Satu Gunungan Lanang Dibawa ke Kepatihan
Masih berkaitan dengan peringatan Hari Raya Idul Adha 1437 H, Keraton Ngayogyakarta menggelar acara Garebeg Besar. Melalui acara yang digelar pada Selasa (13/9) tersebut, sebuah Gunungan setinggi 3 meter yang terbuat dari hasil bumi dan aneka macam sayur dan buah dibawa ke Kepatihan dan dikawal oleh bergada (prajurit) serta dua gajah.
Iring-iringan bregada pembawa gunungan tiba di Kepatihan pukul 11.30, untuk selanjutnya dilakukan serah terima dari utusan Sultan dan diserahkan ke Sekretaris Daerah DIY. Dr. Ir. Didik Purwadi, M.Ec selaku perwakilan Pemda DIY yang menerima gunungan lanang (pareden kakung) mengucapkan terima kasih kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan berharap semoga keluarga beserta abdi dalem diberikan keselamatan, kesehatan, dan panjang umur.
Kanjeng Raden Tumenggung Widyo Situro dari Keraton Ngayogyakarta mengatakan dalam sambutannya bahwa, ?Ini wujud perhatian seorang Raja kepada rakyatnya. Dengan membuat gunungan yang berisi aneka macam buah dan hasil bumi, masyarakat percaya gunungan tersebut dapat menjadi berkah," pungkasnya.
Gunungan selanjutnya diperebutkan oleh masyarakat. Untuk menghindari kejadian tak diinginkan, prosesi Grebeg Besar Kraton ini diamankan oleh Satpol PP, Paksi Katon, dan personel Kepolisian.
Sumarni (32), salah satu warga yang ikut berebut gunungan, mengatakan bagian dari gunungan berupa kacang panjang yang berhasil didapatkannya akan digunakan untuk penyubur tanaman. "Biar tanaman subur," kata warga Kota Yogyakarta tersebut. (veh)
Tak Sampai Lima Menit Gunungan Pun Telah Ludes?Kulo nembe pisan niki tumut rayahan gunungan. Ajeng kulo deleh ten nggriyo ngge sarat?. Demikian disampaikan oleh Adi, warga Sambilegi Sleman, seusai mengikuti rayahan gunungan yang berlangsung di halaman Puro Pakualaman Yogyakarta. Gunungan identik dengan acara garebeg yang dilaksanakan oleh kraton Yogyakarta. Acara ini rutin dilaksanakan setiap tahun, yaitu pada saat Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi. Gunungan merupakan makanan dalam jumlah besar dari berbagai hasil bumi yang disusun kerucut menyerupai gunung yang nantinya akan dibagikan kepada rakyat. Gunungan menjadi simbol kemakmuran kraton Yogyakarta. Dan ramainya masyarakat yang memperebutkan didasari oleh keyakinan masyarakat akan adanya keberkahan dari makanan yang ada di gunungan tersebut. Pada kesempatan ini (13/9), gunungan dibagikan dalam rangka grebeg besar karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Gunungan kraton yang dibawa ke Puro Pakualaman merupakan gunungan lanang dan berjumlah satu buah. Yang terdiri dari rangkaian kacang panjang, cabe merah, telur itik, dan ketan serta puncaknya ditancapi kue dari tepung beras yang disebut Mustaka. Tepat pada saat azan Dhuhur berkumandang, iring-iringan gunungan tersebut tiba di depan bangsal Sewokoprojo Pakualaman. Dua ekor gajah turut menyertai rombongan tersebut. Pareden atau gunungan tersebut diserahkan oleh KRT Suwarno Kusumo Yudho, yang merupakan utusan dari Sri Sultan Hamengku Bawono X. Kemudian diterima oleh KRT Projo Anggoro, mewakili KGPAA Paku Alam X. Teriring salam taklim dan doa dari ngarso dalem agar Alloh Swt senantiasa memberikan anugerah berupa keselamatan dan kesehatan juga bagi KGPAA Paku Alam X, sehingga bisa bersama-sama mengayomi rakyat Yogyakarta. Tak lupa KRT Projo Anggoro menyampaikan ucapan terima kasih, semoga persaudaraan yang telah terjalin dapat lestari dan dapat terwujud Yogyakarta sebagai daerah yang toto, tentrem, kerto raharjo. Seusai didoakan, gunungan dibawa menuju lapangan Puro Pakualaman untuk diperebutkan oleh masyarakat. Tak sampai 5 menit, isi gunungan pun telah ludes. (nier) Masyarakat Perebutkan Tiga Gunungan di Masjid Gedhe KaumanSetiap tiga kali setahun Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwana X memiliki hajad menyampaikan Gunungan kepada rakyatnya. Seperti halnya tahun ini, Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman, dan Kompleks Kepatihan menerima Gunungan Hajad Dalem Garebeg Besar 1437 H/2016 M. Masjid Gedhe Kauman sebagai salah satu penerima Gunungan sejak Selasa (13/09)?pagi telah dipenuhi oleh masyarakat yang hendak memperebutkan Gunungan. Total terdapat 3 Gunungan yang diarak dari keraton menuju ke Masjid Gedhe Kauman, yang terdiri dari Gunungan Kakung, Gunungan Estri, dan Gunungan Gepak. Seluruh Gunungan tiba di Masjid Gedhe pada pukul 10.50 WIB. Setibanya di Masjid Gedhe Kauman, Kyai Kanjeng Pengulu, Drs. H. Abdullah Kamaludiningrat menerima sowan dari pihak keraton. Selanjutnya?dilakukan serah terima yang kemudian diiringi panjatan doa oleh Abdullah. Sebelum berakhirnya pembacaan doa, Gunungan yang telah sedia di halaman Masjid Gedhe Kauman segera diperebutkan masyarakat. Hal tersebut menjadi pemandangan unik ketika terdapat salah satu warga yang berusaha menaiki Gunungan. Tidak mengherankan jika kurang dari 7 menit Gunungan-gunungan tersebut telah bersih tak tersisa diatas Jodhang (tempat mengangkut gunungan). ?Adanya