi Kulon Progo ke-65.Slogan Kulon Progo sebagai? ?jewel of jogja ? dapat diwujudkan sebagai mustikaning tanah jawi. Harapan demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan HB X ?dalam sambutananya yang seluruhnya menggunakan bahasa jawa pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo ke- 65 sabtu sore (15/10) di alun-alun Wates Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih lanjut Sultan menyatakan bahwa Almarhum ?Sri Sultan HB IX pernah menyerahkan Pusaka Tombak? Kyai Amiluhur ke Kulon Progo. Dalam Kebudayaan Jawa, Pusaka merupakan lambang atau gambaran agama dan budaya. Pusaka tak hanya sebagai senjata saja,? karena dalam sebuah pusaka mempunyai banyak makna yang mendalam. Pusaka? mempunyai sifat sepuh, wutuh dan tangguh yang bisa diartikan asah, asih dan asuh kepada seluruh warga Kulon Progo. ? Kanjeng Kyai Amiluhur, juga mempunyai kekuatan untuk mengarahkan kepada tindakan baik serta mampu mendukung adaanya bandara baru di wilayah Temon, Semua itu hanya sebagai sarana mewujudkan Kulon Progo ?Mustikaning tanah Jawi /The? Jewel Of Jawa? yang menggambarkan bumi adikarto yang gemah ripah loh jinawi ?.tandas Sultan HB X. Dibagian lain Gubernur DIY? mengatakan bahwa Pusaka Tombak Kyai Amiluhur sebuah lambing dari bersatunya dua wilayah serta bersatunya kesatuan antara rakyat dengan pemimpin yang diharapkan mampu mewujudkan kesatuan dalam segala tataran. Sementara itu Pj.Bupati Kulon Progo Ir.H.Budi Antono.MSi. dalam laporannya menjelaskan bahwa rangkaian Hari jadi Kabupaten Kulonprogo ke-65 diisi dengan berbagai kegiatan yang diawali dengan ziarah makam Bupati Kulonprogo terdahulu, malam tirakan dan dilanjutkan dengan ?Festival Budaya Menoreh yang akan diikuti 20 Kelompok Budaya dari? Kabupaten Kota se DIY, Kabupaten Pandeglang ,Prov Banten serta Kabupaten Kota tetangga Provinsi Jawa Tengah, bakti sosial dan lain-lain. Upacara semakin meriah selain didukung susana ?cerah tidak ada hujan yang biasanya? setiap sore diguyur hujan ?juga tampil tampilnya 75 seniman seniwati Kulonprogo tampil dengan semangat.di tengah alun-alun.(Krn) |