garebeg ini adalah untuk melestarikan budaya dan karena adanya hanya pada hari besar Islam, ini merupakan sarana dakwah pula. Sehingga terdapat dua fungsi, yakni fungsi budaya dan fungsi dakwah. Selain itu gunungan ini juga merupakan pemberian Sultan sebagai Raja kepada rakyat atau kawulanya?, ungkap Abdullah dalam wawancara seusai upacara garebeg. Sebelumnya telah dilakukan inspeksi upacara di Alun-alun Lor yang dipimpin oleh Manggalayudha Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Total terdapat 10 bregada yang terjun dalam upacara tersebut, yakni bregada Wirabraja, Daeng, Patang Puluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutro, Surakarsa, dan Bugis. Sedangkan untuk menuju Masjid Gedhe Kauman tiga gunungan yang diarak dan?dikawal oleh Bregada Surakarsa dan diiringi dua penunggang kuda. (anr) Tim Penggerak PKK Gorontalo Kunjungi DIYSalah satu yang menjadikan Istimewa dari Daerah Istimewa Yogyakarta adalah adanya Kasultanan Ngayogyakarta dan Kadipaten Pakualaman, dimana kedua pemimpinnya menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur. Sementara jika melihat wilayahnya yang kecil, DIY dituntut harus maju dan kreatif melalui program pariwisata, kebudayaan, dan pendidikan. PKK DIY turut ambil bagian dalam memajukan wilayah DIY melalui tiga sektor strategis tersebut. Demikian sambutan Wakil Ketua 1 Tim Penggerak PKK DIY GKBRAy A Paku Alam X, saat menerima kunjungan rombongan Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo, di Gedhong Pare Anom, Komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (08/09). Turut serta hadir pengurus Tim Penggerak PKK DIY dari masing-masing kelompok kerja dalam pertemuan ini ?Walaupun Ketua Tim Penggerak PKK DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas berada di Jakarta, koordinasi tetap dilakukan dengan membuat laporan kegiatan setiap bulannya yang disampaikan kepada beliau saat berkunjung ke DIY. Adanya tim perencana dalam Tim Penggerak PKK DIY yang khusus menangani perencanaan segala kegiatan PKK, seperti peringatan Hari Kartini dan Hari Ibu yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya membantu PKK DIY menyusun kegiatan dengan baik?, pungkasnya. Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo, Idah Syaidah Rusli Habibi, S.H., M.H. menjelaskan, sebagai organisasi yang masih muda, kunjungan ini merupakan silaturahim serta ingin menyerap dan sharing tentang keberhasilan Tim Penggerak PKK di DIY. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya mengenai manajemen, kesekretariatan maupun operasional kegiatan serta pendanaannya, yang nantinya akan kami terapkan di Provinsi Gorontalo. Hal tersebut oleh Idah dijelaskan telah melakukan kunjungan ke beberapa lokasi lain selama 3 hari yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM), Batik Alusan Jodag (Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Sleman), dan Desa Banyuraden. Sekitar 20 orang rombongan PKK Gorontalo melaksanakan kunjungan tersebut. Kunjungan ini dilanjutkan dengan dialog dan tukar menukar cindera mata, dan diakiri foto bersama. (rzm/ip) Wagub DIY Hadiri ANZI Pasific Forum IVSetelah menuai kesukesan pada ANZI Forum III di Bali tahun 2013, kali ini Yogyakarta diberi kesempatan untuk menjadi tuan rumah pada acara Opening Ceremony ANZI Pacific Forum IV. Acara yang diadakan di Ballroom Royal Ambarukmo Yogyakarta pada Jumat (02/09) malam ini dihadiri oleh 3 negara yaitu Australia, New Zeland, dan Indonesia serta para petinggi di Lions? Club Internasional antara lain International President Robert ?Bob? E. Corlew, First Vice President Lions Club, Past International President, para Anggota Lions Club, dan hadir pula Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diwakili oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X selaku tuan rumah. Acara ini berlangsung dari tanggal 2-4 September 2016. Nantinya para anggota lions club atau peserta akan diberikan workshop mengenai organisasi dan pelatihan-pelatihan kepemimpinan serta menjalin koneksi dan relasi antar anggota lions club. Menurut Jono Koesmo selaku Ketua Pelaksana ANZI Pacific Forum IV, Yogyakarta dipilih sebagai tempat untuk acara ANZI Forum IV ini karena Yogyakarta merupakan salah satu kota yang unik dalam melestarikan budaya dan tempat lahirnya sejarah serta budaya dan tradisi yang sangat kental. Selain itu, pemerintahan berjalan selaras dengan?kesultanan juga menjadikan daya tarik acara yang dihadiri 3 negara ini. Wakil Gubernur DIY menyambut baik atas kegiatan ini, dalam sambutan Gubernur DIY yang disampaikan oleh Wakil Gubernur DIY menyatakan bahwa, ?Kami sangat mengapresiasi kegiatan ANZI Pacific Forum ini di Kota Yogyakarta yang terkenal dengan pendidikan, budaya serta pariwisatanya. ANZI Pacific Forum IV ini guna mengimplementasikan kinerja dari Lions Club dan menjadi sarana untuk bersilaturahim antar anggota dan dapat mengetahui potensi pariwisata Yogyakarta.? Acara ini ditutup dengan bertukar cinderamata serta dilanjutkan dengan sajian makan malam. (veh) |